06

6.6K 311 1
                                    

"Pintaku hanya satu, jangan pernah menyuruhku pergi, karna kau milikku. Dan selamanya akan tetap jadi milikku"
~Antonio~



"Nggak akan gue lakuin, karna lo milik gue, dari kemaren, hari ini, besok, dan selamanya"

Leya terkejud mendengar ucapan Anton, mulutnya mengaga lebar tak percaya.

"Mulutnya mingkem, ntar kalo kemasukan cicak kan bahaya, daging cicak tu nggak enak" kata Anton menggoda.

"Dihh ya suka-suka gue lah, lagian ya, gue itu bukan milik lo, asal lo tau yaa... Gue itu milik orang tua gue" balas Leya yang mulai kesal.

"Iya, kalo untuk saat ini. Tapi kalo kita udah nikah nanti, kamu sepenuhnya jadi milik gue" balas Anton, ingin rasanya Leya membunuh Anton sekarang juga tapi dia tidak ingin masuk penjara dan viral gara-gara kasus Seorang mahasiswi membunuh temannya gara-gara dia tidak terima karena digombalin terus setiap hari. Kan lucu kalo itu sampai terjadi.

"Lo bisa nggak sih nggak usah ganggu-ganggu gue lagi? Lo nggak ada kerjaan apa selain gangguin hidup gue?" kesal Leya dengan nada yang mulai naik karena terpancing emosi.

"LEYA, ANTON!! KENAPA KALIAN MALAH ASYIK MENGOBROL SENDIRI HAH?!!" bentak bu Soya.

"Bu.. Kita ini lagi debat, bukan lagi ngobrol" balas Leya.

"Kamu fikir ini debat pilkada? Kalian berdua maju ke depan!!" perintah bu Soya, Leya langsung beranjak dari kursinya diikuti Anton dibelakangnya.

"Udah" kata Leya malas.

"Sekarang coba kalian ceritakan, apa yang kalian tadi obrolkan sampai tidak mendengarkan penjelasan dari saya" perintah bu Soya.

"Bu guru kepo ah" balas Anton, Leya menatap Anton tajam hingga membuat Anton hanya menyengir tak jelas.

"Tadi itu si Anton nggangguin saya bu" balas Leya.

"Enggak deng bu, orang daritadi saya yang digangguin sama Leya" bela Anton, Leya membulatkan matanya tak percaya.

"Sumpah mau lo apaan sih, lo yang daritadi ganggu gue pake acara ngegendong gue segala lagi, terus lo juga ngomong ngelantur kesana sini" balas Leya dengan suara yang mulai naik, teman-teman sekelas hanya bisa menyaksikan perdebatan antara Leya dan Anton, bahkan sampai ada yang memakan keripik sebagai teman menontonnya.

"Udah-udah, daripada kalian saling salah menyalahkan seperti ini, lebih baik sekarang kalian berdua hormatin bendera sampai jam istirahat nanti" perintah bu Soya.

"Loh bu, ya nggak bisa gitu dong, kan yang salah Anton, harusnya yang dihukum dia aja, kenapa harus sampe Leya juga yang kena efeknya, disini Leya itu sebagai korban lo bu" cerocos Leya tak terima.

"Udah lah Ley, terima aja, kan dihukumnya bareng sama gue" kata Anton dengan menampilkan wajah genitnya.

"Anjir gue jijik sama lo" ketus Leya.

"Awas ntar suka" ledek Mey dari belakang.

"Nggak bakalan" balas Leya setengah teriak.

"Udah ayo, tunggu apa lagi? Cepat ke lapangan, laksanain hukumannya atau mau ibu tambah?" kata bu Soya.

"Nggak perlu bu, makasih banyak ini aja udah cukup, tapi kalo mau ditambahin ya gapapa, asal saya bisa lebih lama-lama sama Leya" balas Anton dengan wajah cengengesan.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang