16. Mianhae

61 6 0
                                    

Soo bin menyingkirkan beberapa sulur yang menghalangi jalannya, membuatnya sadar jika dia sudah cukup lama berjalan. Soo bin berhenti sejenak sambil melihat sekitarnya, berusaha memeriksa keadaan.

Dia terlalu jauh masuk kedalam hutan, pepohonan berjajar lebih rapat dari tempat sebelumnya dan banyak semak belukar, tapi sinar bulan masih bisa menjangkau dirinya. Soo bin berbalik dan berjalan kembali mengingat jalan yang sudah di laluinya tadi.

Detak jantungnya berdetak semakin cepat dan keringat mulai mengucur di wajahnya, tidak bisa di pungkiri dia mulai merasa takut jika dirinya tersesat. Yang dia fikirkan saat ini adalah cepat cepat keluar dari tempat tersebut, langkahnya semakin lama terasa semakin cepat bahkan dia berlari.

Soo bin tidak sadar di depannya terdapat sebuah gundukan tanah, membuat kakinya tersangkut.

Auuw...

Soo bin pun jatuh terguling beberapa kali dan mendarat di depan segerombol anak anak yang tidak satupun dia kenal. Mungkin mereka peserta camping dari sekolah lain fikirnya.

" gwenchana?"

" nuguseyo?" banyak pertanyaan yang di lontarkan mereka pada Soo bin sambil menolongnya berdiri.

" aku mengenalnya " teriak salah satu dari mereka datang membelah kerumunan.

Soo bin untuk kedua kalinya melihat Doyoung, wajah yang sebenarnya tidak dia harapkan untuk muncul saat ini.

" Soo bin ah..kenapa kau bisa ada disini?"

" aku juga tidak tahu " jawab Soo bin sambil membersihkan lumpur yang menempel di celananya.

" kalian lanjutkan dulu aku mau mengantarnya " Doyoung pamit pada teman temannya, merekapun menyetujuinya.

Doyoung menuntun tangan Soo bin untuk mengantarnya kembali ke tenda, Soo bin segera menarik tangannya pelan dari genggaman Doyoung.

Doyoung menyadari bahwa Soo bin menolaknya, dia hanya tersenyum.

" kau masih marah rupanya "

" nega?" tanya Soo bin sedikit kaget

" kau menyimpan dendam padaku " jawab Doyoung sambil tersenyum menggaruk tengkuknya.

" aku? Aku tidak dendam "

" kau salah tingkah dan kau terlihat tidak nyaman berada di dekatku, kau pasti membenciku setengah mati "

" kau ngomong apa sih " Soo bin tertawa kikuk mendengar Doyoung mengatakan hal hal yang Soo bin rasa bukan seperti Doyoung yang dia kenal.

" mianhae, jeongmal mianhae " balas Doyoung lirih.

" Soo bin ah " teriak seseorang dari dalam kabut.

Soo bin mengenal suara tersebut, suara Haechan.

" Haechan  " balas Soo bin sambil berlari menghampiri bayangan yang ada di depannya

Soo bin memeluk Haechan sambil memukuli bahunya, " kenapa kau tidak mencariku? Kau mau mati?" teriak Soo bin

" yaa...aku sudah keliling kesana kemari mencarimu bodoh "

Doyoung memperhatikan interaksi keduanya dari tempatnya berdiri, dia tidak berani untuk menyapa Haechan walaupun mereka berdua dulu sangat dekat. Doyoung memilih pergi meninggalkan mereka berdua setidaknya dia sudah menyampaikan permintaan maafnya.

" kau dengan siapa?" tanya Haechan pada Soo bin yang masih mengumpat padanya.

" kau tidak akan percaya, kau tau aku bertemu dengan siapa"

" nugu?"

" Doyoung..aku bertemu dengannya "

" kau bercanda "

" yaa jika kau tidak percaya, lihat dia ada disana. Perhatikan baik baik dia Doyoung temanmu " Soo bin menunjuk tempat Doyoung berdiri tadi, tetapi rupanya Doyoung sudah pergi.

" kau jangan halusinasi, aku tau kau masih suka padanya. Ayo kita kembali ke tenda " ajak Haechan sambil menarik tangan Soo bin yang masih kebingungan mencari tau kemana perginya Doyoung.

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang