11

537K 30.4K 1.5K
                                    

Saat ini Siska sudah berada di antrean bioskop untuk membeli tiket film The Secret. Film horror yang dibintangi oleh Rafi Ahmad dan Nagita Slavina itu benar-benar menarik perhatian teman-temannya, bahkan Dita, Putri dan Salsa sudah menonton film itu, mereka bercerita tentang film itu dan mengatakan pada Siska bahwa ia akan menyesal jika tidak menonton film itu.

Siska benar-benar menjadi sangat penasaran setelah mendengar cerita dari sahabat-sahabatnya itu, sebegitu serunya kah film itu?

Siska sudah selesai memesan tiket untuk menonton film bersama Raga.

The secret ruang teater 4  no. 11 A dan 12 A.

Siska berjalan menghampiri Raga yang saat ini sedang duduk di salah satu sofa yang di sediakan oleh bioskop itu sembari memainkan ponselnya.

Siska duduk disebelah Raga langsung memiringkan kepalanya, ia memperhatikan wajah serius Raga yang sedang memainkan ponselnya.

Saat ini Raga tengah memainkan game mobile legend, Siska benar-benar membenci game itu, perhatian Raga akan benar-benar teralihkan jika memainkan game itu.

Raga yang cuek akan benar-benar tidak mempedulikan dirinya jika sudah memainkan game itu.

Siska masih setia memandangi wajah Raga, benar-benar karya Tuhan yang sempurna pikirnya.

"Jangan ngeliatin aku kayak gitu, Siska," ucap Raga datar, risih atas tatapan kekasihnya itu.

"Habisnya kamu cuekin aku," cibir Siksa seraya mengerucutkan bibirnya.

Raga menghela napas pasrah, lalu keluar dari aplikasi mobile legend yang sedang dimainkannya itu. Menyimpan ponselnya di kantong celananya lalu menatap Siska yang sudah tidak memiringkan kepalanya.

"Lepas maskernya."

Siska masih belum melepaskan masker di wajahnya ngomong-ngomong.

"Gak mau, ah. Nanti kalo ada Reva lagi gimana?"

Tanpa persetujuan Siska, Raga menarik paksa masker hitam yang melekat di wajah gadisnya itu. Siska sudah siap melayangkan protes, tetapi Raga segera memotong dengan ucapannya yang membuat Siska bungkam.

"Mau aku hukum lagi kamu, hm?" bisik Raga dengan suara rendahnya di telinga Siska.

Setelah membisikkan itu, Raga menatap lekat-lekat wajah Siska, sedangkan Siska masih mengatur degup jantungnya yang tak beraturan setelah mendengar bisikan Raga, mau mati saja rasanya jika Raga benar-benar menghukumnya kembali.

Tak terasa mereka menjadi pusat perhatian di bioskop itu, Raga sebenarnya sudah menyadari hal itu, tetapi ia masih betah memandangi wajah polos, imut dan cantik yang bercampur menjadi satu, benar-benar perpaduan yang sempurna, ia tak salah memilih untuk menjadikan Siska miliknya.

Suara pemberitahuan bahwa ruang teater empat sudah bisa dimasuki kembali membuat keheningan yang sempat terjadi di antara Raga dan Siska membuat keadaan terasa canggung.

Raga segera pergi ke stand penjual popcorn dan kawan-kawannya, ia tahu Siska pasti akan menyuruhnya untuk membeli popcorn.

Sedangkan Siska hanya diam di belakang Raga. Ia masih memikirkan bisikan Raga tadi, tetapi dengan cepat ia menepis pikiran itu, semua itu hanya akan membuat ia tak akan fokus untuk menonton film yang sahabat-sahabatnya bilang seru.

Raga membeli seember popcorn rasa carmel dan dua gelas minuman soda.

Siska menyerahkan tiket yang tadi ia beli kepada petugas yang berada di depan ruang teater empat, kemudian ia dan Raga berjalan masuk memasuki ruang penayangan film di bioskop itu.

Keduanya mencari tempat di mana mereka akan duduk. Setelah menemukan kuris mereka, Raga dan Siska langsung mendudukkan tubuh mereka di sana.

