👣8

1.5K 199 1
                                    

T a e

Gue memarkirkan motor di parkiran kos Putri tiga lantai.
Perjalanan dari Jakarta ke Jogja dengan motor cukup melelahkan. Tapi gue nggak menyesal karena gue benar-benar merindukan gadis itu. Eunha pacar gue sejak setahun lalu.

Gue sengaja nggak ngasih tau dia kalau gue udah ada di kosannya, Gue pingin bikin dia kejutan. Gara-gara dia kuliah di Jogja, dan gue di Jakarta kita jadi terpaksa harus menjalani LDR. Tapi tidak masalah, toh kita masih bisa ketemu sebulan sekali dan bertukar kabar. Yah, meskipun akhir-akhir ini sudah sangat jarang.

Gue membawa oleh-oleh makanan kesukaan Eunha, tentu saja itu hasil mampir ke mall terdekat. Gue sampai di kosan Eunha jam 10, semoga saja dia nggak ada kuliah. Ini hari Sabtu juga.

Untung saja, bapak kos Enuha masih mengingat gue. Ini keberuntungan Gue, padahal gue baru sekali berkunjung ke kosan yaitu saat Eunha baru pindah ke kosan ini. Dan begitu Gue bilang gue pacar Eunha Bapak kosnya langsung ingat gitu, terus izinin Gue masuk dan langsung ke kamarnya aja.

Kosan Eunha memang kos cewek, tapi agak bebas. Tamu cowok boleh bertamu sampai jam 21 malam.

Gue buru-buru ke kamarnya, katanya kamarnya masih sama. Di lantai dua paling pojok dekat tangga. Gue menenteng banyak makanan buat Eunha, cukup bikin gue kerepotan membawanya sih.

"Sayang! Yang!" Seru gue di depan kamar Eunha, tapi nggak ada jawaban. Dan akhirnya dengan kaki kuat Gue, Gue membuka pintu berwarna pink itu.

Tapi,

Alangkah terkejutnya Gue.



Tepat di depan mata gue, Gue melihat pacar gue yang sangat Gue percaya sedang bercumbu dengan laki-laki lain. Mereka saling menautkan bibir mereka.

Eunha tidak kalah kaget dengan kedatangan Gue, Gue masih berdiri mematung di depan pintu layaknya orang bodoh.

"Ta--taehyung---ehm....Kamu" Eunha ketakutan dan panik bangkit dari kegiatannya.

Gue membuang nafas kasar, Gue tenggak minuman kaleng di tangan gue sampai habis tak bersisa. Gara-gara omongan Jimin di kampus tadi, Gue jadi keinget kejadian yang tidak mau gue ingat.

"Bang, ih...awas!" Seru Sejong kesal, ternyata Gue menghalangi jalannya dengan berdiri di depan kulkas.

"Iya-iya" jawab Gue sambil menutup kulkas.

Gue masuk ke kamar dan menjatuhkan diri di kasur, pikiran gue melayang lagi. Memang sejak saat itu gue enggan menjalin hubungan, tidak tahu lagi apa itu ketulusan. Dia cinta pertama gue, Gue serius pacaran baru sama dia. Gadis pintar, anggun juara olimpiade fisika. Dan ternyata, dibalik keanggunannya dia begitu kejam ke Gue. Dia mengkhianati kepercayaan gue.


"Gue bisa jelasin yang" ujar Eunha sambil meraih tangan gue. Gue melepasnya cepat, entahlah Gue merasa gadis di hadapan gue adalah orang asing.

Gue dan dia sedang duduk di teras depan kamar kosnya, laki-laki yang tadi ada di kamar bersama Eunha sudah pamit duluan. Itupun Eunha yang menyuruhnya dengan paksa.

"Yaudah jelasin aja." Jawab gue ketus, jujur kesadaran Gue abu-abu. Otak gue lagi nggak bisa berpikir.

"Aku sama dia tuh cuma temen yang.." ujar Eunha

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang