9. pity you are

68 8 0
                                    

" aww ...“ aku menjatuhkan tumpukan buku yang ku bawa setelah ada sesuatu yang menabrak ku dari belakang. Aku bertugas piket hari ini jadi sebelum pulang aku harus merapikan kelas selaligus mengembalikan buku ke perpustakaan.

" kau bisa minggir tidak sih " Daisy mengeluh tentang ku tepat ketika aku menoleh kebelakang. Aku hampir ingin berteriak jika Haechan tidak mencegahku, aku tahu Daisy hanya sedang memancingku untuk menjadikannya alasan berkelahi denganku. Haechan benar tidak seharusnya aku mengikuti permainannya.

" kau yang seharusnya memakai matamu "

" kau berani padaku ya?" teriakan Daisy seperti cicitan tikus membuat telingaku sakit.

" kau bercanda, memang kau siapa aku harus takut padamu?"

Daisy mendorong tubuhku dan pergi dengan menginjak beberapa buku yang masih berserakan, " kau harus belajar sopan santun " teriak ku

" Soo bin ah...sudahlah dia hanya orang sakit " Haechan menepuk bahu ku berusaha menenangkanku.

Aku tahu Daisy gila tapi aku hanya tidak menyukainya, dia tidak memberi manfaat apapun setiap hari berkeliaran memutari sekolah dengan teman yang berjalan di belakangnya memangnya dia idol.

Aku memunguti buku masih dengan perasaan campur aduk, tentu saja Haechan membantu. Dia tidak pernah absent jika aku sedang kesulitan, dia anak yang baik terkadang tingkahnya kekanak kanakan tapi itulah Haechan.

                       🍫

Soo bin duduk di dalam kelas sambil membaca novel, di sampingnya ada Haechan yang sedang sibuk menggambar. Haechan memang memiliki hobby menggambar.

"  doyoung ku dengar kau masih jomblo ya " Soo bin tahu pasti itu suara Daisy tapi dia menguatkan diri supaya tidak terpancing, di sisi lain Haechan menyudahi kegiatannya dan mulai tertarik dengan umpan yang diberikan Daisy.

" kau ngomong apa sih " Doyoung menanggapi Daisy dengan santai, Soo bin tahu mereka dulu pernah satu kelas jadi tidak heran jika mereka sudah kenal sejak dulu. Tapi setahu Soo bin, Doyoung tidak pernah sedekat itu dengan Daisy.

" kau tahu tidak Nancy murid kelas 1-3? Dia bilang padaku jika dia menyukaimu. Kau beruntung sekali, dia cantik dan populer. Bagaimana kalau aku comblangkan?"

" terserah apa katamu " Soo bin yakin Doyoung menjawab dengan tertawa, jika dia bercanda kenapa terasa begitu menusuk di hati Soo bin.

" kau tidak apa apa?" Haechan memastikan keadaan Soo bin

" aku? Memangnya aku kenapa?"

" aku berharap kau tidak memikirkan perkataan Daisy, dia memang suka membuat orang lain gila dengan kata katanya "

" gwencanha " Soo bin tersenyum pada Haechan dan kembali membaca novel.

                       🍫

Soo bin berjalan pulang dengan tergesa gesa, langit terlihat gelap sore itu. Soo bin yakin sebentar lagi pasti hujan. Terlebih dia lupa membawa payung.

Soo bin melihat Doyoung tidak jauh dari tempatnya berdiri. Doyoung bersama Daisy dan teman temannya, Soo bin ingin menyangkal bahwa itu bukan Doyoung. Tapi bagaimanapun sakitnya dia benar benar Doyoung.

Soo bin merasa sedikit takut kali ini, dia memperlambat langkahnya tidak peduli gerimis sudah mulai turun. Soo bin menghembuskan nafas beberapa kali, bagaimanapun juga Soo bin harus melewati halte tempat Doyoung menanti bus. Sudah beberapa hari ini mereka tidak saling bicara maupun tegur sapa. Soo bin pernah menghubungi Doyoung beberapa kali namun tidak pernah diangkat.

Soo bin tidak tahu apakah hubungan mereka masih berjalan, bahkan bagi Soo bin ini lebih buruk karena sebelumnya mereka adalah teman dekat. Di sela sela fikiran yang berkecamuk, Haechan menghentikan sepedanya tepat di samping Soo bin.

" kau mengagetkanku " keluh Soo bin

" kau melamun ?"

" tidak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

" kau ingin lewat jalan memutar?"

" kau bercanda,sudah mulai gerimis "

" cepat naik "

Soo bin menimbang nimbang tawaran Haechan sebelum menyetujuinya, rupanya Haechan tahu apa yang menjadi kekhawatiran Soo bin.

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang