37. Why?

40 5 0
                                    

Haruskah aku bertunangan dengan Haechan? Ku rasa kami sudah cukup umur. Aku sering memikirkan hal konyol akhir akhir ini. Mungkin karena aku terlalu lelah bekerja, aku menunda melanjutkan study ku untuk meraih gelar sarjana. Aku merasa ingin istirahat, awalnya aku berfikir seperti itu tapi kenyataannya saat ini aku  bekerja sebagai perawat  di salah satu rumah sakit di kotaku. Jadi ku putuskan  mengumpulkan biaya untuk melanjutkan study ku.

Aku bukan orang yang akan berpangku tangan dan bergantung pada orangtuaku. Aku sudah cukup malu saat ini jika harus bergantung pada orang tuaku walaupun sebenarnya mereka tidak mempermasalahkannya. Aku merasa lapar siang ini, hiruk pikuk kantin Rumah sakit tidak ku hiraukan, aku tetap akan menghabiskan makan siangku entah apapun yang terjadi. Lagipula hari ini aku libur, sudah seharusnya aku menikmati waktuku.

" kau disini? Bukannya kau sedang libur? " dia temanku yang selalu cerewet tentang ini dan itu. Bagaimanapun dia, aku menyukainya sebagai teman. Dia Eun ji teman sekamarku ketika masih di asrama dan sekarang bagaimana bisa aku masih bertemu dengannya. Karena kami mendaftar di Rumah sakit yang sama dan mungkin kami ditakdirkan menjadi partner kerja.

" sosis disini enak" aku mengacungkan jempolku pada Eun ji sambil menggigit sosis yang baru saja ku tusuk dengan garpu.

" aigooo " Eun ji duduk disampingku sambil meletakkan nampan makan siangnya.

" kau tidak sibuk? Kau sempat makan di kantin? Daebak "

"  zona aman, aku kan handal. Aku selalu bisa mencari waktu untuk makan tanpa merugikan orang lain " Eun ji sungguh luar biasa, dia selalu percaya diri dimanapun dia berada.

" yaa! Kau luar biasa. Habiskan makananmu kau tidak ingin ketinggalan jam visite kan? "

"  kau kenapa sih membahas pekerjaan, aku barus menikmati makananku tanpa memikirkan jam visite. Kau kan tahu aku tidak selalu bisa makan siang di kantin " Eun ji selalu mengomel, membuatku semakin suka mengganggunya.

Aku kembali melanjutkan makan siangku, sebuah pesan dari phone cell ku mampu membuatku mengurungkan niat untuk meneguk jus jeruk yang ada di depanku.

Aku membaca pesan tersebut, dari seseorang yang selama ini sudah ku lupakan. Seseorang yang sudah ku buang jauh jauh dari pikiranku.




                       

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang