one year ago
"kita cukup sampai disini ya?" ucap si adam.
"tapi, kenapa?" si hawa bertanya, menahan agar suaranya tidak terdengar getir.
"perasaanku kepadamu sudah mati."
"sudah menemukan rumah baru ya?", ia tersenyum perih.
"......" si adam tertunduk. seakan membiarkan heningnya yang menjawab.
"tidak apa-apa. aku mengerti. semoga kamu bahagia.", pesannya.
"terima kasih. aku harap kamu juga."
"tapi, maaf jika aku masih belum bisa mematikan perasaanku layaknya kamu. tidak apa-apa kan?"
"iya, tidak apa-apa."
"terima kasih. sampai jumpa." pamitnya.
sore itu, mereka resmi berpisah. yang satu memang sudah mematikan perasaannya sejak awal, sedangkan satunya masih 'belum' bisa membunuh perasaannya.
•••
present
"are you sure you are going to be okay?" tanya yeji sebelum mereka masuk ke gedung serba guna itu.
"yes, don't worry." balas (y/n) menganggukkan kepalanya, meyakinkan sahabatnya.
"okay."
setelah itu mereka beriringan masuk ke gedung yang sudah didekor sedemikian rupa, sehingga menjadi indah dan cantik.
dua perempuan itu segera melangkah masuk ke bagian dalam gedung setelah mengisi buku tamu. mereka sepertinya datang terlambat, karena sekarang sudah masuk ke sesi dansa.
"kita terlambat. pengantinnya sudah ikut turun ke lantai dansa." yeji menginformasi.
"padahal aku ingin mengucap selamat kepada mereka." keluh (y/n).
"(y/n), jangan paksakan dirimu."
"aku tidak apa-apa, yeji. aku sudah merelakannya. ingat kan apa yang aku bilang tadi? aku sedang merayakan keberhasilanku.", (y/n) tersenyum teduh, berusaha membuat sahabatnya tenang.
"kamu terlalu baik untuk mengalami hal seperti ini."
"kalau memang ini takdir dari Tuhan, berarti aku memang pantas mengalami ini."
kedua sahabat itu memutuskan untuk berkeliling, menyapa teman mereka yang juga datang, atau sekedar mencicipi jamuan yang ada.
hingga sesi dansa berakhir, (y/n) yang sedang mengobrol dengan yeji dihampiri oleh seseorang.
"permisi.", katanya, menyebabkan (y/n) mengalihkan seluruh atensinya.
"ternyata memang benar, aku takut salah orang.", ujarnya lega. "halo, lama tak jumpa."
"halo juga, hyunjin." senyum (y/n).
"aku ingin mengobrol sebentar, apakah boleh?" ijinnya.
"um, bagaimana dengan istrimu?" tanya yeji ragu.
"tidak apa-apa. aku sudah bilang akan bertemu seseorang."
"baiklah." (y/n) menyetujui.
"ayo." hyunjin berjalan lebih dulu, mengarahkan (y/n) untuk mengikutinya.
yeji menahan tangan (y/n) sebelum perempuan itu pergi, "kamu yakin? perlu kutemani?"
"tenang saja, yeji. aku akan baik-baik saja." ujarnya melepas perlahan tangan yeji dan kembali menggerakkan kedua tungkai kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hyunjin's [✅]
Fanfictionhyunjin one shot imagines lowercase start: 07/11/18 end: 28/01/20 highest rank: #5 in hhj #1 in imagine #8 in au #27 in stray kids #14 in short story #6 in stay bahasa. © myhwangs