"Serius nih lo mau pulang?" tanya seorang perempuan dengan ponsel yang menempel di telinganya. Tangan kanannya ia gunakan untuk memasukan keripik singkong yang berada di toples ke dalam mulutnya.
"Iya. Kenapa sih lo gak percayaan banget sama gue?" balas seseorang dari seberang telepon.
"Ya habisnya, lo itu tukang php. Bilang mau pulang eh sejam kemudian bilang gak jadi pulang," cibir perempuan itu.
Terdengar kekehan nyaring dari seberang telepon.
"Bawain gue oleh-oleh yang banyak ya."
"Enggak ah, males."
"Gak bakal gue bukain pintu lo!"
"Masuk lewat jendela."
"Nyebelin ah!"
Kekehan kembali terdengar dari ujung telepon.
"Ya udah maaf. Besok jemput gue jam 2 di bandara ya. Awas aja lupa!"
"Iya, iya! Cerewet deh lo!"
"Oh mulai durhaka sama gue? Liat besok lo!"
"Ih, baperan deh lo. Bodo ah. Byee!"
"See you tomorrow, Baby. Bye!"
Seketika sambungan telepon terputus. Perempuan yang tadi berbincang dengan seseorang di seberang telepon adalah Siska. Siska sangat merindukan seseorang di sebarang telepon tadi. Terhitung sudah 5 bulan ia tidak bertemu dengan laki-laki di ujung telepon itu.
"Awas aja sampe php lagi! Gue bom tuh apartemen dia!" gerutu Siska. Ia tak sabar menantikan kedatangan seseorang yang sangat ia rindukan itu. Orang itu adalah Raka, ia sangat merindukan laki-laki itu. Sungguh.
Hari ini hari Sabtu, jadi Siska bisa bersantai sepanjang hari di kamarnya. Sebenarnya ia ingin mengunjungi Raga di apartemennya, tapi sepertinya Raga aiaj pergi bersama Rico nanti. Ia tak ingin mengganggu waktu kedua sahabat masa kecil itu. Lagi pula, ia akan sangat canggung dengan Rico karena dengan terang-terangan Rico menunjukkan rasa tertarik pada dirinya.
Ngomong-ngomong tentang demamnya tempo hari juga sudah sembuh. Itu semua berkat Raga yang merawatnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Siska menghela napas pelan lalu membuka aplikasi instagram di ponselnya. Men-scroll timeline instagram miliknya hingga seseorang masuk ke dalam kamarnya dengan teriakan menggelar.
"SISKAAAA! LO TAU GAK GUE LIAT APA SEMALEM?" teriak seseorang yang tak asing bagi Siska sambil berjalan mendekat ke arahnya.
"Apa, apa?" tanya Siska penasaran.
"Gue liat Raga sama Rico masuk ke dalam club!" jawab Dita. Ya, perempuan yang berteriak pada Siska itu adalah Dita.
"HAH? SERIUS LO, DIT?" kali ini Siska yang berteriak. Dita membalasnya dengan anggukan cepat.
"Iya. Semalem gue lagi keluar cari makan, eh gak sengaja lewat club. Gak tau kenapa gue sampe nyasar ke sana, tapi gue malah liat Raga sama Rico!"
"Ihhh, cowok gue ngapain ke club!" gerutu Siska sambil mengotak-atik ponselnya kembali.
Siska menelpon Raga, ia ingin menanyakan, untuk apa Raga ke club semalam?
Tut.. Tuㅡ
"Halo."
"Ragaaa! Semalem kamu pergi ke club ya? Ngaku deh sama aku! Kamu pergi ke club bareng Rico kan?!"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath Boyfriend [ END ]
Teen FictionTersedia di toko buku kesayangan Anda. Sometimes, my hands are itching to kill someone, but I have promised my dear ones not to kill anymore -Raga Dirgantara. Karena suatu tragedi Siska kini berakhir menjadi kekasih Raga Dirgantara, seorang psikop...