Raga memberikan popcorn yang tadi ia beli kepada Siska, tentu saja Siska menerimanya dengan senang hati dan langsung menempatkannya di pahanya.

Keheningan terjadi di antara mereka lalu tak lama Siska membuka suara.

"Ga, kamu tadi beneran mau hukum aku lagi?"

"Kalo kamu gak mau nurut sama aku ya bakal aku hukum lagi."

Siska bergidik ngeri mendengar ucapan Raga, "Enggak deh, Ga."

"Makanya nurut sama aku."

Siska tak menjawab omongan Raga. Penonton lain mulai mengisi kursi-kursi di mana mereka akan duduk dan trailer film-film yang akan ditayangkan mulai bermunculan.

Dan sialnya trailer film-film itu adalah film horor, baru trailernya saja sudah membuat bulu kuduk Siska terangkat semua.

Siska memindahkan popcorn dari pangkuannya ke pangkuan Raga. Lampu ruang teater sudah mulai dimatikan dan itu menandakan bahwa film akan segera di mulai.

Raga menoleh ke arah Siska dengan pandangan binggung, karena popcorn yang tadinya berada di pangkuan Siska berpindah ke pangkuannya, tetapi Raga hanya diam saja tidak bertanya apapun.

Raga sebenarnya binggung kenapa Siska mengajaknya menonton film horor, padahal Siska adalah orang yang paling anti dengan film horor.

Film dimulai dengan adegan seorang anak yang bertemu ayahnya di Bandara, ayahnya terlihat membawa ibu baru untuknya tapi si anak terlihat sangat tidak setuju.

Bagaimana mungkin ayahnya menikah dengan seorang wanita yang bahkan umurnya tak jauh beda dari sang anak.

Lalu adegan horror dimulai dengan seorang anak tadi yang menabrak seseorang. Baru bagian seperti itu saja sudah membuat Siska berteriak.

Saat ini Siska menaikan kakinya ke kursi yang berada di teater itu dengan mata yang tertutupi tangannya.

Semakin lama adegan-adegan film itu semakin bertambah menyeramkan dan Siska sama sekali tidak membuka tangannya dari matanya.

Raga hanya menggeleng melihat kelakuan Siska, bagaimana bisa ia yang mengajak menonton film ini, tetapi bahkan dia sama sekali tidak menonton film ini.

Raga dan Siska bukan sepasang kekasih yang akan saling berpelukan saat menonton film horor, mereka akan menikmati film itu sendiri-sendiri.

Raga yang asik menonton dan Siska yang asik menutupi wajahnya dengan telapak tangan lalu menjerit ketika ada suara menyeramkan muncul.

Lama-kelamaan Raga iba melihat kekasihnya seperti itu. Raga menarik Siska ke dalam dekapannya lalu Siska membalas dekapan Raga sangat erat.

Raga terkekeh pelan, sebegitu takutnya kah kekasih mungilnya ini?

Film akhirnya selesai dengan ending Rafi Ahmad yang berperan menjadi Tedi Ahmad yang terkubur hidup-hidup karena ulah perbuatannya, ia mengubur hidup-hidup suster yang ditabrak kekasihnya saat itu.

Sebenarnya ini seperti terkesan hantu yang mencoba membalas dendam, jika kalian penasaran kalian bisa menonton filmnya sendiri.

Popcron dan minuman soda yang tadi Raga beli masih utuh tak tersentuh.

Raga menyerahkan popcron itu kepada Siska sedangkan minuman soda itu ia tinggalkan.

Raga berjalan keluar teater dengan merangkul tubuh mungil Siska.

Setelah mereka keluar dari bioskop Raga bertanya pada Siska, ingin langsung pulang atau tidak, Siska menjawab langsung pulang, tubuhnya benar-benar butuh istirahat kali ini.

Raga kembali terkekeh melihat kelakuan Siska, ah kekasihnya ini benar-benar menggemaskan, itu isi pikirannya saat ini.

Sedangkan Siska menyumpah serapah Dita, Putri dan Salsa dalam hati. Bagaimana bisa film semenyeramkan itu mereka bilang sangat seru? Benar-benar butuh pelajaran sahabat-sahabatnya itu.

TBC

Sweet Psychopath Boyfriend [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang