ANTARIKSA 6 || Emosi Antariksa

156K 7.1K 202
                                    

Saat gue sadar kalau keluarga adalah hal penting tapi gue gak punya hal itu.


#AntariksaSabhara

******

Antariksa memarkirkan motornya di bagasi rumah. Pakaiannya sudah setengah kering karena terlalu lama berkendara. Setelah mengantar Senjana, dia langsung pergi begitu saja tanpa memandang gadis itu lagi. Begitu juga dengan Senjana yang hanya diam saat melihat Antariksa pergi.

Antariksa masuk ke dalam rumah yang kosong seperti tanpa penghuni. Dia hanya menghela nafas pendek, hal ini sudah biasa baginya. Besar dengan para pembantu dan Ibunya yang sibuk bekerja. Sejak kedua orang tuanya berpisah, Antariksa tidak pernah bertemu Ayah kandungnya. Dia tinggal bersama Ibunya yang seorang pengacara.

"Mas Atar sudah pulang? Kok basah? Kehujanan?" tanya Bi Inah, pengasuh Antariksa saat masih kecil.

"Iya Bi, Atar mau mandi dulu." jawab Antariksa.

Setelah itu, Antariksa masuk ke dalam kamarnya. Beginilah kehidupan Antariksa dirumah, maka dari itu dia tidak betah di sana. Lebih baik baginya berkumpul bersama anak Jupiter dan tertawa bersama. Tidak perlu memikirkan tentang keluarganya yang bahkan Antariksa tidak tahu dimana Ayah kandungnya sekarang.

"ANTARIKSA!!"

Teriakan itu membuat pergerakan Antariksa yang sedang melepas pakaiannya terhenti. Dia tahu siapa pemilik suara itu, siapa lagi kalau bukan sang Mama? Antariksa memutar bola matanya malas, tidak biasanya Sang Mama pulang di siang hari seperti ini.

Antariksa keluar kamarnya dan menuruni tangga. Disana Atar melihat Ibunya tengah menatap tajam dirinya dari ruang tengah. Apa lagi kali ini? Itulah yang ada dipikiran Antariksa sekarang.

"Kamu masih ikut tawuran?! Kamu masih ikut geng berandalan itu?!" bentak Riana pada sang putra sambil mengangkat foto Antariksa tengah tawuran.

"Kenapa kalau iya?" jawab Atar tenang.

"ANTARIKSA!! Mama minta kamu sekolah dengan benar dan lulus dengan nilai memuaskan. Apa itu terlalu sulit buat kamu?!"

"Atar juga minta Mama kasih tau dimana Papa. Apa itu terlalu sulit buat Mama?!"

"Kenapa kamu malah bahas Papamu?! Apa dia yang selama ini merawat kamu? Apa dia yang membiayai kehidupan kamu selama ini?! Bukan Atar! Mama yang bekerja, banting tulang buat menghidupi kamu. Kenapa kamu masih mencari Papamu yang bahkan tidak peduli dengan kita lagi!!" bentak Riana dengan mata berkaca-kaca.

"Atar cuma mau tau dimana Papa! Sejak kecil Mama gak pernah kasih tau kenapa kalian bercerai. Atar bahkan udah mulai lupa gimana wajah Papa sekarang. Apa susah buat pertemuin Atar sama Papa?!" jawab Antariksa.

"Kamu gak perlu ketemu sama Papamu!! Kita masih bisa hidup tanpa dia. Mama mohon sama kamu Atar, lupain Papamu dan berhenti berbuat ulah." ujar Riana lebih lembut.

"Kenapa? Mama takut kalau Atar gak bisa terima Om Surya? Makanya Mama suruh Atar buat berhenti mencari Papa?"

"Om Surya orang yang baik. Dia gak seperti Papa kamu Atar... Mama cuma mau kamu berhenti mencari Papamu sebelum kamu terluka seperti Mama."

"Kalau gitu jelasin ke Atar kenapa kalian bercerai!!" teriak Antariksa frustasi.

"Gak Atar! Cukup Mama, yang menanggung semuanya. Tugas kamu hanyalah sekolah dan lulus dengan nilai yang baik lalu kuliah. Kamu hanya perlu jalani kehidupanmu dengan baik. Kamu gak perlu tau tentang masa lalu."

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang