Chapter 7

13.4K 1.3K 25
                                    

Pagi hari angin sepoy-sepoy, mentari pagi menyinari wajahku yang.. penuh dengan bintik-bintik merah.
Berharap bintik-bintik merah ini akan lenyap ketika kutaburi dengan vitamin D dari sinar matahari pagi yang bagus untuk pembentukan tulang~
Kulambaikan tangan kearah dela yang sedang berjalan menuju pagar rumahku

“teh Rara sakit apa?”

“alergiku kambuh del, nih nitip laporan persalinan bulan ini ya nanti ada dari personalia ngambil ini ke VK”

“yaudah teh cepet sembuh ya”

“kalau ada apa-apa pelayanan buka 24 jam ”

“haha ! saip teh”

"Hati-hati dijalan deloyku sayang" sambil kutarik kebelakang jilbabku yang merosot kedepan dan diakhiri tiupan bibir bawah menuju depan hijab berbahan polycotton yang bergelombang, yash tegak sempurna!

Aku kembali kedalam rumah merebahkan tubuhku terlentang, 1 kaki kiri kunaikan kesenderan sofa dan 1 kaki kanan ku ayun-ayunkan diujung sofa.

Biasanya alergiku akan sembuh ketika aku meminum obat alergi tapi sudah 10 jam bintik-bintiknya tidak hilang dan malah semakin banyak
“awwww, mama sakit ih ko kaki aku dicubit”

“RAMANIA, kamu ko kelakuannya masih aja kaya laki-laki sih mama masukin kamu ke jurusan kebidanan itu biar kamu kaya cewe!”

Ingat kan aku masuk kebidanan karena terpaksa, salahkan kakakku dan adikku yang semuanya berjenis kelamin laki-laki dan oh iya papaku, aku diajarkan main layangan, kelereng, Play station, basket tanpa tahu main boneka.
“mama suka lebay deh, ini tiduran gini doang kayak laki-laki”

“iya mana ada perempuan yang tidurnya...” jari telunjuknya mengarah ke kaki kanan dan kiriku

“mama ih aku bukan kue cubit jangan dicubitin lagi, rama juga kan udah anggun sekarang,”

“mau ke dokter gak ram? Ko tumben sih bintik-bintiknya gak ilang?”

“udah minum obat ko ma, nanti juga kempes”

“udah tau alergi obat nyeri itu, masih diminum”

“ya kirain merk obat ini ngga bikin alergi mah hehe”

“kamu tuh tenaga kesehatan tapi kadang kaya tukang gorengan,  mama tinggal kerja gak apa-apakan ?”

“biasanya juga rama sendiri mah, mama nakutin deh klo perhatian gini”

“dasar anak durhaka, cucian jangan lupa tolong dijemur”

Nah kan .. perhatiannya gak gratis untung sayang
Papa dan mama ku adalah pegawai negeri sipil (PNS), kakaku sudah menikah dan tinggal jauh dari rumah kami, adiku ..

“Ram gue minta receh dong bensin gue habis”

Aku lupa punya adik !
“lo tiap kali ketemu gue mintanya receh, gak ada gue habis gajian uang gue lembaran semua”

“yauda minta lembaran aja, nanti juga dikembalian rama”

“gue pelintir juga ya leher lo! Sini lo”

“amit-amit gue punya kaka preman gini, istigfar lo taubat masih aja kaya cowok, cowok mana yang mau sama cewek jadi-jadian macam lo”

“daripada lo, cowo kemangi yang tiap bulannya perawatan muke, itu muka udah kaya pake bayeklis sepaaaaaa”

Jangan heran dia memang 1 tahun dibawahku, mamaku bilang kebobolan, yang harusnya aku masih diberikan ASI, terpaksa berhenti karena mamaku hamil kembali~

“cewek yang mau sama gue banyak ya, muka adalah modal”

“pergi lo sana shift pagi jam segini masih dirumah”

“HA! Gue kerja di RSUD ya bukan di swasta macem lo yang subuh-subuh pergi kerja lombaan sama pegawai garmen”

“alergi gue makin banyak kalau ngomong sama lo”

“ram recehnya mana ih”

“panggil gue kakak! gue siletin juga ya mulut lo”

“astaga gila hormat lo, udah macam perawat senior gue”

“Tuh diatas kulkas ada receh”
selesai menjemur cucian aku langsung melesat masuk kekamarku dan mengunci pintu, dan..

“KAK PARAH LO MASA 2 REBUU” teriak adikku yang cantik
Hahahah mampus lo, kakak ? gue gak punya adik ! haha

Dimana aku taruh benda mungil namun mahal itu, ehhh.. 5 panggilan tidak terjawab dan 6 notifikasi dari aplikasi chat
Dokter dipta
MAMPUS !

--- ra data yang pasien rujukan sama AKI dan AKB jangan lupa dibawa, saya mau presentasi hari ini di dinas – 06.07

--- saya dipoli anterin datanya sekarang cepetan – 07.10

--- ra ? – 07.20

--- ramania, saya buru-buru, angkat telepon saya ! – 07.30

--- ramania !! – 07.40

--- RAMANIA !!! – 08.00

3 pentung tanda seru artinya dia marah besar, fix gue mati ! kalau alergi bisa bikin orang pingsan terus dirawat gak apa-apa aku mau, ini harus gimana tuhan

Aku coba menghubunginya dering ke 1 langsung dijawab mennnnnn
“hallo dok, dok maaf saya lupa, saya gak masuk dok hari ini, mau saya kirim e-mail dok ?”

“terus saya bisa lupa nggak kalau saya harus presentasi hari ini ?”

“iya maaf dok, jadi gimana dok ?”

“rumah kamu masih di perumahan griya citra blok 5A kan ?”

“iya dok” hah ? Ko tau

“saya sekalian ambil aja 5 menit lagi sampe”
Tut..tut..tut

“halo dok halooooo!”
Kutu kupret sehari aja biarin aku tenang kaga bisa banget ah elah

Kulirik baju yang kupakai, training hitam dan kaos oblong
Meeeeennn parah ganti baju dulu mumpung masih keburu
Baru aku ingin membuka pintu lemari...

“halo dok ?”

“saya didepan cepetan” sambungan pun tertutup lalu kulempar handphone yang tadi kupegang dan kutarik kerudung langsungku dan kupakai langsung

“kamu sakit”

“alergi dok kambuh, hehe” kuserahkan map yang penuh dengan kertas serta tabel yang dari 1 minggu yang lalu yang membuatku harus bolak-balik ke rekam medis

“yauda cepet sembuh sana istirahat” basi basi busuk banget gila

“iya dok, terimakasih sama maaf ya dok" kulihat dipta mengangguk
Akupun bersiap kembali kedalam rumah sebelum..

“eh ra”

“iya dok ?”

“kerudung kamu kebalik”

Dia pun pergi sambil menutup kaca mobilnya, kulihat dan kudengar tawanya
WHAT THE !!!!!!!!!!!!!

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang