24. Berat Harus Meninggalkan

27.8K 1.1K 8
                                    

Assalaamu 'alaikum Readers

Selamat membaca jodoh spesial

Semoga suka & semoga bermanfaat

❤❤❤


Hari ini Rafka tengah dilanda kebingungan pasalnya nanti siang ia harus berangkat kerja lagi, tetapi melihat kondisi Faysha yang masih belum pulih betul ia jadi tidak tega harus meninggalkan Faysha.  Rafka pun meminta saran kepada mama dan papanya yang kebiasaannya selalu menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga dengan menonton televisi.

"Aka nggak tega harus meninggalkan Faysha yang belum pulih betul Ma."

"Ya sudah kamu cuti saja dulu Aka.''

Hasna memberikan sebuah saran yang sepertinya disetujui oleh Rafka. Tetapi Rafka masih menimbang-nimbang karena ini bukan perkara yang mudah.

"Aku sudah nggak apa-apa kok, kamu berangkat kerja saja."

Rafka terkejut ketika mendengar suara Faysha yang nyatanya sedang berdiri mematung di anak tangga, kemudian segera ikut bergabung bersama mereka.

"Faysha, kamu yakin sudah nggak apa-apa?," tanya Rafka untuk memastikan ucapan Faysha sehingga tidak akan membuat dirinya khawatir jika harus meninggalkan istrinya itu untuk bekerja.

"In syaa Allah aku sudah nggak apa-apa, lagi pula kalau kamu berangkat kerja kan masih ada Mama dan Papa yang menemani aku."

Faysha mencoba meyakinkan Rafka bahwa ia sudah tidak apa-apa dan baik-baik saja, bahkan wajah Faysha sudah terlihat lebih fresh ketimbang kemarin.

"Iya Rafka, benar apa yang dikatakan Acha, kan ada Mama sama Papa yang akan menemani Faysha, jadi kamu nggak usah khawatir ya," sambung Hasna menguatkan ucapan Faysha.

Rafka dapat bernapas lega ketika mendengar ucapan Faysha untuk yang kedua kalinya. Tetapi disisi lain masih ada rasa cemas dan khawatir yang bergulat di hati Rafka. Faysha masih dalam keadaan berduka takutnya nanti jika Rafka bekerja Faysha akan merasa kesepian dan nanti akan teringat kepada Fathian hingga akhirnya Faysha meneteskan air mata lagi dan Rafka tidak mau hal itu terjadi.

❤❤❤


"Kamu harus janji sama saya, selama saya pergi kamu harus baik-baik saja," ucap Rafka ketika sudah siap dengan seragam dinasnya. Faysha yang tengah berdiri di halaman rumah bersama Hasna dan Papa Ilyas hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepala.

"In syaa Allah aku akan baik-baik aja Raf, kamu hati-hati ya, kamu harus fokus, kamu nggak boleh memikirkan apa-apa, dan kamu harus pulang lagi ke rumah ini."

"In syaa Allah, doakan saya semoga baik-baik saja ya."

Usai berpamitan kepada Mama dan Papanya dengan berat hati Rafka harus menerima Faysha mencium punggung tangannya. Kemudian Rafka melangkah untuk masuk ke dalam mobil. Namun Rafka menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Faysha yang hanya bisa tersenyum melihat kepergiannya. Faysha terkejut ketika melihat Rafka berlari ke arahnya kemudian berhenti di hadapannya. Faysha nampak bingung melihat Rafka menatapnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Rafka langsung memeluk Faysha dengan teramat erat. Faysha sedikit terkejut dan terdiam sejenak lantaran ini pertama kalinya Rafka memeluknya bahkan sangat erat. Ada rasa bahagia campur haru ketika akhirnya Faysha mendapatkan pelukan dari Rafka, laki-laki yang sudah halal atas dirinya.

"Saya akan merindukan kamu Faysha, secepatnya saya akan pulang, saya janji."

"Assalaamu 'alaikum."

"Wa 'alaikumus salaam."

Usai puas memeluk istrinya, Rafka benar benar-benar melangkahkan kakinya meninggalkan Faysha yang tersenyum kepadanya. Senyuman itu akan selalu Rafka ingat untuk menjadi mengobat rindu yang nantinya akan menyapa disaat dirinya bekerja.

❤❤❤


Senyuman manis terukir di wajah cantik seorang perempuan berhijab syari yang sedang berdiri di butik bertuliskan Fay-Nay butik.

"Assalaamu 'alaikum."

