20👣

1.4K 216 8
                                    

J i c h u

"Iyaa Bunda, iyaa.." ujar Gue menjawab semua petuah Bunda Gue dari balik benda persegi yang tertempel di telinga Gue.

"Udah pesen ojek online-nya belum?" Bunda kembali ke mode cerewetnya lagi.

"Udah, itu udah di depan kok" jawab gue berbohong, lagian gimana gue bisa pesen ojek kalau dari tadi bunda nelfon nggak selesai-selesai. "Ya udah, makanya sampai jumpa di rumah yaa"

"Inget lewat jalan yang ramai aja." Tegas Bunda lagi.

"Iyaa. Biar waspada begal atau penculikan atau hal yang nggak diinginkan kan Bun?"

"Kamu tuh kalau Bunda nasehatin--"

"Oke bunda makasih nasehatnya, sayang bunda..lafyu" ujar Gue buru-buru mengakhiri panggilan atau bisa-bisa Gue berakhir nginep di kampus karena gagal order ojol.

Kampus sudah tampak sepi, hanya tinggal beberapa anak saja yang berseliweran. Sudah jam tujuh juga, paling hanya ada mahasiswa yang ngekos di kampus atau sekedar nglembur ngerjain tugas. Kata-kata ngekos di kampus itu harus kalian garis bawahi yaa, maksudnya anak-anak organisasi yang super kreatif alias kere aktif sehingga memanfaatkan betul-betul fasilitas kampus sampe betah tinggal di sekrenya masing-masing buat tidur. Contohnya aja Bang Hope dan Bang Suga yang kadang kala sampai rela nginep di sekre, nggak tahu apa yang bikin mereka betah banget. Tapi efeknya adalah, bikin berantakan karena pas pagi-pagi datang ke sekre pasti bakal lihat wajah baru bangunnya mereka, baju yang tercecer sembarangan, bungkus kopi dan mie instan tidak pada tempatnya dan kalau gue terusin, hmm gue bisa aja sampai mimpi indah di rumah.

By the way, Gue udah order mamas ojek. Tinggal Gue nunggu di tempat biasa, Gue perlu jalan ke depan fakultas hukum melewati fakultas ekonomi untuk bisa bertemu mamas ojek gue. Tentu saja Gue jalan sendiri, sendiri bagi Gue udah menjadi teman akrab Gue kok.

"Hhhhh--gue cariin lo dari tadi" dan sampai Gue dipaksa menoleh karena ada lelaki yang ngos-ngosan berkeringat meraih lengan Gue yang sedang Gue pakai buat main hp.

"Tae," ujar Gue. Agak kaget juga sebenarnya, kenapa harus ketemu lagi sih.

"Kita harus ngomong" ujarnya.

"Sori Tae Gue udah order grab, kalau besok aja gimana kita ngomongnya?" Ujar gue mencoba berbicara senormal mungkin.

"Lo ngindarin Gue lagi?" Tanyanya masih dengan suara normal, hanya saja wajahnya sudah berubah mimik.

"Bbb--bukan, sama sekali nggak." Jawab gue apa adanya, dan untunglah nggak lama kemudian mas-mas dengan motor maticnya lengkap dengan jaket dan helm dominan hijau tiba. "Itu, udah dateng" ujar Gue.

"Mbak Jisooya bukan?" Tanyanya ragu-ragu, dan segera gue angguki "Iya, saya. Saya yang order" jawab gue segera.

Tapi lagi-lagi tingkah Taehyung membuat gue takut, dia menarik mundur gue. Kemudian dia mengeluarkan uang biru yang sudah lecek dari sakunya.

"Sori Bang, dia jadinya balik sama saya. Ordernya cancel" ujar Taehyung sambil menyodorkan uangnya.

"Kalau cancel nggak papa, saya coba ngerti. Nggak usah kasih uang karena saya belum kasih jasa ke mbaknya, tapi lain kali kalau mau cancel bisa dari awal" jawab mas grabnya.

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang