34

3.6K 139 0
                                    

Aku tak pernah menginginkan perubahan, jadi aku harap tetaplah seperti ini. Jangan berubah ya.

⭐◾⭐◾⭐◾⭐◾⭐

"Astaga adegan 18++" kata seorang dokter yang memasuki ruangan Leya dengan diikuti seorang suster dibelakangnya.

Spontan Anton, Leya, Mey, Riko, Keyna, dan juga Vyo yang tadi saling berpelukan langsung melepas pelukan mereka masing-masing.

"Eh ada pak dokter, kenapa dok?" tanya Riko cengengesan.

"Nggak papa kok, cuma mau main aja, eh malah nggak taunya lagi ada adegan 18+" kata dokter tadi ngasal.

Dokter yang masih terbilang muda itu memang sudah akrab dengan Leya dan juga teman-teman Leya, karna dokter itu juga yang dulu menangani Leya, umurnya masih sekitaran 25 tahun.

"Adegan 18+ apaan," kata Anton.

"Lah tadi itu pada pelukan ngapain hayo?" balas dokter yang diketahui namanya Andi itu.

"Yee itu mah anak kecil baru lahir juga bisa nglakuin dok," celetuk Leya.

"Enggak lah, kan bayinya lagi pada digedong," balas Dokter Andi.

"Serah dok serah!" balas Mey, Keyna, Leya, Riko, Anton, dan Vyo serempak.

"Nggak harus paduan suara juga lah," balas Dokter Andi cengengesan.

"Langsung ke maksud utama aja deh dok, dokter kesini mau ngapain? Kalo nggak penting ndak usah kesini," ketus Anton.

"Sinis banget, jadi maksud dan tujuan utama kita datang kesini itu untuk mengecek kondisi Leya," kata Dokter Andi.

"Yaudah buruan," balas Anton lalu memberi jalan agar Dokter Andi dapat lewat.

Dengan dibantu suster, Dokter Andi memeriksa keadaan Leya, dan tak lupa mengganti impus Leya yang sudah hampir habis.

Setelah diperiksa dan diganti, dokter pun berpamitan untuk melanjutkan tugas yang lain.

"Sayangg..." panggil Leya lembut.

"Kenapa sayang?" balas Anton dengan sangat lembut.

"Aku laper," kata Leya dengan memasang wajah memelasnya namun terlihat sangat menggemaskan dimata Anton.

"Kamu mau makan apa hmm? Biar aku beliin," kata Anton.

"Ley mau es krim," balas Leya.

"Katanya laper? Lagian Ley belum boleh makan es krim dulu ya, nungguin Leya sembuh dulu," kata Anton lembut sambil mengelus lembut kepala Leya.

"Terus bolehnya makan apa dong?" tanya Leya dengan memasang wajah menggemaskan nya.

"Makan roti selai sianida aja kelar!" celetuk Riko.

"Upil anoa bisa diem nggak?" sinis Leya.

"Udah mending kita pacaran sendiri aja, kalo disini yang ada kita malah dijadiin obat nyamuk," kata Mey lalu mulai mengajak Riko menuju taman rumah sakit.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang