ANTARIKSA 8 || Cemburu Bilang!

142K 7.5K 372
                                    

Jangan dekat-dekat! Gue gak mau kesehatan jantung gue terganggu.


#SenjanaRatulangi

©©©

"Gue ada urusan. Kalian pulang aja dulu."

Teman-teman Antariksa menatap sang kapten dengan pandangan bingung. Saat ini mereka sudah ada di parkiran hendak pulang, namun Antariksa berpamitan kalau dia masih ada urusan di sekolah. Yang benar saja ... Seorang Antariksa yang tidak pernah betah di kelas dan selalu membolos pelajaran sekarang justru betah di sekolah? Tidak masuk akal tentunya.

"Urusan apa Kap? Penting banget?" ujar Bimo.

"Nggak terlalu sih."

"Kalo gitu kita tungguin aja disini." sahut Ucup.

"Nggak usah. Gak perlu. Ini bukan tentang Jupiter jadi kalian balik aja duluan."

"Kalau gitu gue ikut aja yah Kap? Yang lain biar pada balik dulu." sahut Revan.

"Nggak perlu! Udah sana pergi!"

Antariksa mendorong Revan sampai ke depan motornya lalu melambaikan tangan melihat kepergian mereka. Antariksa menghembuskan nafasnya lega, dia berjalan masuk ke dalam sekolah lagi menuju salah satu kelas.

Langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang dia cari bersama dengan siswa yang Antariksa tahu sebagai ketua OSIS. Ini jantungnya yang salah atau memang perasaannya saja kalau dia sedang berdebar? Dia tidak suka melihat lelaki itu mendekati gadis dihadapannya.

"Woi! Ngapain lo pada di lapangan?! Mau jadi ikan asin dijemur?!" ujar Antariksa dengan sinis.

Senjana menoleh ke belakangnya dan melihat Antariksa sudah berdiri melangkah mendekat ke arahnya.

"Lo ngapain disini?" tanya Senjana datar.

"Lah terserah gue! Ini sekolah gue ya bebas lah mau kemanapun disini."

"Ya udah! Sama! Nggak usah tanya-tanya kalo gitu."

Ck! Gadis ini benar-benar ....

Antariksa melotot mendengar jawaban Senjana yang justru menjadi boomerang baginya. Apalagi melihat si ketua Osis itu hanya diam menatapnya tanpa rasa takut. Yang benar saja ... Dia ini Antariksa sabhara. Ketua geng Jupiter yang ditakuti seluruh anak-anak di sekolah ini. Melihat si ketua Osis ini masih memasang tampang tenang membuat Antariksa ingin menenggelamkan wajah itu ke rawa-rawa saja.

"Ngapain lo masih disini?! Pergi sana! Gue ada urusan sama kurcaci didepan lo ini!" sentak Antariksa.

"Apa?! Kurcaci?!" teriak Senjana.

Antariksa meringis menutup telinga kirinya yang berdengung. Memang apa salahnya memanggil Senjana kurcaci? Karena memang tinggi gadis itu hanya sebatas dada Antariksa, termasuk pendek untuk ukuran gadis seumurannya.

"Ish ... Berisik! Nggak usah teriak, suara lo cempreng nggak enak didenger."

"Kayaknya lo gak ngerti perkataan gue tadi siang yah?! Pergi dan jangan ganggu gue lagi!"

"Lo pikir gue bakal mau diperintah sama kurcaci kaya lo?! Yang boleh ngomong dan ngusir kayak gitu cuma gue! Bukan lo! Jadi jangan belagak sok jagoan di depan gue." sahut Antariksa dengan tatapan dinginnya.

"Ada urusan apa lo sama Senjana?"

Antariksa melirik lelaki yang masih berdiri disana tanpa menuruti perintah Antariksa yang menyuruhnya pergi. Sepertinya lelaki ini harus diberi tahu bagimana seorang Antariksa bertindak agar dia tidak meremehkan perkataannya. Hal ini seperti bentuk pelecehan bagi wibawa Antariksa selama ini.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang