08

6.1K 293 1
                                    

Saat ini Leya sedang duduk di atas balkon dengan memangku sebuah gitar, Leya memang mencintai dunia musik, bahkan dia pandai memainkan piano dan juga gitar. Soal suara jangan ditanyakan lagi, suara Leya bahkan bisa lebih bagus dari penyanyi aslinya.

"Malam ini bintangnya cantik, berpasang-pasang... Leya suka" gumam Leya pada dirinya sendiri dengan pandangan fokus kearah langit malam yang penuh dengan ribuan bintang.

Leya saat sedang memiliki beban fikiran dia lebih memilih diam daripada bercerita, salah satu cara melampiaskannya dengan memandangi bintang di langit malam, bagi Leya bintang yang bertaburan itu menenangkan.

"Gue bingung dan nggak habis pikir kenapa dulu gue bisa langsung ngasih hati gue sepenuhnya buat laki-laki brengsek kaya dia" kata Leya dengan senyum yang menyayat hati.

Leya menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya diiringi dengan sebulir air mata yang meluncur mulus di pipi nya.

"Nggak, gue nggak boleh terus-terusan kaya gini, gue harus bisa bangkit" suport Leya pada dirinya sendiri.

Leya mulai memainkan gitarnya, perlahan namun pasti, Leya bernyanyi diiringi dengan gitar yang dengan lihai ia mainkan.

Disini aku masih sendiri..
Melewati hari-hari yang sepi..
Aku tanpamu.. Masih tanpamuu..

Leya mulai menyanyikan lagu tersebut dengan merdunya, dia juga sangat menghayati setiap syair yang ia nyanyikan.

Bila esok hari datang lagi..
Ku coba tuk hadapi semua ini..
Meski tanpamu, oo... Meski tanpamu.

Bila aku dapat bintang yang berpijar..
Mentari yang tenang bersamaku disini..
Kudapat tertawa, menangis, merenung..
Ditempat ini aku bertahan..

Suara dengarkanlah aku..
Apa kabarnya pujaan hatiku..
Aku disini menunggunya, masih berharap..
Didalam hatinya.. Aa..

Leya terus menyanyikan lagu tersebut hingga bait terakhir, angin malam serta ribuan bintang yang bertaburan menambah momen malam Leya menjadi lebih menenangkan.

Leya mengakhiri lagunya dengan sangat indah, hingga suara tepuk tangan membuyarkan fikirannya.

"Tadi siapa yang tepuk tangan?" tanya Leya pada dirinya sendiri.

"Paling cuma firasat" lanjut Leya berusaha untuk tidak peduli, dia lebih memilih untuk melanjutkan acara memandang bintang dengan ditemani segelas susu coklat hangat kesukaannya.

"LEYY!!" teriak seseorang, Leya yang merasa ada yang memanggilnya lalu mencoba untuk mencari sumber suara tersebut.

"LEY DIBAWAH" teriakan itu terdengar lagi, teriakan yang menyuruh Leya untuk melihat kebawah, dan entah kenapa tanpa rasa curiga sama sekali Leya mengikuti kemauan dari suara misterius tadi.

Leya melihat ke bawah balkon kamarnya, disana berdiri sosok lelaki tampan dengan senyum manisnya, siapa lagi kalo bukan Anton.

"Lo ngapain malem-malem kesini?" tanya Leya setengah teriak dari atas balkon.

"Gue kangen, mau ketemu lah" balas Anton enteng dengan setengah berteriak juga.

"Dih ngaco, udah buruan sana pulang.. Ntar dicariin bonyok baru tau rasa lo" kata Leya dengan nada seperti orang mengejek.

"Dih malah ngusir, lo nggak tau kan gimana perjuangan gue buat kesini sampe diuber-uber anjing komplek" balas Anton.

"Loh kok bisa? Emang lo kesini jalan kaki?" tanya Leya.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang