26👣

1.4K 207 6
                                    

J i c h u

Secercah tawa itu memudar begitu saja dari wajah Gue, langkah kaki yang tadinya bersemangat juga ikut terjeda saat Gue melihat sosoknya berdiri di depan pintu pagar dengan motor warna hitam tepat di sampingnya.

Itu Taehyung, yang sukses membuat gue berdiri membeku. Bunda yang tadinya berjalan beriringan dengan Gue juga menatap Gue dan Taehyung bergantian, seolah langsung memahami bahwa diantara kami tidak baik-baik saja.

"Ee Taehyung, sudah lama?" Ujar Bunda menghampiri cowok tampan yang enggan Gue lihat.

Dia tersenyum ramah, menyalami Bunda tanpa canggung.

Gue berjalan cepat bermaksud melewatinya dan mengacuhkannya.

"Chu, Gue mau ngomong--" ujarnya yang tidak gue perdulikan, Gue memilih berjalan setengah berlari menuju rumah.

Gue tidak memperdulikan Bunda yang masih tertinggal di belakang bersamanya.

"Ayoo masuk," ujar Bunda ramah

"Iyaa Tante, makasih. Saya tunggu di teras aja. Boleh kan Tante?" Izinnya ke Bunda.

Bunda tersenyum iba, "masuk aja, mau ketemu Jisoo kan? Tante panggilin" ujar Bunda

Taehyung menunduk lesu, memaksakan semburat senyum tetap terpancar dari wajah tampannya "Saya tunggu di teras aja Tante, itu juga kalau Jisoo berkenan ketemu saya" ujarnya tersenyum getir.

Bunda mengangguk paham, "yasudah, pintunya Tante buka yaa..kalau bosen masuk aja. Kebetulan Tante mau masak makanan enak."

Taehyung tersenyum, kali ini senyumnya tulus "terimakasih Tante"

Bunda mengangguk, kemudian masuk lebih dulu meninggalkan Taehyung sendirian bersama motornya yang ia parkir asal di luar halaman rumah tepat di depan pagar.

Sementara itu, Gue bersembunyi di kamar. Rebahan sambil memeluk boneka panda kesayangan Gue dengan pikiran kosong.

Toktoktok

Benda yang terbuat dari kayu itu, sebagai penghubung masuk ke kamar gue berbunyi mengeluarkan iramanya. Kemudian orang yang membunyikan pintu itu muncul ragu-ragu.

"Boleh bunda masuk?" Ujarnya

Gue menoleh dan mengangguk pasrah, merubah posisi menjadi duduk masih dengan memangku boneka panda Gue.

Bunda mendekati Gue, duduk di tepi ranjang tepat di dekat Gue.

"Taehyung masih di luar, di teras." Ujar Bunda memberi tau.

"Ohh" jawab gue acuh.

"Nggak mau di temuin? Lagi berantem?" Tanya Bunda

Gue menggeleng dengan senyuman agar meyakinkan bahwa tidak ada masalah apapun, "males aja." Jawab gue berbohong.

"Dia WhatsApp bunda dulu sebelum datang kesini," ujar Bunda yang membuat gue sedikit terkejut "kalau emang lagi ada masalah, di selesaikan sampai akar masalahnya teratasi. Kalau ada salah paham, diluruskan. Kalau lagi marah sama dia, kamu kasih tau kesalahannya agar dia bisa membenahi." Ujar Bunda memberi nasihat.

Gue hanya diam enggan berkomentar, sampai jari jemari bunda sudah mengusap lembut kepala gue. Menyisiri rambut panjang Gue dengan jemarinya.

"Bunda emang bukan wanita modern Jis, bunda sudah tua. Nggak pandai juga memahami kamu, maaf yaa..tapi nak, setahu bunda kamu itu orang yang bijak dan tau mana baik dan mana yang buruk. Kasihan Taehyung, dari tadi bunda lihat dia masih nungguin kamu loh" ujar Bunda memberi nasihat lagi, kali ini ia sudah beranjak berdiri. Kemudian tangan lembutnya sudah menepuk pundak Gue, "bunda tau kamu anak yang baik" ujarnya kemudian tersenyum ke arah Gue, dan keluar dari kamar gue sambil menutup pintu pelan.

SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang