Part 2 - Hard To Believe

524 82 24
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

ONE HEART
Part 02

⌛⌛⌛

Melodi musik klasik pernikahan di dalam aula gedung membuat suasana menjadi sangat nyaman dengan berbagai obrolan dari beberapa tamu undangan. Kondisi ramai dan terkesan akrab. Kedua pengantin tampak berbahagia.

Kondisi berbanding terbalik dengan keadaan di luar aula dimana Taehyung masih tertawa atas lelucon yang tidak dimengerti Soeun. "Jangan ketawa," Soeun berusaha menutupi mulut Taehyung dengan tangannya. Taehyung berusaha menepis tangan Soeun. "Jangan ketawa kubilang!!" amuk Soeun dengan dua tangan berada diselipan kancing kemeja namja itu. Emosi membuatnya menyibak bagian itu dan kancing-kancing kemeja bertebaran.

Taehyung sendiri cukup terkejut dengan apa yang terjadi pada kemejanya. "Bukan salahku," Soeun yang sama kagetnya itu segera berdiri. Mengalihkan pandangannya dari dada yang sedikit terbuka. "Kau yang mulai tadi kan,"

"Kemarikan jasku," pinta Taehyung yang masih duduk dilantai berusaha menjangkau, Soeun menghindar hingga namja itu terjatuh kesamping. Gadis itu menyisir rambutnya dengan jemarinya. Lalu dengan canggung ia pergi mencari lokasi toilet wanita. Soeun melihat seberapa parah robekan gaunnya dan jelas ia tidak bisa pulang jika mengembalikan jas namja tadi. Jas yang dibuka ikatan dari pinggangnya itu ditaruhnya di atas meja wastafel berbahan marmer.

Soeun mengambil handphonenya dari tas mininya. Menelepon asisten ayahnya untuk membawakan pakaian ganti. Namun asisten ayahnya menolak mengingat lokasi pesta pernikahan cukup jauh. Soeun mengigit kuku jempolnya. Gemas si asisten hanya patuh pada ayahnya saja. Gadis itu kemudian menyisiri lagi rambutnya, merapikan riasan dan lipstiknya. Sepertinya ini kesempatannya untuk mengajak ayahnya pulang.

Mengingat apa yang dilihatnya tadi membuat hatinya bersedih. Semakin lama ia merasakan hubungannya dengan ayahnya semakin menjauh sejak kemunculan Nichole. Gadis itu seperti merampas kebahagiaannya. Kebahagiaannya yang hanya hidup dengan ayahnya itu. Andai Wonbin ingin ia berhenti mencintai pria itu maka ia ingin ayahnya memunculkan sosok ibu kandungnya atau setidaknya beri ia ibu yang sepantaran dengan ayahnya bukan musuh bebuyutannya. Tapi Soeun sadar suntikan dana dari perusahaan ayah Nichole tidak mungkin ditolak. Ayahnya tentu tidak ingin kehilangan perusahaan yang dibangun dengan jerih payah.

Soeun tidak ingin terlibat dengan perusahaan ayahnya itu, sebab selain ia tidak mengerti, ia tidak suka bekerja dengan jam kerja yang bakal mencekik waktu santai. Lagipula ayahnya yang masih sangat muda membuatnya tidak perlu cemas. Soeun tidak terlalu ingat masa kecilnya tapi melalui foto-foto tergambar jelas Wonbin benar-benar menyayangi dirinya sebagai putri satu-satunya pria itu. Ia memang selalu ingin menyangkal pria itu ayahnya. Tapi terkadang ikatan batin ayah dan anak bisa dirasakannya di selingan waktu. Ikatan yang hanya bisa terjadi pada pertalian sedarah alias kandung.

Soeun yang sedang berias sambil mengenang itu terkejut melihat Taehyung masuk ke toilet wanita dan mengunci. "Kau bisa baca tidak, ini toilet wanita?"

"Aku tidak buta huruf."

"Kalau gitu kenapa masuk, jasnya pinjam dulu, besok kukembalikan, katakan saja dimana alamatmu," Soeun yang cuek menyisiri kembali rambut halusnya dengan jemari. Membandingkan kecantikannya dengan Nichole didepan cermin. Lalu matanya melebar melihat Taehyung sudah berada di belakangnya. Posisi merapat hingga membuat napasnya tertahan seperkian detik. Diusahakan menyikut kebelakang namun sikut kanannya ditahan namja itu.

"Kau terlihat cantik malam ini," bisik Taehyung menyentuh bagian pinggul yeoja didepannya sementara tangan kirinya menyelip dibagian rambut dan menyentuh halus leher yeoja itu. "Cantik yang memuakkan," geram Taehyung ditelinga kanan Soeun. Soeun tampak meremehkan lalu menekan meja wasfatel dengan perasaan mengkal.

ONE HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang