Flashback beberapa tahun silam :
Seorang pria paruh baya sedang duduk didepan rumah sambil membaca koran hariannya. Dia adalah Wiratno, Bapak dari Aiza Shakila yang saat ini sedang santai. Waktu belum menunjukkan pukul sepuluh pagi ketika pintu pagar terbuka dan mendapati seorang pria muda tengah berjalan kearah Wiratno dengan ucapan salam serta senyuman ramahnya.
"Assalamualaikum Pak."
"Wa'alaikumusallam." Wiratno menutup halaman korannya kemudian meletakkannya diatas meja kecil yang berada disampingnya kemudian berdiri menyambut kedatangan pria muda itu sambil mengulurkan tangannya. "Alex Apa kabar nak? Sudah lama kamu gak main-main kerumah sini."
Alex menerima uluran tangan Wiratno kemudian mencium punggung tangannya. "Alhamdulillah baik Pak. Maafkan saya beberapa hari ini saya sibuk berada diluar kota."
"Oh begitu." Wiratno hanya manggut-manggut mengerti."Sekolah kamu bagaimana? Sudah mutuskan mau lanjut kuliah dimana?"
Alex hanya tersenyum sambil berkata dengan yakin. "Sudah. Papah sama mamah mau kuliahin saya di Malaysia Pak."
Wiratno hanya tersenyum. Hingga raut sedih kembali terpancar dari raut wajah beliau. Mendapati hal itu, Alex pun bertanya dengan ragu.
"Em, ada apa pak? Apakah terjadi sesuatu?"
Wiratno menatap Alex yang kini begitu perduli dengannya. Sudah tidak ada waktu lagi untuk memendam rasa kesedihannya selama ini. Dengan yakin, Wiratno pun mulai bercerita semuanya pada Alex.
"Seminggu yang lalu, Aiza tertimpa musibah. Kecelakaan ditabrak motor Kepala Aiza terbentur dan.." Wira sudah tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena musibah itu benar-benar membuatnya terpukul.
Alex memegang punggung tangan Wira. "Bapak yang sabar ya. Ini sudah menjadi Takdir dari Allah." ucap Alex yang berusaha mengurangi kesedihan Wira
"Saya tau nak." Wira berusaha memaksakan senyumnya. "Saya tau ini semua sudah menjadi jalan takdir dari Allah untuk Aiza. Termasuk amnesianya. Benturan keras yang terjadi dikepalanya akibat terkena trotoar dijalanan membuat Aiza tidak bisa mengingat apapun. Saat ini, Aiza sedang mengalami masa pemulihan dari semua ingatannya meskipun membutuhkannya waktu secara perlahan."
Kenyataan mendapati Aiza mengalami amnesia membuat Alex merasakan kesedihan teramat dalam hingga beberapa bulan kemudian saat sehari sebelum ia berangkat ke negeri Jiran, ia sempat menjenguk Aiza yang ternyata tidak mengenalinya sama sekali.
Waktu itu, Aiza masih duduk dibangku sekolah dasar. Awalnya Alex menganggap Aiza hanya seorang adik kecil yang ia sayangi meskipun Alex sendiri terlahir sebagai anak semata wayang yang tidak memiliki saudara kandung.
Alex dan Aiza, hidup bertetangga sejak mereka lahir meskipun perbedaan usia dan tingkat pendidikan tidak menjadi masalah bagi keduanya dan membuat Aiza dan Alex sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar bermain game, menonton TV diruang tamu, makan bersama dengan keluarganya dan keluarga Aiza dalam satu meja yang sama bahkan dengan senang hati Alex pun membantu Aiza dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah jika gadis itu mengalami kesulitan.
Kepergiannya dalam menempuh pendidikan kuliah di Malaysia membuat Alex harus mengubur perasaannya dalam-dalam keinginannya hanya untuk bertemu Aiza atau sekedar menghubungi keluarga Aiza untuk menanyakan kabar gadis itu. Selama waktu berjalan, ia mulai menyadari jika rasa sayangnya pada Aiza bukan hanya sekedar hal yang biasa. Ia menginginkan hal lebih dari itu semua.
Alex tidak bisa menepis hal tersebut yang sudah tertanam dihatinya sejak dulu dan dengan berat hati setelah menyelesaikan pendidikan kuliahnya di Malaysia, ia merantau bekerja di kota Samarinda sebagai kepala pimpinan di instansi pemerintah tersebut. Terlalu banyak kenangan yang ia miliki bersama Aiza meskipun hanya kenangan bersama waktu kecil sehingga kepindahannya ke kota rantauan saat ini adalah hal yang terbaik baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Dalam Diam
RomanceKetika dirinya mulai memasuki bangku perkuliahan, disitulah jatuh cinta mulai terukir di hatinya. Aiza Shakila, seorang wanita berusia 18 tahun yang memiliki sifat pendiam dan suka menyendiri namun menyukai Arvino Azka, Seorang Dosen yang tampan, an...