Semua mata tertuju ke arah perempuan cantik yang tidak asing lagi dimata mereka. Betapa bahagianya ketika melihat senyuman di wajah perempuan cantik tersebut. Apalagi Nayfa yang baru saja keluar dari ruangannya dan melihat kedatangan perempuan cantik tersebut.

"Fay...," panggil Nayfa dengan senang dan langsung berlari menghampiri perempuan cantik yang tidak lain adalah Faysha. Nayfa langsung memeluk Faysha dengan senang sekali karena semenjak kepergian Fathian. Faysha tidak pernah berkunjung ke butik mereka lagi.

"Kamu apa kabar?, aku rindu serindu rindunya tahu sama kamu," ucap Nayfa yang sudah puas memeluk tubuh sahabat semata wayangnya. Faysha pun hanya bisa tersenyum melihat Nayfa yang nampak berlebihan sekali.

"Seperti lirik lagu saja, alhamdulillah aku baik, oh iya Nay ada yang rindu juga sama kamu lho."

"Ya kamu yang rindu aku, iya kan Fay?," sahut Nayfa dengan percaya dirinya. Faysha hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.

"Bukan aku, tapi jodoh kamu, buruan nikah sana, sebelum menikah itu dilarang," celetuk Faysha yang sepertinya sudah mulai isengin Nayfa yang sudah manyun akibat ulahnya.

"Ih Fay...., mulai deh, sebenarnya aku juga rindu sama jodohku, dia nyasar di mana ya?, sudah deh nggak usah bahas soal jodoh, kalau waktunya sudah tepat nanti aku ketemu juga kok sama Mas jodoh."

Nyatanya Nayfa malah serius membahas mas jodohnya yang tidak kunjung datang. Faysha pun mengacungkan jempol kepada Nayfa atas ucapan Nayfa yang bijak.

"Fay, kamu sudah bisa menerima kenyataan kan?, kalau Aa' Fathian sudah meninggal dunia, meninggalkan kita semua."

Awalnya Nayfa ragu untuk menanyakan hal ini, tetapi Nayfa harus memastikan bahwa sahabatnya itu sudah bisa menerima kepergian Fathian untuk selama-selamanya. Tidak memang mudah apalagi Faysha dan Fathian begitu dekat dan tidak bisa dipisahkan namun saat ini takdir memisahkan mereka untuk selamanya.

Faysha sempat menunduk sejenak kemudian memandang wajah Nayfa yang merasa bersalah lantaran tidak seharusnya menanyakan hal itu. Perlahan Faysha mengukirkan senyuman dan mengusap ujung matanya yang hampir saja meneteskan air mata.

"In syaa Allah aku ikhlas atas kepergian Aa' Fathian, Nay.''

Nayfa tersenyum lega mendengar jawaban Faysha yang sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

"Alhamdulillah kalau seperti itu Fay, aku senang dengarnya, memang kehilangan orang yang kita cintai itu berat, dan waktu bersamanya tidak bisa diulang lagi, hanya menjadi kenangan, kita sama Fay, aku dan kamu sama-sama kehilangan orang yang kita cintai, dan kita hanya bisa bersabar, waktu Ayahku meninggal empat tahun yang lalu, aku juga sangat terpukul sama seperti kamu Fay, tapi aku sadar, Ayahku tidak membutuhkan air mataku, tetapi Ayahku membutuhkan doaku, makanya setelah itu aku berhenti menangis bukan karena aku tidak sedih tetapi karena doaku yang dibutuhkan Ayah, bukan air mataku."

Faysha terharu mendengar ucapan Nayfa yang sangat menyentuh hati. Memang benar orang yang sudah meninggal tidak membutuhkan air mata dari orang terdekatnya melainkan membutuhkan sebuah doa agar diterima di sisiNya.

"Iya Nay, kamu benar, dan aku juga bisa mengambil hikmah atas meninggalnya Aa' Fathian, aku merasa kematian itu begitu dekat dan kematian tidak memandang usia, jadi kita harus mempersiapkan amal ibadah kita untuk bekal di akhirat nanti.''

"Iya Fay benar banget, dan walaupun kita sudah berpisah dengan orang yang kita cintai di dunia, In syaa Allah kita akan berkumpul bersama mereka di jannah-Nya Allah."

"Aamiin Allahumma aamiin," Faysha mengaminkannya dari lubuk hati yang paling dalam.

❤❤❤❤❤


~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Jodoh SpesialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang