49

336K 18.6K 2.7K
                                    

Waktu terus berlanjut dengan Raga yang mentraktir Rico makan mie ayam yang letak kedainya tak jauh dari apartemen Rico.

Sepertinya Rico benar-benar menginginkan makanan ituㅡ mie ayam, karena tak biasanya Rico memesan dua porsi mie ayam dengan tambahan pangsit di dalamnya.

Setelah menghabiskan waktu untuk makan mie ayam di dekat apartemen Rico. Waktu terus berlanjut dengan Raga dan Rico yang menikmati setiap detik mereka dengan bermain playstation, menonton film action hingga membahas bagaimana rencana mereka kedepannya untuk memusnahkan Lusi.

Raga tahu jika Lusi bukanlah gadis biasa. Ia bisa menangkap bagaimana gelagat dan tatapan mata gadis itu.

Kini matahari telah berganti tugas dengan bulan. Malam ini gemerlap bintang menghiasi langit malam dengan sangat indah. Bulan pun tak kalah indah dengan cahayanya yang menyinari sebabgian Bumi. Singkatnya, malam ini terasa sangat indah.

Raga mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, jalanan masih dipenuhi oleh hilir mudik orang pulang bekerja. Mata tajam Raga seakan mengintimidasi jalanan di depannya, pikiran Raga jauh menerawang meninggalkan tubuhnya.

Ia memikirkan bagaimana nasib Siska kedepannya. Sebenarnya Raga tak ingin mengambil risiko jika Lusi bisa melukai dan mencelakai Siska kapan saja, Lusi itu gila. Tapi Raga juga tak mungkin menghabisi Lusi begitu saja tanpa bermain-main terlebih dahulu dengan gadis itu. Jika diibaratkan, sayur tanpa garam, hambar.

Raga memarkirkan mobil ferarinya lalu bergegas menuju unit apartemennya.

Raga berjalan di lorong sepi apartemennya, unit di lantai lima memang tidak banyak yang menempati, hanya sekitar tujuh orang dan semuanya rata-rata adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang jarang sekali pulang. Unit apartemen Raga berada di paling ujung, tempat paling gelap yang terlihat sangat menyeramkan. Tapi Raga masa bodoh dengan itu semua, sudah banyak kejadian janggal yang ia alami selama ini, seperti pintu utama diketuk berkali-kali, keran air menyala dengan sendirinya dan televisi yang tiba-tiba mati.

Raga menekan beberapa digit angka hingga pintu apartemennya terbuka. Melepaskan sepatu yang ia gunakan lalu bergegas menuju kamar mandi.

Ia ingin mendinginkan kepalanya yang terasa ingin meledek dan terbelah menjadi tujuh.

Melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya lalu berjalan ke arah shower box. Menekan tombol berwarna biru hingga air dingin meluncur mengenai tubuh telanjangnya.

Raga mendongakkan kepalanya, membiarkan wajahnya terkena tiap-tiap butiran air dingin yang berjatuhan dari shower.

Kenapa hubungannya dengan Siska tidak bisa tidak mendapatkan masalah? Selalu ada saja masalah yang menghampiri hubungan mereka.

Raga ingin segera lulus dan memimpin perusahaan milik keluarganya. Setelah ia mapan menjadi seorang CEO, Raga ingin segera mengklaim Siska seutuhnya sebagai miliknya.

Setelah membersihkan tubuhnya, Raga keluar dari Shower box dengan handuk kecil yang melilit di pinggangnya.

Ia berjalan ke arah lemari lalu mengambil dalaman berwarna hitam dan celana pendek bermotif garis vertikal dan horizontal.

Setelah mengenakan pakaiannya, Raga mengambil ponselnya di meja nakas lalu menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang.

Mengecek apa saja notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Notifikasi yang paling menarik perhatiannya adalah beberapa pesan dari Siska dan email dari orang suruhannya.

Raga membuka notifikasi pesan dari Siska, senyumnya langsung merekah saat membaca pesan itu, ya walaupun pesan itu hanya pesan biasa yang sering Siska kirimkan padanya.

Sweet Psychopath Boyfriend [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang