Part 37 - Good Sleep My Sunshine

279 36 16
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

ONE HEARTBEAT
Part 37

🔅🔅🔅

TOKYO

Rasa lelah bermain game di depan monitor membuat Jungkook beberapa kali memijit pelipisnya. Sepertinya saran Gaeul untuk mengurangi jatah bermainnya mulai harus diturutinya. Layaknya bertengkar dengan kakak perempuan kandung, ia bertengkar hebat dengan Gaeul. Selain karena Gaeul melarangnya pacaran dengan gadis yang baru dikenalnya tapi juga masalah ia bermain game sepanjang hari jika tidak kerja. Ternyata jadi masalah untuk Gaeul.

Gaeul mematikan stop kontak disaat ia sedang bermain game. Sedang seru-serunya membasmi musuh, monitornya mati sekejap. Ia pikir mati listrik. Nyatanya Gaeul yang mematikan keseluruhan listrik rumah. Alasannya menghemat biaya listrik. Sementara ia selalu ingkar janji ketika diminta untuk main game sesuai jadwal.

Yang ia heran Gaeul sangat keras untuk masalah kedisplinan. Yang perlu Gaeul ingat, ia juga bukan pengangguran. Toh ia bekerja paruh baya di sebuah Caffe Ramen. Job memotret di studio juga diterimanya. Belakangan ini memang ia lihat kakak iparnya itu sering uring-uringan dengan memegangi kepalanya. Mungkin karena pusing menghadapinya.

"Akh!! Kalah!!"

Jungkook terkejut dengan suara memekik disebelahnya. Dilepaskannya headphonenya dengan menatapi gadis berambut pendek yang terlihat mengomeli monitor didepannya. Ciri khas gamers loser. Sama sepertinya. Jungkook memakai headphonenya lalu memulai lagi gamenya.

Suara handphone di ponselnya membuatnya melirik. Tertera nama Gaeul yang membuatnya mencibir. Pasti menyuruhnya pulang atau yeoja itu akan menyusulnya. Jungkook mengabaikan panggilan itu dan membunyikan seluruh jemari tangannya. Ia akan menginap di hotel kapsul untuk tidur. Tidak mau pulang sampai Gaeul minta maaf karena membuatnya marah.

"Oi!! Ponselmu berisik sekali!!"

Suara disebelahnya menganggu konsentrasinya bermain. Jungkook menoleh lalu menatapi gadis mungil di sebelahnya dengan sinis. "Pasang volume suara gamemu besar-besar. Kau tidak akan terganggu," saran Jungkook dengan bahasa Jepangnya. Mulai hari ini ia mendeklarasikan dirinya untuk punya pacar orang Korea yang tinggal di Jepang. Tidak perlu lagi bertingkah manis untuk menyenangkan hati kekasihnya yang menuntutnya romantis.

Jangan harap dirinya bisa bertingkah romantis. Gadis disebelahnya masih mengoceh dan memakinya dengan bahasa Jepang. "Itai!!" gadis itu memekik kesakitan setelah kakinya tersandung kaki pembatas bilik. Jungkook menghela napas. Berterima kasihlah pada rasa pedulinya yang tinggi. Namja itu beranjak dari kursinya lalu memberikan botol dingin pada kaki perempuan yang ia perkirakan baru 18 tahun usianya.

"Arigatou," ujar Kanna Hoshimoto mengucapkannya dengan sikap malu-malu. Seraya tangannya mengusapi jempol kanannya. "Kanna Hoshimoto des,"

Jungkook mendelik lalu tersenyum jengkel. "Jadi kau pura-pura terantuk biar aku meresponmu ya. Harus mengorbankan kaki untuk berkenalan denganku?"

Kanna menatap dengan wajah cemberutnya. Salahkah kalau ia sejak kemarin ingin mendapat perhatian dari namja tampan yang bekerja di Caffe pamannya hingga ia menjadi stalker namja itu. Membututinya sampai ke Caffe internet.

"Kalau tidak mau beritahu nama ya sudah," kata Kanna sambil mengembalikan botol minum yang dibelikan Jungkook. "Jeon Jungkook," terdengar suara Gaeul memanggil dan yeoja itu menghampiri. "Kau benar tidak mau pulang hanya karena masalah tadi,"

"Nuna, aku tidak suka bertengkar di luar."

"Kalau begitu, ayo pulang," Gaeul menarik tangan Jungkook dan dengan kasar Jungkook melepaskan tangannya. "Pulang saja, siapa butuh perhatianmu. Kau kan cuman peduli Changi hyong, Yoongi hyong dan Yusuke. Aku hanya nyamuk di rumahmu itu."

ONE HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang