Silahkan dinikmati boloboloku yang masih kangen ~
Dibilangin akutu gak bisa di rayu-rayu wkwkw *kaaboor*—————
Ramania Suaka Anggianis: gak usah jemput ya Dip, aku bareng Ibra
Jam 06.15 centang 2 sedetik kemudian centang biru
Dr. Dipta, Sp.OG (K) calling ...
Ck! Manusia kurang peka
“Selamat pagi, halo” aku sapa dan berpura-pura bahagia
“Kenapa? Aku udah siap-siap ini, kamu kenapa kemarin—”
aku langsung memotongnya. “Hari ini aja ya dip, soalnya kasian si Ibra minta dianterin—”
“Gue minta dianterin kemana ka—” kata Ibra yang tiba-tiba datang ke meja makan yang langsung aku tutup mulutnya dan mengapitnya dilenganku
“Ndip sudah dulu ya, mau berangkat” langsung aku tutup sambungan dari Dipta
“Lo mulutnya gak bisa banget anggun sedikit, heran deh gue!”
“Kak gue salah apa? Tadi gue nanya doang”
“Berisik!”
Kebiasaan buruku selalu muncul tanpa diminta, kebiasaan yang selalu tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain dan selalu menyimpulkan seenak jidat sendiri yang ujungny sakit hati.
Tapi anehnya kebiasaan ini terus aku jalani.
Kalau dipikir-pikir Dipta tidak salah karena aku yang meminta menyembunyikannya, tapi ko ya jadi serba salah begini sih.
“Ka?”
“APA?!!”
“Ayok berangkat, lo buas banget hari ini”
***
“RAAAAAAA”
“Astaga teh Echi, apa sih ?” Tanyaku kaget
“Chi mulut kamu ko gak ada selow-selow nya heran.” Muti yang menutup telinganya di ruang VK
“Mumut sayang aku pinjem Rara nya sebentar ya”
“Apa sih teh aku lagi bikin laporan nih!”
“Sebentar cantik, aku gatel pengen ngomong”
Teh Echi langsung menarik ku keruang dokter. “Ra tau gak kemaren aku puas banget liat si Meinar” teh Echi bahagia sambil bertepuk tangan
“Kenapa memangnya?”
“Kamu sih keburu pergi”
“Lah kenapa memangnya teh ?” aku menatap teh Echi penasaran
“Dokter Dipta yang astaga makin gateng aja... ” aku menatapnya dengan muka datar
“ya maaf kegantengan dok Dip terlalu sayang dianggurin sama mata, anyway kemaren dokter Dipta keren Ra sumpah ah keren banget...” tiba-tiba teh Echi menegakan tubuhnya matanya ia tajamkan dan berbicara layaknya Dokter Dipta “ ‘maaf dok saya sudah punya calon’ si Meinar langsung kaya papan gilesan dong keras tak berbentuk...”Hah?
“Terus ya dokter Gaga bilang gini ‘kang udah taken ya ternyata, kapan ni?’ dan lagi dokter Dipta yang sempurna jawab ‘secepatnya dok’ manis banget sih pacar kamu Ra, coba bisa dibagi 2”
Aku mencubit tangan teh Echi terus-terusan
“Aww sakit ih kenapa ih?”
“KENAPA GAK KASIH TAU DARI KEMAREN!”
KAMU SEDANG MEMBACA
CITO!
General Fiction"pesen makan cito!"- dr. Pradipta Erlangga Fahlevi, SpOG (K) "Jadi yang cito pesen makan apa operasi dokk ?!!!" - kacung sejawat tenaga kesehatan ( bidan ) Tentang keseharian Ramania bidan yang menjadi kepala ruangan di ruang bersalin. Dan.. Pradi...