ANTARIKSA 21 || DAMAI SEBELUM BADAI

111K 5.6K 369
                                    

Cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu.

#SenjanaRatulangi

©©©

"Bangun lo kampret! Kebo banget. Udah siang woii!"

Suara bentakan itu memasuki kedua telinga Antariksa yang masih betah bergelung dalam selimut seraya memeluk guling tidurnya.

"Hhmm ..."

"Gue siram air lo yah! Bangun kebo!"

"Ck! Bentaran Yud, badan gue sakit semua ini!" jawab Antariksa dengan suara yang serak serta mata tertutup.

"Suruh siapa sok jagoan dateng padahal muka masih bonyok begitu. Bangun Taik! Disuruh sarapan lo cepetan."

"Berisik lo ah! Gue gak mau sarapan. Gue mau tidur, Yud! Tidur!!"

"Yad yud yad yud! Buka tuh mata. Lo pikir gue mirip sama si ningrat kaku itu?!"

Antariksa mengerutkan kening dalam tidurnya lalu dia berbalik membuka matanya melihat sosok lelaki dengan wajah bak artis korea tengah menatapnya galak. Mata Antariksa mengerjap beberapa kali meyakinkan diri bahwa dihadapannya ini benar nyata.

"Ngapain lo disini?" tanya Antariksa bingung.

"Goblok! Kamar punya gue ya terserah gue mau apa." ketus Panca.

"Gue dimana? Lo siapa? Gue siapa?" tanya Antariksa melihat sekelilingnya.

"PIKIR SENDIRI! KAMBING!"

Panca keluar dari kamarnya dengan emosi. Sementara Antariksa justru terkekeh melihat kekesalan lelaki yang baru saja dia jahili. Astaga... Emosi sahabatnya itu benar-benar belum berubah. Sahabat--- sudah lama dia tidak memakai kata itu untuk memanggil Panca.

Antariksa bangun dari tidurnya, dia menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Selesai membasuh wajahnya, dia menuju pintu kamar dan tepat saat dia membuka pintu Panca yang juga ada hendak membuka pintu sembari membawa baskom berisi air terkejut dan tidak sengaja menumpahkan air ke tubuh Antariksa yang memang sedikit lebih pendek setengah jengkal darinya.

"Oopss ... Gue pikir lo belum bangun."

"Bangsat!"

Panca terkekeh lalu pergi dari hadapan Antariksa. Panca menjadi teringat saat mereka masih dekat dulu dan juga sering bertengkar akibat kejahilan masing-masing. Entah kenapa dia merasa lebih ringan setelah menerima Antariksa dan memilih melupakan masalah diantara mereka.

©©©

"Ma, Atar pamit pulang dulu, maaf udah ngerepotin." ujar Antariksa setelah selesai sarapan bersama.

Bagi Antariksa dan kawan-kawannya yang mengenl Panca memang panggilan Mama dan Papa bagi kedua orang tua lelaki itu sudah bukan hal yang aneh lagi. Mereka sudah seperti keluarga karena Panca kebetulan juga seorang anak tunggal.

"Ya ampun Atar, kamu anak Mama ya enggak ngerepotin lah."

"Iya Tar, sering-sering kesini. Rumah sepi sejak kalian semua jarang main kesini." ujar Doni, Ayah dari Panca.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang