Chapter 16

12.8K 1.3K 55
                                    

Jakarta – Singapura yang kurang lebih ditempuh selama 1 jam 50 menit, akhirnya pesawat yang kami tumpangi landing dengan selamat setelah diayun-ayun paksa karena cuaca yang tiba-tiba ekstrim dan labil jika sudah memasuki bulan Desember.

Berterimakasihlah kepada teh kia yang sudah pusing pulang pergi ke counter maskapai penerbangan untuk apply booking seat untuk 30 orang, setidaknya aku merasa aman ketika berada di dalam pesawat dengan orang-orang yang aku kenal.

Kami menginap disalah satu apartment di jalan Orchard, selain dekat dengan segala transfortasi aku yakin hal lainnya untuk menghemat budget.

Trip SG
Teh Kia Perso : ada yang mau ikut ke orchad? Kita jalan-jalan ditunggu dibawah jam 18.30 ya.

Notifikasi semakin ribut setelah teh kia mengirimkan pesan tersebut.

“ra mau ikut ngga?” teh echi yang ikut terlentang ditempat tidur disampingku bertanya

1 ruangan apartment terdiri dari kamar mandi dan 2 bed yang berukuran medium. Setiap kamar diisi oleh 4 orang

“ngga deh teh aku cape mau tidur aja”

“ikut yuk chi” ajak Eni kepala ruangan Poli

“yuk aku ikut, katanya mau makan ice cream” siska kepala ruangan apotek

“kamu yakin ngga ikut Ra ? udah keseringan ya?” tanya Eni

“ngga ah En, cuman lemes banget ini”

“kamu gak apa-apa sendiri?” tanya teh Echi

“gak apa-apa, sana cepetan siap-siap, netizen udah pada penasaran loh pengen lihat IG story kalian” usirku

***

Aku sudah bersiap-siap menarik selimut setelah ritual mandi dan mengganti pakaian dengan piyama polos berwarna dark navy sebelum handphone yang aku charger bergetar.

Dr. Dipta, Sp.OG (K) calling..

kusimpan kembali handphoneku dengan hati-hati di atas nakas tak ingin menjawab teleponnya, mari kita berpura-pura tidur.

Untuk kedua kalinya aku berniat menarik kembali selimut sebelum ketukan pintu terdengar

Siapa? ini bukan lagi dicerita thiller movie-kan ko horor banget.
Aku masih mematung ditempat tidur tidak bergerak sedikitpun sampai ketukan kedua membuat aku bangun dan mengintip di lubang kecil pintu

“sebentar” jawabku, kuambil kerudung segi empat yang tadi siang aku gunakan

“ini masih jam 19.00 ra” ketika pintu yang aku buka langsung menyuguhkan dipta yang kedua tangannya sudah menyilang di dada menatapku tidak percaya

“terus dok?”

“kamu niat liburan apa niat tidur ?”

“tidur disela-sela liburan dok” jawabku rasional
menurut saudara dipta? ketika liburan saudara tidak diperbolehkan tidur?!

“kenapa ngga diangkat telepon saya?”

“lagi dikamar mandi dok” jawabku lancar berbohong

“temenin saya minum teh

“ngga bisa dok!” 

Dipta mengangkat satu alisnya tanda dia tidak ingin dibantah

“dokter ajak dokter gaga aja?” usulku

“dia udah tepar dari pas datang”

“Coba meinar dok pasti mau?” usulku lagi
Sungguh aku hanya ingin tidur dan besok aku ingin bangun pagi

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang