25. Raport time

36 5 0
                                    

Rapor kelulusan sudah di bagi, mereka bisa bernafas sedikit lega sekarang. Setidaknya mereka hanya tinggal memikirkan ujian masuk perguruan tinggi. Tidak sia sia selama ini Soo bin mati matian belajar, nilainya bisa dibilang cukup memuaskan.

" sayang sekali, kita tidak akan satu kampus ya" keluh Sana sambil menyandarkan kepalanya pada punggung kursi. Dia merasa tenaganya terkuras habis akhir akhir ini.

" kita masih bisa sering bertemu, kau kan tidak akan pindah rumah " Soo bin menimpali keluhan Sana sambil menopang dagunya menatap Sana yang seperti selembar tissue tanpa daya.

Haechan membawa nampan dengan tiga gelas milkshake di atasnya, " choco banana untuk Soo bin, Taro untuk Sana "  Haechan hafal betul rasa kesukaan teman temannya. Jadi dia selalu memesankan minuman untuk temannya jika sedang berada di caffe Bon bon. Tempat nongkrong resmi mereka berempat seharusnya, sebelum Doyoung kerasukan setan plin plan. Itu yang selalu Soo bin katakan jika dia mengingat Doyoung.

                            🍫

Soo bin memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, memilih jurusan keperawatan. Entah apa yang membuatnya memilih jurusan tersebut hanya saja, sebenarnya itu bukan keinginannya. Soo bin ingin melanjutkan ke jurusan Seni rupa tapi tidak mendapat ijin dari orangtuanya, orangtuanya hanya memberi dua pilihan ambil pendidikan atau kesehatan. Soo bin akhirnya mengalah dan mengambil jurusan keperawatan. Itu tidak buruk, jika dia nantinya menjadi seorang perawat dia akan banyak membantu orang jadi itu bukan pilihan yang buruk tentu saja.

Soo bin dengar Doyoung lagi lagi pindah keluar kota, Soo bin memilih tidak peduli akan hal itu terlebih Doyoung seolah tidak menghargai keberadaannya, Haechan maupun Sana. Doyoung melakukan apapun yang dia suka, dia tidak mendengar saran dari siapapun dan dia berkali kali sudah melukai perasaan Soo bin.
Akan terdengar aneh jika Soo bin masih peduli tentang Doyoung.

                              🍫

Soo bin memutuskan menyudahi obrolannya di grup chating bersama Haechan dan Sana. Mereka bertiga sedang tidak banyak kegiatan mengingat sedang masa libur sebelum masuk ke perguruan tinggi. Seru tapi jenuh hal itu yang di rasakan, karenanya mereka bertiga selalu menyempatkan diri untuk nongkrong dan pergi piknik. Terlebih Haechan sering berkunjung kerumah Soo bin dengan alasan meminjam ini itu, padahal pasti dia hanya merasa kesepian dirumah.

Malam itu Soo bin terbangun dari tidurnya, dia pergi tidur jam setengah duabelas dan sekarang masih jam duabelas. Dia menyeka keringat yang mengalir dari pelipisnya, nafas nya tidak beraturan dan detak jantungnya cepat. Pasti dia mimpi buruk, Soo bin menggosok gosok lengannya karena dingin. Ternyata dia lupa menutup jendela kamarnya, pantas saja dingin fikirnya.

Soo bin bangkit dari tempat tidurnya untuk menutup jendela kamar yang masih terbuka. Dia melihat dari jendela kamar tetangganya yang masih terjaga. Mungkin tetangganya sedang mengerjakan tugas, tetangganya itu penulis berita jadi wajar saja jam segini masih terjaga biasanya inspirasi datang di jam jam semua orang sedang istirahat.

Di luar tampak gelap, bintang bintang juga tidak nampak. Mungkin sedang mendung fikir Soo bin.

Soo bin duduk di meja belajarnya merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku, dia meneguk air putih yang ada di gelas, hampir kosong. Dia teringat sudah dua kali meminumnya.

Soo bin tertidur di meja belajarnya sampai pagi," Soo bin ah....kenapa tidur dimeja " Ibunya menggoyangkan pundak Soo bin.

Soo bin mengerjapkan matanya beberapa kali, dia merasakan kram di lehernya. Lehernya seperti terpuntir, dia tidak mampu bangun dan menggapai gapai pinggiran meja untuk tumpuan. Akhirnya dia bisa bangun dengan nyeri yang menyengat seluruh lehernya.

" Aw....sakit " pekiknya

" siapa suruh tidur di meja, kau ini ada ada saja. Kau dicari Haechan, cepat bangun " omel Ibunya, membuat kesadaran Soo bin semakin pulih. Soo bin fikir apa yang di lakukan Haechan sepagi ini dirumah nya, pasti dia numpang sarapan.

Sepeninggal Ibunya keluar dari kamar nya, Haechan berdiri di ambang pintu kamar sambil tersenyum.

" yaa! Apa yang kau lakukan sepagi ini?" teriak Soo bin masih memegangi lehernya.

" kau sudah bangun? Aku hanya mampir, aku habis jogging"

" kau kira aku percaya" keluh Soo bin membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa lembar koyo, dia berusaha menempelkan koyo tersebut pada lehernya tapi beberapa helai rambutnya menghalangi.

Haechan merasa tidak sabar melihat Soo bin yang tidak berhasil menempelkan koyo," dasar, ikat rambutmu " keluh Haechan sambil mengambil selembar koyo dan melepas plesternya.

Soo bin segera memegangi rambutnya supaya tidak menutupi lehernya, Haechan menempelkan koyo tersebut dengan cepat," merepotkan " keluhnya, Soo bin menyikut perut Haechan membuatnya mengaduh.

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang