👣12

1.4K 215 2
                                    

J i c h u

Sesuai tekat dan keputusan Gue, Gue memutuskan untuk datang rapat. Gue nggak tahu kenapa rapat hari ini di adakan di grotto, Gue tahu ini Kafe andalan tempat nongkrong anak-anak jurnalis. Kafe dengan desain sederhana, full musik dengan makanan enak yang harganya murah-murah dan free rokok. Itu membuat anak-anak betah nongkrong di situ. Termasuk Bang Namjoon dan kawan-kawan.

Gue datang bareng Lisa, dan mayoritas sudah berkumpul sehingga tanpa basa-basi setelah memesan minum Bang Namjoon langsung membuka rapat. Taehyung, orang yang seharusnya Gue hindari nyatanya belum datang. Gue mendengarkan arahan dan setiap sanggahan yang muncul dari berbagai pihak.

Tidak lama orang yang belum muncul itu datang, dia datang dengan nafas terengah-engah sepertinya dia buru-buru ke grotto.

"Sori semuanya Gue telat." Ujar Taehyung menyapa semua, dilanjutkan bersalaman ala anak muda. Dan dia mendekat ke arah Gue, menyalami Gue sekaligus nyempil menengahi Gue dan Yeri. Padahal di dekat Jimin masih ada kursi, dia membuat gue desak-desakan aja. Untung Yeri peka menggeser pantatnya.

Tingkah polah Taehyung mendapat perhatian dari banyak orang, Lisa mendelik tidak suka ke arah Gue. Gue juga menangkap Jihyo yang terlihat terganggu dengan Taehyung yang duduk di dekat Gue, yang lain pura-pura tidak perduli namun tetap memperhatikan gerak-gerik kita.

"Udah kelar ngapelnya Tet?" Tanya Seungjae yang menurut gue lebih ke arah menyindir.

"Astaghfirullah, seudzon..siapa juga yang apel. Gue telat karena nyervice si blacki motor Gue." Terang Taehyung. "Bagi Chu" tidak mau memperdulikan tanggapan yang lain Taehyung beralih merecoki Gue dengan menarik gelas lemon tea Gue yang baru di seruput sedikit.

"Ih, lo kan nggak boleh minum es Chu" Ujar Taehyung setelah menyeruput lemon tea Gue secara paksa.

Gue mendesah kesal, karena gue lagi dengerin Bang Suga ngomong. "Gue nggak suka, bukan nggak boleh. Udah dengerin tuh lagi ngomong." Ujar gue ketus.

"Iya nya" jawab Taehyung sambil meletakkan tangannya di bahu gue. "Nitip, pegel nih" ujar Taehyung, yang membuat gue nggak enak. Terlebih Jihyo yang terus menatap nggak suka.

Seolah tidak perduli Taehyung terus berulah, dia sekarang lancang memegang tangan gue dan ia tuntun ke tengkuknya.

"Pijitin Chu, pegel banget sumpah. Tugas dari dosen bikin leher Gue kaku." Ujar Taehyung.

Kesal, namun seperti terhipnotis oleh perintahnya Gue menurut memijatnya asal.

"Wih enak Chu, cocok lo di jadiin istri. Jadi pas gue capek pulang kerja elo deh yang pijitin." Ujar Taehyung enteng.

Dia nggak tahu apa, setiap candaan dan gombalan murahnya bikin jantung gue berdesir dan kupu-kupu di perut gue berterbangan.

"Udah ah capek!" Ujar gue

"Sini-sini gantian." Ujar Taehyung sudah memijit tangan gue aja.

Gue berusaha menolak, "ih..Udah nggak usah" ujar Gue.

"Nggak apa-apa, tangan lo juga capek nulis." Ujar Taehyung.

Sukses deh hari ini gue jadi tontonan. Apaan banget sih Taehyung, emang ya dia tuh brengsek. Tadi pagi aja dia cekikikan sama Kak Irene dan bersikap acuh ke Gue, sekarang dia jadiin Gue bulan-bulanan tontonan anak-anak.

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang