Antariksa dan Senjana tengah menunggu di kursi ruang tunggu bioskop menunggu film yang akan mereka tonton. Senjana memaksa Atar untuk menonton film romantis remaja yang sebenarnya sangat tidak dia sukai. Namun saat menolaknya, Senjana berhasil membungkam Antariksa dengan perkataan.
"Kamu harus nonton ini! Biar tau kalo kita mau kencan lagi kamu harus gimana. Masa harus aku yang ngajarin nanti, kan yang cowo kamu bukan aku."
Antariksa hanya mendengus pelan saat mendengar perkataan Senjana. Tidak bisa dan tidak mau menolak karena entah kenapa gadis itu lebih cerewet dibanding sebelumnya.
"Aku beli makanan dulu buat nanti."
"Kamu gak berniat buat kabur kan?"
"Astaga! Enggak Senjana."
"Hihi ... Yaudah sana! Beli yang banyak biar aku gak kelaperan nanti."
"Kelaparan apa? Tadi aja waktu diresto kamu makan banyak banget." jawab Antariksa mengingat Senjana yang memesan banyak sekali makanan di restoran sebelum nonton.
"Oh jadi kamu gak ikhlas aku makan banyak?!"
"Bukan gitu juga. Iya iya ... Aku beli makanan yang banyak biar kamu tambah gendut tuh."
"Kok gitu sih kamu sama aku?! Jadi aku ini gendut?!"
"Hah? Eh bukan!" jawab Atar gugup karena baru pertama kali menghadapi Senjana yang cerewet seperti ini.
"Terus apa?!"
"Sen, kamu lagi dapet yah?"
"Dapet apa? Lotre?!" ketus Senjana.
"Datang bulan maksudku."
"Iya! Kenapa emang?!"
Pantes.
"Gak! Gapapa kok. Aku beli makanan dulu."
Antariksa pergi dengan menghela nafas lega, ternyata begini yah kalo udah cinta, mau ketua geng aja gak bisa berkutik sama cewe. Antariksa terkekeh sendiri dengan pemikirannya itu. Hanya Senjana yang bisa membuatnya seperti ini. Dan satu wanita lagi. Bukan karena perasaan seperti dia ke Senjana namun karena rasa bersalah. Siapa lagi kalau bukan Wulan, mantan pacar dari sahabatnya yang telah meninggal Nathan.
Saat sedang melamun menunggu antrian, ponselnya yang ada di saku celana berbunyi. Dia mengambilnya lalu menjawab panggilan yang terus menerus berdering dari benda pipih itu.
"Ada ap---"
"Markas diserang Kap! Lo harus kesini sekarang."
"Brengsek! Panca lagi yang ngelakuin itu?!" jawab Atar sambil berlari keluar bioskop.
"No! Lo bakal gak nyangka siapa dalang dari serangan ini."
"Ragavar." jawab Antariksa datar sembari menuruni tangga eskalator.
"Ya. Dan lo tau siapa pemimpin mereka?"
Jeda sebentar dan Atar tidak berusaha menebak. Menunggu siapa yang akan disebut oleh Revan.
"Zano! Saudara dari Nathan. Lebih tepatnya saudara kembar Nathan. Zano Putra Nathanael."
Langkah Antariksa terhenti mendengar nama itu. Adik kembar Nathan. Bayangan masa lalu kembali berkelebat didalam kepalanya. Dulu Atar dan yang lainya tidak terlalu dekat dengan Zano. Setiap kali mereka bermain ke tempat Nathan, saudara kembar lelaki itu selalu berada dikamar. Nathan dan Zano berbeda walaupun mereka kembar. Nathan jauh lebih urakan, pergaulannya lebih luas serta dis lebih senang berfoya-foya seperti dirinya dulu. Hampir setiap hari mereka pergi ke klub untuk sekedar bersenang-senang tanpa wanita ataupun obat terlarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]
Teen Fiction‼️REPOST AND REVISI‼️ Hidup seperti seorang Pangeran ternyata tidak bisa membuat Antariksa Sabhara bahagia. Kebutuhan akan materi dan kemewahan bukan hal asing baginya. Tumbuh di lingkungan keluarga yang kacau serta kekerasan mental dari sang Mama m...