37

3.4K 150 0
                                    

"Leya bangun nak, di luar udah ada Anton sama mama Tari tuh, katanya mau nyari gaun," kata Alena yang mencoba untuk membangunkan putrinya.

"Leyaa," panggil Alena lagi sambil mengetuk pintu kamar Leya.

Pintu kamar Leya pun terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik yang hanya berbaluk handuk.

"Kenapa mah? Leya baru selesai mandi," kata Leya.

"Kirain mama belum mandi, udah sana buruan. Dandan yang cantik, habis itu kita nyari gaun buat kamu," kata Alena.

"Oh iya satu lagi, make up nya natural aja," tambah Alena sebelum melangkahkan kakinya pergi.

"Iya-iya," balas Leya malas lalu kembali menutup pintu untuk segera ganti baju.

"Yang ini atau yang ini?" gumam Leya sambil menimang-nimang dua baju yang warnanya sama dengan milik Anton yang dulu sempat ia beli.

"Yang ini aja deh," kata Leya dengan keputusan baju warna merah maroon ia masukkan kembali ke dalam lemari, sedangkan yang ia pakai baju warna hitam lengkap dengan celana warna putih.

Setelah kurang lebih 25 menit Leya sudah siap dengan polesan make up naturalnya. Lalu dengan cepat ia keluar dari kamar untuk menemui Tari dan juga Anton.

"Nah itu udah dateng," kata Alena setelah melihat Leya menuruni tangga.

"Yaudah yuk langsung berangkat aja," ajak Alena.

"Mah bentar," kata Leya mencagah Alena.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan hmm?" tanya Alena lembut.

"Enggak mah, tapi Leya belum sarapan, ntar kalo pada konser gimana?" kata Leya dengan nada lucunya.

"Apanya yang konser?" tanya Tari bingung.

"Cacingnya mah," balas Anton, sedangkan Leya hanya melempar cengiran kuda gingsulnya.

"Kamu ada-ada aja, nanti kita sarapan di luar aja ya," kata Alena lalu dibalas anggukan dari Leya.

Tari dan Alena yang sudah peka pun berjalan mendahului anaknya, dengan maksud dan tujuan yang tak lain agar Leya dapat berduaan dengan Anton, ya... Paling tidak gandengan tanfan gitu.

"Ini kita mau nyari dimana mah?" tanya Leya polos begitu mereka ber empat sudah berada di dalam mobil dengan Alena sebagai supirnya.

"Kalo nyari nggak bakal ada sayang, kan nggak ada yang buang," balas Anton.

"Ih ya bukan gitu, maksudnya tu ya.. Kita mau beli gaunnya itu dimana?" kata Leya.

"Di butik langganan mama sama mama Tari, disana gaunnya bagus-bagus," kata Alena dengan masih fokus ke jalanan depan.

"Bener tuh kata mama kamu, dijamin nanti kamu bakal suka sama model-modelnya," tambah Tari.

Perjalanan mereka tempuh  tak lebih dari setengah jam, dan kini Alena mulai memarkirkan mobilnya didekat butik.

"Yuk. Udah sampe," kata Alena lalu keluar dari mobil diikuti Tari, Anton, dan Leya setelahnya.

Satu kata untuk butik yang ada di depan mata Leya dan Anton sekarang.

Wowww!

Butik besar nan mengagumkan terpampang jelas di depan mata Leya dan Anton, bahkan mereka baru menyadari jika ada butik sebesar ini, dan yang tentunya harga disetiap pakaian yang dijual mencapai nilai yang sangat tinggi.

Mereka pun berjalan memasuki butik tersebut dan melihat-lihat setiap gaun yang dipajang, gaun yang sangat indan dan tentunya sangat mewah.

"Ley," panggil Tari.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang