27👣

1.4K 201 10
                                    

T a e

Well, cerita gue sama Jichu belum berakhir. Baru di mulai malah. Pernah denger kutipan love story never happy ending nggak? Yah intinya tuh cinta sejati tuh nggak memiliki akhir. Kalau berakhir yaa namanya bukan cinta sejati.

Njir, Gue jadi bacot sembarangan. Kenapa juga Gue jadi bahas-bahas soal cinta-cintaan. Geli sendiri Gue.

And wait!! Kenapa muka gue di kaca jendela nyengir mulu kaya kuda? Gue buru-buru menampar pipi Gue sendiri. Gue harus sadarin diri, kenapa gue jadi kaya orang gila yang senyum-senyum sendiri?

Lagian pernyataan Gue ke Jichu yang melankolis Bin romantis itu kan sudah berlalu 3 hari yang lalu.

"Tet!" Seru Jimin

"Oy!" Jawab gue menoleh ke arahnya sambil mengangkat tangan.

Jimin setengah berlari menghampiri gue, "ke sekre?" Tanyanya

"Yoi" jawab gue

Dia melirik ke gue, "bahagia bener, menang togel lo semalam?"

Gue meliriknya sinis mendesih sebal, "sejak kapan gue main begituan, sori Gue bukan elo! I'm not you!" Seru gue kemudian berjalan lebih dulu.

Sekre sedang ramai, hampir semua anggota klub berkumpul di situ. Kecuali Bang Suga yang sedang ke Bandung, katanya film dokumenternya sukses masuk nominasi. Gue doain sih menang.

Semua orang juga tampak sibuk atau sok sibuk, tidak terkecuali Jichu. Gadis cantik itu sedang fokus dengan laptopnya, Gue menghampirinya setelah menyapa ke anak-anak dan hanya di tanggapi Seungjae seadanya.

"Lagi ngapain sih?" Tanya gue sambil menaruh lengan Gue di kepala kecilnya.

"Iih..ngerjain tugas kuliah!" Jawabnya sebal sambil menurunkan tangan gue kasar.

Gue mengulangi menaruh lengan Gue ke kepalanya, tangan satu lagi sudah asik menggodanya dengan mencubit hidungnya.

"Iihh Tae ah!" Keluhnya menyingkirkan tangan gue dari wajahnya.

Tanpa Gue sadari beberapa pasang mata menangkap polah Gue. Gue yang nggak sadar menarik kursi kosong di sebelah Jichu, dan duduk begitu saja. Kemudian memperhatikannya yang tampak serius dengan benda persegi di hadapannya.

"Laper nggak?" Tanya gue.

"Enggak.." jawabnya sekenanya.

"Chu..Chu.." panggil Gue sambil menusuk-nusuk tangannya.

"Apa sih Tae.." sahutnya masih tidak menoleh ke arah Gue.

"Laptopnya lebih ganteng dari pada Gue ya!" Sungut Gue lirih, pura-pura kesal dengan membuang muka.

Gadis itu terkekeh, kemudian membiarkan laptopnya istirahat di meja dengan layar masih menyala. Dia memiringkan posisinya ke arah Gue.

"Apaan sih, nggak usah kaya anak kecil deh" ujarnya sambil ketawa.

"Gue yang kaya nggak penting," ujar Gue.

"Marah-marah muluuu" protesnya menusuk pipi Gue dengan jari telunjuknya.

Gue menoleh ke arahnya, "Gue tuh kangen," ujar Gue lirih.

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang