Saat 'teman' menghilang seiring berjalannya waktu, ada salah satu yang setia menemani dan itulah sahabat.
#AntariksaSabhara
©©©
"Kamu yang membuat anak saya seperti ini kan? Sudah saya peringatkan jangan pernah dekati anak saya!! Lihat sekarang apa yang terjadi pada Antariksa karena ulah kalian semua!!"
Yudhis hanya dia mendengar bentakan yang keluar dari mulut Ibu kandung Antariksa. Revan, Bimo dan Ucup tengah duduk di sofa ruang inap sambil menundukkan kepalanya. Yudhis menelepon Riana untuk mengabari kalau Antariksa saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit. Dan seperti saat ini, responnya melihat anak tunggalnya terbaring lemah dengan keadaan babak belur tentu membuat wanita paruh baya itu emosi.
Bukan hal yang harus ditutupi lagi kalau Antariksa memang sering babak belur tetapi tidak sampai masuk Rumah Sakit seperti ini. Riana juga sudah tahu kebiasaan putranya dan berkali-kali menegur Antariksa namun tetap saja berakhir dengan pertengkaran antara anak dan Ibu itu. Sekarang melihat selang infus dan perban di kepala Antariksa membuat Riana menjadi lebih emosi dari sebelumnya.
"Maaf tante..." ujar Yudhis lirih sambil menunduk.
"Tidak usah meminta maaf!! Lebih baik kalian pergi dan jangan dekati anak saya lagi!" bentak Riana.
"Maaf kalau Antariksa bisa sampai seperti ini tante, tapi kami tidak akan pergi dari sini."
"KAMU MASIH MEMBANTAH SAYA?!"
"Tante boleh menghina saya dan teman-teman. Itu hak tante, tapi kami tidak akan meninggalkan sahabat kami yang sedang terbaring lemah disini."
"Siapa yang lo bilang lemah taik!"
Semua kepala menoleh ke arah ranjang saat mendengar suara serak itu. Antariksa saat ini tengah duduk berbaring di kepala ranjang rumah sakit menatap Yudhis yang tengah berdebat dengan sang Mamanya. Dasar Antariksa! Sedang sakit saja masih sempat mengumpat Yudhis seperti itu, bahkan wajahnya terlihat datar tidak seperti orang yang baru saja dikeroyok oleh beberapa orang.
"Kamu jangan duduk dulu Atar. Kepala kamu pusing nanti nak." ujar Riana mendekati ranjang putranya.
"Kenapa Atar disini Ma?"
"Kamu gak inget kalau kamu babak belur dipukuli orang?"
"Kalau itu Atar inget. Maksudnya kenapa harus ke tempat ini? Rumah Sakit?!" jawab Atar dengan nada dingin.
Antariksa paling tidak menyukai tempat berbau obat-obatan ini. Bukannya dia trauma atau takut, hanya saja dia merasa tidak bebas. Disini dia tidak bisa melakukan apa yang ingin dilakukan. Selain itu dia juga harus meminum senyawa kimia yang rasanya pahit sampai ke tenggorokan.
"Terus lo mau dianter kemana?! Salon kecantikan?!" jawab Yudhis ketus tanpa memedulikan tatapan tajam Riana.
"Ide bagus! Gue bakal lebih ganteng disana daripada disini kaya orang pesakitan." jawab Antariksa terkekeh.
"Kapten cuco juga..." gumam Ucup yang sayangnya masih didengar Antariksa.
"Apa Cup?!" tanya Antariksa dengan tatapan tajamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/170826862-288-k691167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]
Teen Fiction‼️REPOST AND REVISI‼️ Hidup seperti seorang Pangeran ternyata tidak bisa membuat Antariksa Sabhara bahagia. Kebutuhan akan materi dan kemewahan bukan hal asing baginya. Tumbuh di lingkungan keluarga yang kacau serta kekerasan mental dari sang Mama m...