14. Camping time

59 7 0
                                    

" kau mau mengajakku kemana sih?" aku mengeluh untuk kesekian kalinya di cuaca sepanas ini.

" setidaknya belikan aku minum " teriak ku pada Haechan yang berjalan mendahuluiku sibuk dengan phone cellnya.

" kau mendengarku tidak sih "

" Soo bin ah aku janji akan membelikanmu es serut porsi besar setelah kita menemukan toko alat camping, di gps tinggal beberapa blok lagi. Ayolah aku janji " jawab Haechan sambil menggandeng tangan ku supaya berjalan lebih cepat.

Aku menurut saja padanya, aku sudah malas berdebat dengannya. Haechan ingin membeli sleep bag untuk acara camping sekolah. Sekolah kami mengadakan camping sebelum ujian nasional, sebenarnya para orangtua murid menentang ide ini. Mereka menganggap bahwa sekolah hanya akan membuang waktu secara cuma cuma dan membuat murid lengah dan tidak belajar. Mereka mengusulkan kenapa tidak diadakan bimbel sambil menginap disekolah saja.

Mayoritas murid menolak untuk bimbel selama 24 jam, mereka tentu saja memilih camping. Sebenarnya aku tidak terlalu suka camping tapi aku lebih tidak suka jika harus belajar 24 jam nonstop.

" yaa..kau lihat di kaca toko tidak?" tanya Haechan menghentikan langkahnya sambil memandangi bayangan kami di etalase toko.

" ada apa?"

" kenapa kita serasi sekali sih, kita seperti sedang kencan kan?"

Aku memukul perut Haechan dan mencubitnya berkali kali membuatnya mengaduh kesakitan, " kau tidak waras ya? Mana ada kencan membiarkan ceweknya dehidrasi " keluhku sebal.

" aku kan sudah janji mentraktirmu es serut porsi besar "

" araseo, tapi kau kan sudah punya sleepbag kenapa harus beli lagi "

" aku ingin yang ada lapisan bulunya"

" wahh jinjja...sejak kapan bulu begitu penting "

" sudahlah jika kau protes bisa ku cium kau, itu toko nya ada di sebrang jalan "

Aku segera menyebrang jalan bersama Haechan untuk membeli sleepbag yang sudah di idam idamkan Haechan.

                        🍫

" eomma aku hanya pergi berkemah, kenapa harus bawa kotak p3k?" keluh ku

" jangan pergi jika kau tidak membawanya " ancam ibuk ku, Ibuku selalu bertindak berlebihan di situasi apapun. Tapi begitulah Ibuku, aku tetap menyayanginya.

Ibuku tidak akan membiarkan kakiku beranjak dari rumah jika aku tidak membawa semua barang yang sudah dipacking.

                      🍫

Sepanjang perjalanan menuju lokasi camping mereka begitu asik menikmati pemandangan yang tersaji di kanan kiri mereka. Dari jendela bus, mereka menikmati hijaunya pohon pinus yang berjajar disepanjang jalan.

Soo bin duduk di samping Sana, mereka berdua berbagi snack sambil mendengarkan musik melalui earphone.

Haechan sibuk bernyanyi dengan teman teman yang lain sambil memainkan gitar miliknya.

Bus hampir tiba di lokasi camping dari kejauhan Soo bin bisa melihat warna warni tenda yang sudah lebih duli berdiri disana, mungkin dari sekolah lain fikirnya. Lokasi tersebut memang sering digunakan untuk lokasi camping dari berbagai sekolah.

Bus berhenti di sebuah tanah yang lapang berdekatan denga bus yang lain juga, di spanduknya tertulis Gimpo Highschool.

" untuk para murid silahkan turun dari bus, jangan saling mendorong dan berebut " instruksi dari guru olahraga terdengar melalui pengeras suara.

Soo bin segera berbenah dan beranjak dari tempat duduknya. Banyak celotehan dari teman temannya yang berbaur menjadi satu mayoritas menyukai suasana sejuk di tempat ini.

Setelah semua murid berkumpul dan berbaris, maka para Guru segera menjelaskan aturan-aturan yang harus di patuhi dan sekaligus memberi peringatan untuk tidak melanggar aturan atau akan dikenakan sangsi.

“semua sudah jelas anak-anak ? “ tanya salah seorang Guru.

“ sudah pakkk ...” jawab para murid serempak.

“ kalau begitu segera dirikan tenda dan kita akan memulai acara selanjutnya “

Semua murid pun berhamburan untuk mendirikan tenda.

“ Soo bin ah, dimana kau taruh tendanya?" tanya Sana

“ wahh aku lupa, masih ada di bus. Biar ku ambil" Soo bin berlari menuju bus setelah menyadari tendanya tertinggal.

Bittersweet 🍫 ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang