👣7

1.8K 228 1
                                    

T a e

Gue dan Jimin baru saja keluar dari kelas, dengan wajah Gue yang suntuk dan Jimin yang super seger kaya burung yang baru dilepas dari kandang.

"Halah Pak Nono mah nggak usah lo pusingin" ujar Jimin sambil merangkul Gue. "Mending kita ke kantin, ngopi kek atau cari es biar pala lo adem"

Nggak semudah yang Jimin bilang, Gue revisi laporan lagi dan ini udah ketiga kalinya. Tapi disisi lain Jimin bener, Gue nggak harus stress.

"Kuy lah kantin" ujar Gue dengan nada semangat.

"Nah gitu dong, punya Gue aja gue anggurin." Ujar Jimin.

Sesampainya di kantin kita langsung ke mbak Lin, tempat makan langganan kita saat di kantin Teknik.

"Woy Jimin! Tetet! Sini!" Seru Bang Namjoon yang sedang duduk dengan Bang Suga di kursi pojok, tempat biasa.

"Weh, Iya Bang bentar." Jimin mewakili menjawab.

Seperti biasa kantin Teknik di dominasi anak laki-laki dan asap rokok. Tentu saja, beda dengan kantin kesehatan yang cukup bersih dan tenang. Lah kenapa gue jadi bandingin kantin fakultas gue sama kantin tempat Jichu ya.

Gue dan Jimin menghampiri abang-abang senior. Terlihat Bang Suga sedang fokus dengan gado-gado di depannya, sementara Bang Namjoon setia dengan kopi hitam.

"Lah pesenan kalian mana?" Tanya Bang Namjoon

"Belum dateng, ntar juga di anter" jawab gue.

Bang Namjoon mengangguk mengerti, kemudian tiba-tiba Bang Suga menyikut Bang Namjoon seolah mentransfer kode yang Gue dan Jimin nggak pahami.

"Katanya lo mau ngomong sama si Tetet" ujar Bang Suga dengan mulutnya yang penuh.

"Ada apa sih abang-abang ku yang budiman, mabok darah kambing?" Ceplos Gue sekenanya.

"Sialan, samain aja sama selera lo Tet. Gini Tet, Gue ada yang mau di omongin sebenarnya--" dengan kalimat menggantung dan ragu-ragu Bang Namjoon berbicara.

Gue mengangguk paham dan mempersilahkan "Yaudah ngomong aja Bang"

"Sebelumnya sori nih Tet, Gue nggak maksud ikut campur atau grecokin urusan lo nih--"

"Elah bang kaya baru kenal sehari dua hari aja sama gue" jawab Gue.

"Apasih Bang? Serius bener kaya mau UN" Celetuk Jimin ikut menimpali.

"Lo diem aja Jim, nggak usah ikut ngomong" dengan lirikan dinginnya bang Suga ikut ambil suara.

"Iya Bang" jawab Jimin nurut.

"Jadi kemarin tuh Bang Seokjin telfon Gue, lo tahu kan Bang Jin yang dulu ketua klub kita?"

"Iya tahu Bang" sepertinya Gue mulai paham dengan arah pembicaraan Bang Namjoon.

"Nah dia cerita katanya lo ke rumahnya jemput Jichu?"

Gue mengangguk lagi membenarkan.

"Gue sendiri nggak mau tau soal hubungan lo sama Jichu yang sebenarnya apa, sama kaya cewek-cewek yang deket sama lo Gue nggak mau ikut campur...tapi, Bang Seokjin nanyain hubungan lo sama Jichu ke Gue dan jelas gue nggak tahu harus jawab gimana. Karena setahu gue kalian adalah rekan liputan bareng kan?"

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang