"Janji?" tanya Anton sambil mengacungkan jari kelingking nya.
"Iya, Leya janji nggak bakal ninggalin Io lagi," balas Leya sambil menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Anton.
"Ehemmm!!!"Suara deheman dari orang tua Anton serta dari sahabat-sahabat Leya dan Anton mengacaukan momen romantis mereka.
"Napa sih," kata Anton berdecak sebal.
"Lo aja kemaren behhh, boro-boro romantis-romantisan kaya gini, dapet senyuman dari Ley aja kagak," kesal Riko.
"Ye kan kemarin my bebep lagi bobok panjang," balas Anton dengan nada polosnya.
"Kok gue jijik denger lo ngomong kek gitu," kata Keyna dengan nada horor nya.
"Gitu gimana?" tanya Anton polos.
"Lo nggak cocok ngomong sok polos gitu anjing!!" kata Riko ngegas.
"Ya santai bangsat kagak usah ngegas!!" balas Anton dengan nada ngegas juga.
"Gue nggak ngegas babi!!" kata Riko dengan nada yang masih ngegas.
"Itu ngegas asu!!!" balas Anton dengan nada yang tak kalah ngegas.
"Terusss.... Keluarin aja semua nama binatang, keluarin terus sambil ngegas sampe remnya blong!" kesal Leya dengan nada ngegas juga.
Semua yang ada di dalam ruangan pun menoleh kearah Leya dengan tatapan cengo.
"Kenapa?" ketus Leya.
"Ya ampun Leya, setelah sekian lama akhirnya kita bisa denger elo marah-marah lagi," kata Mey lalu berhambur ke dalam pelukan Leya disusul dengan Keyna.
"Gue nggak bisa napas ogeb!" kesal Leya sambil berusaha melepas pelukan Mey dan Keyna yang eratnya melebihi tali simpul mati.
"Hehe... sorry-sorry," kata Keyna dengan wajah cengengesan.
Tari dan Galih yang melihat hanya geleng-geleng kepala, namun disatu sisi mereka juga begitu senang karena keceriaan Anton sudah kembali seiring dengan sadarnya Leya.
"Om sama tante pamit dulu ya," kata Galih.
"Loh, om mau kemana emang? Kok buru-buru gitu?" tanya Keyna.
"Tadi baru aja dapet pesan dari orang tua Leya katanya disuruh nyusul mereka buat bantuin gitu," kata Galih.
"Ley titip pesen buat mama, papa. Ya mah pah?" kata Leya.
"Pasti sayang, kamu jaga kesehatan ya, makan yang banyak biar cepet sehat," kata Tari sambil mengecup kening Leya lembut.
"Iya mah," balas Leya tersenyum.
"Anton, kamu jagain Leya baik-baik," kata Galih.
"Tanpa papa suruh pasti Anton bakal jagain dengan baik," balas Anton semangat.
"Awas aja kalo calon menantu mama sampe lecet," kata Tari dengan menatap Anton dengan tatapan setajam elang.
"Anak mama itu Io apa Ley sih?" gerutu Anton sambil memasang wajah cemberutnya.
"Elo masih aja cemburu ama calon bini sendiri sih," celetuk Riko.
"Pantat anoa diem!" kata Anton dengan melontarkan tatapan tajamnya.
"Pangeran setampan gue lo bandingin sama pantat anoa? Parah lo parah," kata Riko dengan menggeleng kepalanya dramatis.
"Iya juga ya, harusnya disamain sama pantat kudanil," kata Anton.
Riko mengusap dadanya dramatis. "Astaghfirullah hal'azim. Gapapa, orang ternistakan itu bahagianya belakangan."
"Iya belakangan, kalo udah mau mati," balas Anton dengan terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love •End•
Teen Fiction•Story 1 of Erlangga• ================= Namaku Aleya Denada Willson, semua berawal saat aku mengenal pria menyebalkan yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah berhenti menggangguku, jika membunuh tidak dosa, maka ku jamin jika hidupnya akan berak...