18

4.2K 180 7
                                    

Spontan yang mendengar itu langsung menganga lebar tak percaya atas apa yang diucapkan Riko tadi.

"Lo? Lo suka sama Mey?" tanya Leya tak percaya dengan tatapan watadosnya.

"E.. Enggak kok, orang gue tadi cuma, cuma ngomong biasa aja," balas Riko gelagapan.

"Halah suka bilang aja, ntar kalo diembat sama yang lain baru nangis," kata Anton.

"Sok tai lo," ketus Riko.

"SOK TAUU!!" balas Leya, Anton, Vyo, Mey, dan Keyna serempak.

"Santai dong, nggak usah sampe paduan suara gitu, mending kalo merdu, ini ngegas," balas Riko dengan tangan yang masih menutupi telinganya.

"Lo suka sama Mey?" tanya Keyna.

"Ya nggak mungkin lah dia suka sama gue, secara yang deketin dia lebih baik dadi gue, jadi mustahil bangett ngett," kata Mey dengan nada seperti orang cemburu.

Cemburu? Mey cemburu?

"Iya juga sih ya," balas Keyna.

"Mungkin sih kalo buat gue," kata Riko.

"Maksud lo?" tanya Vyo.

"Ya mungkin," balas Riko ragu-ragu.

"Iya tau, mungkinnya itu mungkin yang gimana maksudnya?" tanya Anton yang mulai kesal.

"Ya maksudnya itu, gue emang suka sama Mey."

Krikk krikk krikk.

"WHATT?!!!" pekik Leya, Anton, Vyo, Keyna, dan Mey secara bersamaan.

"Biasa aja gitu bisa nggak sih?" tanya Riko.

"Gue yang suka kenapa kalian yang rempong sih?" kata Riko.

"Jadi lo beneran suka sama Mey?" tanya Leya dengan tatapan yang masih tidak percaya.

"Jadi kalian nggak percaya?" tanya Riko.

"Enggak!" balas Leya, Anton, Keyna, dan Vyo bersamaan, sedangkan Mey, dia bingung harus berbuat apa.

"Perlu bukti?" tanya Riko, yang lain mengangguk.

"Oke," Riko lalu berjalan kearah Mey yang masih diam membisu.

"MeyMey," panggil Riko lembut.

"Anjir kok gue jijik denger lo ngomong lembut kaya gitu," kata Anton.

"Diem dulu anying," kata Riko.

"Oke lanjut," balas Anton.

"Mey?" panggil Riko lagi, Mey menunduk.

Riko lalu berjongkok didepan Leya, dengan begitu ia bisa melihat wajah Mey yang sudah merah seperti udang rebus.

"Liat gue," kata Riko, lalu Mey menatap Riko.

Awass waferr :'v

Riko memegang kedua tangan Mey kemudian mengelusnya perlahan. "Gue suka sama lo Mey," kata Riko tulus.

"Gue tau kalo selama ini kita nggak pernah akur, berantem terus, tapi setelahnya gue percaya sama omongan anak-anak kalo benci bisa jadi suka, dan itu terbukti," kata Riko dengan tatapan yang masih tak lepas dari Mey.

Mey hanya bisa diam tak bisa menjawab, kemana cerewet Mey? Kemana suara toa Mey? Kemana sifat galak Mey pada Riko? Kenapa sekarang mendadak hilang?

"Gue sayang tau nggak sih sama lo," kata Riko lagi.

"Lo tau nggak? Gue itu juga bisa cemburu kalo lo deket-deket sama cowok lain selain gue, lo tau nggak? Kalo lo marah itu bukannya gue takut malah bikin gue tambah suka sama lo, tambah sayang sama lo," lanjut Riko.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang