32 - Mencintaimu Dalam Diam

85.9K 4.6K 131
                                    


Aiza masih sesenggukan dalam isakan tangisnya. Kepergian Arvino benar-benar membuatnya terluka ketika beberapa menit yang lalu pria itu meninggalkan didalam kelas. Dari jarak beberapa meter, Reva menatapnya sendu kemudian melangkahkan kakinya menghampiri Aiza dan bersimpuh. Aiza sudah tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika Reva memeluknya.

"Aku tau bagaimana perasaanmu."

Aiza terus menangis terisak didalam pelukan Reva. Perasaanya begitu sesak dan ia merasa lelah selama tiga tahun ini harus menahan cemburu dengan wanita lain.

"Tapi kamu harus bersyukur Aiza." bisik Reva. "Ada seorang pria yang begitu mencintaimu dan serius ingin meminang kamu. Tidak sepertiku. Yang hanya bisa menyukai seorang pria tapi hatinya memilih ke wanita lain."

"Ta-tapi.. hiks, Reva aku, aku harus bagaimana? Aku, aku takut jika-"

"Untuk apa kamu takut Aiza? Untuk apa?" Reva melepaskan pelukannya pada Aiza kemudian membantu gadis itu berdiri. "Ini hubungan kamu sama Pak Arvino. Bukan sama orang lain. Untuk apa kamu memperdulikan mereka? Segera hapus rasa ketakutan kamu sebelum semuanya benar terlambat. Mungkin kamu tidak menyadarinya, jauh sebelum kamu memasuki universitas ini, seorang Arvino tidak pernah mengejar wanita dan kamu adalah satu-satunya seorang wanita yang ingin diraihnya. Selalu ingat semua perjuangan dia untuk kamu sehingga kamu bisa menerima dia, menerima cintanya dan setidaknya kalian bisa berbahagia. Jangan terus saling menyakiti diri sendiri. Masih banyak diluar sana orang-orang yang saling mencintai namun sulit untuk bersama."

🖤🖤🖤🖤


Aiza terdiam dan terlihat melamun memikirkan semua ucapan Reva tadi siang. Meskipun saat ini ia sedang bekerja, tetap saja semua itu tidak menjamin tentang semua isi hati dan pikirannya bisa teralihkan.

Aiza mengecek jam di pergelangan tangannya. Sebentar lagi jam tutup minimarket akan tiba. Situasi datang bulan yang terjadi pada dirinya lagi-lagi membuat Aiza mengeluarkan air matanya karena kegalauan hatinya.

"Kamu dibayar untuk bekerja. Bukan melamun apalagi menangis."

Suara seorang pria membuat Aiza terkejut dan kembali ke dunia nyatanya ketika pria tersebut adalah Alex.

"Ini."

Aiza terkejut mengetahui ada seorang pria yang ia kenal tepat berada didepannya sambil mengulurkan sapu tangan. Aiza menggeleng dengan lemah. Ia menghapus dengan cepat air mata di pipinya kemudian meraih dua kaleng minuman bersoda milik Alex yang akan dibayarkan kekasir.

"Tidak. Terima kasih."

Dan pria itu kembali memasukkan sapu tangannya kedalam saku celananya. Ia memaksakan senyumnya ketika Aiza menolak secara halus uluran sapu tangannya. Disisilain, Aiza juga tidak ingin berakhir dengan mengembalikan sapu tangan tersebut apalagi bertemu dengan Alex.

"Maaf jika kedatanganku mengejutkanmu walaupun saya bela-belain membeli sesuatu di minimarket sini." lontar Alex. "Tadi siang saya ada singgah ke kampus kamu. Cuma mau memberi ucapan selamat pada teman saya. Dia baru saja menyelesaikan seminar skripsi. Setelah selesai, niatnya sih mau pulang. Tapi saya.."

Alex terlihat salah tingkah sambil mengusap ujung alisnya. "Saya gak sengaja dengar percakapan kamu dengan dosen kamu diluar kelas sewaktu saya melewatinya."

Aiza menatap Alex. Sepertinya Alex mendengar semuanya dan hal itu membuat Aiza malu karena baginya hubungan antara Arvino dan dirinya adalah sebuah aib atau privasi. Hanya Allah dan mereka saja yang tahu.

Mencintaimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang