Part 27 - I Promise To You Chagi!

274 47 18
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

ONE HEARTBEAT
Part 27

🔅🔅🔅

Cuaca dingin di luar jendela tidak sedingin kondisi di dalam ruang kantor Taehyung, yang saat ini formasinya masih sama. Ada Soeun, Jimin, Jungkook dan Hoseok. Sebuah kejujuran terpaksa diungkap oleh Park Jimin yang memang pernah menyukai Kim Soeun. Menyukai sahabat sendiri hal yang wajar. Namun perasaan itu tertutupi oleh rasa ilfeel Jimin pada kepribadian abstrak Soeun.

Jimin yang tidak menyukai hal rumit menapik perasaan sukanya itu dengan tetap menjalin persahabatan dengan Soeun. Sebenarnya banyak momen untuk jatuh hati pada Soeun namun yang paling mengena dihati adalah care yang ditunjukkan oleh Soeun ketika Jimin sakit sementara Soeun harus pergi ke Paris bersama Wonbin. Liburan yang sudah dirancang Soeun tiga bulan belakangan.

Kala dimana Jimin ingin ikut dan beli tiket harus terhalang oleh sakit mag. Diet yang dilakukan Jimin tidak tepat hingga mag kronik menyerang di saat namja itu sudah persiapkan semua pakaian untuk berangkat. Di suruhnya Soeun untuk berangkat tanpa dirinya. Awalnya memang terlihat Soeun siap meninggalkannya tapi Soeun membatalkan keberangkatannya dan membiarkan Wonbin pergi sendiri.

"Bagaimana aku bisa bersenang-senang di Paris sedangkan temanku terbaring sakit di rumah sakit. Aku ke Paris atau tidak, menara eiffel tetap berdiri tegak disana tapi meninggalkan seorang teman, belum tentu dia tetap berdiri tegak menyambutku pulang."

Pilihan Soeun itu membuat hati Jimin terenyuh dan jatuh cinta tapi sayangnya ia terlanjur bicara hal tidak penting tentang betapa tidak mungkin menjadikan Soeun kekasihnya. Hal yang semakin ia sesali ketika Soeun jatuh cinta pada Yoongi lalu kini pada Taehyung.

"Jadi kau menyukaiku?" Soeun masih menggoda Jimin yang menceritakan kembali bagaimana seorang Park Jimin bisa menyukai seorang Soeun. Sang sahabat. "Jadi sebenarnya perasaanku terbalas dong dulu,"

"Jangan bercanda ya," Jimin mendadak tersinggung. "Aku tahu kau hanya suka ayahmu dulu," gerutunya. "Aku memang suka ayahku. Tapi memiliki dua perasaan sah saja kan. Apalagi aku sedikit sadar kok hubunganku tetap tidak akan berhasil meski pun jika dia bukan ayahku."

"Kau bisa suka Jimin waktu kapan Sso?" Jungkook merasa tertarik. Soeun menoleh dan mencoba mengingatnya. "Oh, setelah aku batal pergi ke Paris itu. Perhatian Jimin terasa sedikit beda. Mengingatkanku untuk makan pagi, siang, makan sore dan makan malam. Pokoknya perhatiannya itu seperti kakek sama cucunya, dan aku sempat gemuk karena perhatiannya itu,"

Soeun menghindari jitakan Jimin dikeningnya. "Aku serius kok." dipeganginya keningnya untuk melindungi diri. "Kalau kita sama-sama jujur mungkin kita masih pacaran atau sudah menikah ya?" lagi-lagi Soeun menggoda Jimin yang makin mengkal.

Jimin menatap datar sahabatnya lalu mendekati yeoja itu lebih rapat. "Kalau kau bicara seperti ini agar aku putus dari Gaeul, kau melakukan kesalahan. Aku tidak bisa melakukan apa yang kau inginkan."

"Kenapa? Kenapa kau harus suka dia. Kau temanku bukan?" Soeun memegangi kemeja putih berlengan pendek yang dikenakan Jimin. Menatap marah sahabatnya itu. "Walau aku temanmu. Bukan berarti kau bisa mengatur dengan siapa aku boleh suka seseorang. Soeun, kalau aku katakan maukah kau pisah dari Taehyung dan biarkan aku yang bertahta dihatimu. Apa kau mau? Kau rela menukar Taehyung denganku?"

Soeun yang gamang melepaskan tangannya dari kemeja Jimin lalu memandangi kursi putar beroda yang biasa menjadi singasana Taehyung. "Bisa, mungkin,"

Jawaban meragu itu membuat Hoseok, Jimin dan Jungkook beradu mata. "Kalian sedang bermasalah ya?" tanya Hoseok heran. "Yang bermasalah itu dia. Aku merasa ada yang dia sembunyikan dariku dan terkadang dia terlihat merasa bersalah padaku. Aku tahu dia terkadang kekanakan. Walau katanya sudah melewati masa wajib milliter sekalipun, sepertinya kegiatan itu juga tidak mendewasakan dirinya. Dia tidak bisa menyembunyikan rahasianya. Ekspresi cemasnya setiap melihatku, membuatku yakin aku seperti duri tajam jika dia terlalu lama menatapku. Dia lebih suka memilih memelukku dari belakang."

ONE HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang