Assalaamu 'alaikum Readers
Selamat membaca jodoh spesial
Semoga suka & semoga bermanfaat
❤❤❤Matahari kini mulai keluar dari tempat persembunyiannya, dengan sangat malu-malu ia menampakkan sinarnya, dan kembali bertugas untuk mencerahkan bumi yang sudah semalaman suntuk nampak gelap, itulah salah satu bentuk rasa syukur matahari kepada penciptanya yaitu dengan menjalankan tugasnya untuk menyinari bumi.
Begitu juga dengan seorang perempuan cantik dengan balutan gamis berwarna dusty pink senada dengan khimar syari yang baru saja selesai mengerjakan tugasnya sebagai manusia untuk beribadah kepada sang pencipta, yaitu sholat subuh tepat waktu dilanjutkan membaca Alquran dengan suara indahnya.
Faysha Thirfa Maziya, itulah nama indah dari seorang perempuan cantik berwajah sunda yang sendu nan indah. Fasyha sangat bersyukur sekali dianugerahkan kesempurnaan pada wajah dan tubuhnya. Banyak sekali yang iri kepadanya, bagaimana tidak Faysha memiliki mata yang indah, bulu mata yang lentik, alis yang tebal nan teratur, hidung yang mancung dan bibir tipis dengan warnanya pink alami, serta deretan gigi yang tersusun rapi tanpa rusuh. Sungguh ciptaan Tuhan yang indah, itulah yang patutnya Faysha syukuri.
"Ada yang bisa Fay bantu Teh?," tanya Faysha ketika sudah berada di dalam dapur, menemui seorang perempuan cantik yang sedang mengerjakan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Fahdah Basimah, seorang perempuan cantik dengan wajahnya yang teduh nan mata yang sayu menampakkan bahwa dirinya adalah perempuan yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Fahdah adalah kakak sulungnya Faysha yang kini sudah menikah dan memiliki dua anak, yang paling kecil baru saja berusia 1 bulan.
"Eh Fay, nggak usah, alhamdulillah ini sebentar lagi sudah selesai, oh iya mendingan kamu bantu Teteh tolong lihat Taqiyah di kamarnya ya, dia sudah bangun atau belum, soalnya ini sudah jam enam pagi," Fahdah menolak halus tawaran bantuan dari Faysha dan meminta tolong kepada Faysha untuk menemui Taqiyah di kamarnya. Dengan sigap Faysha segera bergegas menuju kamar keponakan sulungnya.
"Assaalamu 'alaikum Iyah, eh keponakan Techa sudah siap sekolah ya?"
Gadis kecil yang sedang asyik bercermin sembari memperbaiki kerudung kecilnya itu menoleh ke arah sumber suara, tepatnya di ambang pintu.
"Wa 'alaikumus salaam Techa, iya dong kata Aby sama Amy, Iyah harus semangat cari ilmu, biar disayang sama Allah dan Rasulullah," ucap polos gadis kecil tersebut yang masih berusia 4 tahun tetapi pemikirannya sudah seperti orang dewasa lantaran atas didikan kedua orang tuanya yang ia panggil dengan sebutan Aby dan Amy.
Sebagai seorang Ibu, Fahdah membiasakan memakaikan kerudung kepada sang putri sejak kecil agar nantinya Taqiyah terbiasa menutup auratnya saat dewasa karena menutup aurat adalah kewajiban bagi seluruh perempuan muslimah.
Sebagai seorang Tante yang dipanggil dengan sebutan Techa atau Tante Acha oleh Taqiyah, Faysha sangat bangga dianugerahi keponakan yang sholihah seperti Taqiyah. Teteh dan Masnya berhasil mendidik Taqiyah menjadi putri yang sholihah.
Usai berpelukan bagaikan teletubis yang sangat menggemaskan, Faysha segera menggandeng Taqiyah menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Di meja makan sudah ramai akibat ulah dari Fahdah yang memang hobinya memasak.
Di ruang makan, Fahdah tidak duduk seorang diri, ada sang suami tercinta yang telah menemani hari-harinya menjadi lebih indah selama kurang lebih 5 tahun.
Aqmar Zhafran, laki-laki berumur 29 tahun suami dari Fahdah, serta Aby dari Taqiyah sekaligus kepala rumah tangga di keluarga kecilnya.
"Eh Kakak sudah siap sekolah ya, sini sayang duduk di dekat Amy, kita sarapan dulu ya," Fahdah mengajak sang putri untuk duduk di dekatnya, lebih tepatnya duduk di tengah-tengah Fahdah dan Aqmar, sementara Faysha duduk di hadapan keluarga kecil Tetehnya.
"Oh iya Aa' si kasep mana? kok belum muncul juga? apa sudah berangkat kerja ya Teh?," lantaran kursi di sebelahnya kosong, Faysha menanyakan Kakak keduanya yang belum kunjung keluar dari tempat persembunyiannya.
Faysha adalah anak ketiga sekaligus si bungsu dari tiga bersaudara. Semenjak Sepeninggalan orang tua mereka sejak kecil, Fahdah sebagai kakak tertua berjanji kepada dirinya sendiri akan terus tinggal bersama kedua adiknya meskipun ia sudah berkeluarga. Sampai kedua adiknya menikah barulah Fahdah akan membebaskan kedua adiknya untuk tinggal di mana saja, karena sebagai kakak tertua Fahdah merasa mempunyai tanggung jawab atas kedua adiknya.
"Aa' di sini Neng geulis," belum sempat Fahdah menjawab pertanyaan Faysha, kini terdengar suara seorang pria menghampiri mereka.
Laki-laki tersebut ialah Fathian Syabani, Aa' dari Faysha yang sangat menyayangi adik bungsunya itu, maka tidak heran jika Faysha begitu menyayanginya lantaran Fathian juga sangat perhatian kepada Faysha. Laki-laki tampan, muda nan berkarisma tersebut sedang terlihat rapi dengan baju kemejanya. Fathian bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta sejak 4 tahun yang lalu. Sementara Aqmar tidak bekerja di kantor melainkan ia lebih suka membangun usaha sendiri yang sudah 3 tahun berjalan. Aqmar membangun usaha pencucian mobil yang sudah lumayan maju dan sukses yang ia beri nama "Zhafran Wash" sesuai dengan nama belakangnya.
"Acha pikir Aa' sudah berangkat ke kantor."
Fathian pun segera duduk di kursi yang kosong di samping Faysha. Untuk bergabung bersama keluarganya yang akan sarapan pagi bersama-sama.
Faysha sedang mengunyah nasi gorengnya sembari mengedarkan pandangannya ke depan. Pemandangan yang menyejukkan dikala melihat keharmonisan keluarga kecil kakak sulungnya itu. Keluarga kecil Fahdah yang selalu membuat Faysha baper setiap kali makan entah itu ketika sarapan ataupun makan malam. Begitu bahagianya Faysha ketika melihat Meteh dan masnya. Faysha memang disuruh memanggil Aqmar dengan sebutan Mas lantaran Aqmar adalah keturunan Jawa, berbeda dengan keluarga Faysha yang keturunan Sunda.
Faysha mengembangkan senyuman manisnya ketika melihat keromantisan Aqmar yang sedang menyuapkan Fahdah dengan penuh cinta dan Fahdah menyuapkan Taqiyah dengan penuh kasih sayang. Tidak kalah juga si kecil Taqiyah menyuapkan sesendok nasi goreng kepada Abynya, dengan wajah yang sangat menggemaskan.
"Masyaallah inilah keluarga impian yang selalu aku impikan," ucap Faysha di dalam hati dengan mata yang berbinar-binar.
Fahdah dan Aqmar adalah pasangan yang menjadi panutan Faysha beberapa tahun belakangan ini. Keromantisan serta keharmonisan mereka sukses membuat jomblo yang satu ini sering baper dibuatnya. Itulah salah satu alasan Faysha menjadi jomblo nawaitu yaitu jomblo yang setiap harinya berniat untuk menikah. Karena menikah adalah ibadah dan sunnah Rasulullah. Fasyha selalu merinding ketika sang Teteh memberikan tausiah singkat kepada dirinya yaitu "wanita sangat mudah sekali jika ingin masuk surga, seorang wanita bahkan bebas memilih pintu surga yang mana saja yang ingin dimasuki, asalkan dengan syarat beribadah kepada Allah seperti mendirikan sholat, berpuasa dikala bulan ramadhan, menjaga kehormatannya dan yang terakhir patuh terhadap suaminya.
Kata-kata itulah yang selalu terngiang dalam ingatannya. Faysha memang wanita biasa tetapi jangan salah karena Faysha adalah wanita pecandu ibadah yang tergila-gila sekali dengan surga. Makanya Fasyha menanamkan dalam dirinya, bahwa ia harus bisa menaklukkan surga, tetapi Faysha sadar menaklukkan surga itu tidak mudah dan supaya cepat menaklukkan surga bisa ditempuh dengan menggunakan jalan tol. Dan yang dimaksud jalan tol tersebut adalah menikah. Itulah yang menjadi alasan Faysha setiap malam harus membunuh egonya untuk bangun dan melakukan sholat tahajjud disaat dirinya sedang asyik terlelap semalaman. Faysha harus tetap terbangun dikala dinginnya air di kamar mandi tetap Faysha harus mengambil air wudhu sungguh perjuangan yang luar biasa baginya, tetapi Faysha sadar bahwa untuk mendapatkan sesuatu ia harus bersusah payah dan berkorban.
Dan mini tepat di atas sajadah dengan berbalut mukenah putih bersih Faysha terus meminta dan berdoa kepada sang maha cinta, bahwa dirinya membutuhkan partner untuk menuju surgaNya. Faysha membutuhkan imam sholih yang dapat membawanya ke surganya Allah. Tiada hentinya Fasyha meminta setiap malamnya dan tidak putus asa meskipun sampai sekarang ia masih betah menjomblo dan Allah belum mengabulkan doanya. Tetapi Faysha selalu menanamkan dalam hati bahwa ia percaya Allah akan mengabulkan doanya pada waktu yang tepat.
❤❤❤❤❤
~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Spesial
Romance{Tamat} Bagaimana rasanya jika menikah dengan laki-laki yang belum pernah dikenal?, bahkan belum pernah melihatnya, benar-benar seperti membeli kucing dalam karung. Begitulah yang dirasakan Faysha, perempuan cantik dengan sifat petakilannya, dan kar...