Part 40 - My Little Girls

228 39 14
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

ONE HEARTBEAT
Part 40

🔅🔅🔅

"Dia penipu. Dia mengkhianati cintamu Gaeul. Aku seharusnya tidak percaya bualan dia masih mencintaimu," tutur Boyoung sambil menatapi foto Gaeul didepan guci kecil. Didalamnya masih tersisa sedikit abu dari Gaeul. "Kau memang pantas meninggalkan orang seperti itu."

Boyoung merasakan hatinya yang menjadi pedih sejak Yoongi menginginkan Soeun menjadi Gaeul. Ia percaya Yoongi hanya ingin mempermainkan perasaan Soeun demi ego yang memupuk sakit hati setelah insiden Gaeul jatuh. "Aku menyesal pernah mendukungmu untuk kembali memikirkan perasaannya. Gaeul-ah, maafkan aku,"

Boyoung semakin menundukkan kepalanya. Lebih dalam dengan perasaan lebih terpuruk. Seakan dirinya terlibat dikhianati pria itu, ia membenci Yoongi. Lama terisak nangis, ia merasakan kehadiran orang lain yang berdiri disampingnya. Pria yang baru saja dibicarakannya itu tepat berdiri disamping kanannya.

"Untuk apa, kau ke sini?" Boyoung yang terlihat geram mengepalkan tangan kanannya. "Kenapa kau ke sini? Padahal kau tidak punya perasaan lagi padanya. Semua bualanmu itu sudah tidak berguna lagi Min Yoongi. Kau penipu terhebat. Berkata indah untuk meluluhkan hati dingin Gaeul. Tapi faktanya kau itu pujangga gagal. Semua yang kau katakan padanya menjijikkan sekarang. Dia sudah sia-sia merasa senang waktu kau merayunya lagi. Lucu sekali melihatmu merasa terpukul dengan kematiannya. Bukankah yang seharusnya merasa paling terpukul itu Soeun sendiri. Dia terus berkata padaku. Kenapa dia harus mendorong Gaeul. Kenapa dia harus marah waktu itu? Kenapa dan kenapa selalu dia pertanyakan. Kau dan ayahnya pantas disalahkan jika dia nantinya depresi. Atau mungkin kau ingin Soeun menyusul Gaeul juga baru kalian puas?"

"Sudah selesai?" Yoongi memperhatikan detikan pada jarum jam ditangan kanannya. Menghitung berapa kata yang dikeluarkan dalam tiap detik. Helaan napasnya pun kemudian terdengar kasar. "Kenapa orang-orang disekitar Gaeul senang sekali membuang kata-kata yang percuma. Apa yang kau harapkan dengan buang tenagamu seperti itu?"

"Dan coba kalau bicara jangan satu tarikan napas begitu. Menyiksa dirimu sendiri," lanjutnya memperhatikan Boyoung tampak tersengal-sengal mengatur napasnya.

"Bukan urusanmu juga kalau aku menyiksa diriku sendiri," balas wanita itu pedas. "Lebih baik menyiksa diri sendiri daripada menyiksa orang lain. Kau memandang Soeun sebagai Gaeul? Kurasa kau perlu kacamata kuda untuk melihat dengan jelas. Mamanya Vincent itu bukan Gaeul,"

"Kacamata kuda itu seperti apa? Aku sungguh ingin tahu. Belum pernah lihat soalnya,"

Ditanya begitu Boyoung malah kaget. "Kacamata kuda.......seperti apa ya?" tanyanya bingung sendiri mengilustrasikan dalam imajinya. Sulit pula membayangkannya. "Itu cuman istilah saja," mendadak ia marah. Merasa dipermainkan oleh pertanyaan iseng Yoongi.

Boyoung kemudian menarik Yoongi sampai keluar gedung pemakaman. "Min Yoongi, lupakan tempat ini. Kau tidak pantas berada di sini. Aku mohon jangan injakkan kakimu lagi disini. Aku tidak terima."

"Aku pun juga tidak terima," Leo menimpali. Pria itu mendekat dengan berdiri disamping Boyoung. "Dia benar, kau tidak pantas berada disini. Gaeul sudah tidak ada di hatimu lagi. Jadi kau tidak perlu repot menunjukkan dukamu disini. Sebelum aku benar-benar marah melihatmu. Aku sudah sangat kecewa padamu Min Yoongi. Kau tidak hanya membohongi Gaeul tapi juga aku. Kau yang bilang akan tetap mencintainya meski dia menolak. Tapi kau menganggap Soeun sebagai Gaeul. Kau sendiri yang bilang mereka berbeda. Tapi kau tetap memilih diam Wonbin ahjussi memanggil Soeun dengan panggilan Gaeul. Seharusnya kau tersinggung karena mereka berbeda,"

ONE HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang