J i c h u
Gue berjalan terburu-buru sambil komat-kamit karena Lisa dan Jennie, mereka benar-benar ratu nya cerewet beberapa hari ini.
"Hai Chu!" Sapaan itu menghentikan langkah Gue, membuat gue beku sesaat dengan perasaan kikuk bercampur terkejut. Sementara itu, gadis putih dengan penuh keanggunan itu memberikan seulas senyum manisnya buat gue. Dan gue kira, itu tulus.
"Hai Kak Irene," ujar Gue membalas menyapa, setidaknya gue harus masih punya sopan santun.
"Buru-buru banget mau kemana?" Tanya Kak Irene ramah.
"Hehe mau pulang," jawab gue masih saja kikuk, semoga saja itu tidak terlalu jelas terlihat.
"Mau makan mie set dulu nggak di kantin fakultas gue?" Tawar Kak Irene ramah.
Duh, sejujurnya gue pingin cepat-cepat pergi dari hadapan Kak Irene. Rasanya canggung, apalagi kalau sampai nama pria tampan itu di sebut. Batin Gue sedang bertanya-tanya nggak karuan, panik juga.
"Gue yang traktir, tenang" ujarnya sumringah.
"Eeee" Gue sok berpikir.
"Udah ayo ah" Kak Irene sudah meraih tangan gue dan menuntunnya.
Tidak ada obrolan berarti, selain Kak Irene yang antusias menceritakan mie set kantin fakultasnya yang katanya enak dan murah. Kemudian dia sukarela memesankan sementara Gue dipersilahkan duduk.
Nggak lama dia kembali di buntuti ibu Kantin yang menjual mie yang dari tadi di agung-agungkan oleh Kak Irene.
"Cobain deh, tapi serius lo level satu?" Ujar kak Irene mempersilahkan.
"Gue nggak begitu doyan pedes Kak," jawab gue menginformasikan.
Kak Irene hanya mengangguk menghargai, kemudian mempersilahkan gue menyantap makanan di hadapan gue.
"Gimana?" Tanyanya setelah gue melahap sesuap mie pedas dengan urutan level kepedasan itu.
"Hmmm" komen Gue sambil memberikan jempol tangan gue.
"Ini yang suka bikin gue lupa diet Chu, parah sih..Gue harus mengontrol hari ini." Ujar Kak Irene santai. Gue bahkan merasa bersalah karena sudah khawatir dulu bakal terjadi sesuatu yang nggak mengenakan.
"Kenapa harus diet, kalau makan dan perut kenyang justru menyenangkan." Ujar gue tiba-tiba.
"Hmm gue termasuk cewek yang memikirkan penampilan sih" jawab Kak Irene tanpa merasa tersinggung.
Gue hanya mengangguk menghargai pendapatnya.
"Udah ah, kenyang Gue." Ujarnya tiba-tiba, bahkan mie yang ia lahap baru berkurang seperempat saja dari satu porsi yang ada. Gue aja sampai heran, udah kenyang tuh?
"Habisin yaa Chu," ujarnya kemudian sambil mengelap bibirnya dengan tisu. Dia benar-benar gadis yang anggun, cantik dan berkharisma sih menurut gue.
Dan akhirnya setelah beberapa saat gue menghabiskan seporsi mie set milik Gue, menenggak teh hangat sampai tinggal separuh. Ini baru yang Gue sebut kenyang.
"Makasih yaa udah nemenin gue makan" ujar Kak Irene diiringi senyum.
Gue mengangguk tidak masalah.
"Oh ya, by the way congratulation for you and Taehyung." Ujarnya tiba-tiba, tidak sedih ataupun menampakkan rasa bahagia yang di paksakan. Dia berkata secara natural, sambil mengulurkan tangannya.
"Untuk apa yaa Kak?" Ujar gue nggak mengerti, tapi ya dasar Gue, Gue sudah menerima jabat tangannya.
"Untuk kalian yang udah berani jujur dengan perasaan kalian." Jawab kak Irene enteng tanpa beban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery
Teen FictionAll About me and you _Jisoo _Taehyung/V LENGKAP✔️ typo masih banyak bertebaran🙏