14

4.8K 204 7
                                    

Jangan terlalu sering membuatku takut, dengan tiba-tiba cuek dan slow respon contohnya.



⭐◾⭐◾⭐◾⭐◾⭐

"Papa belum pulang mah?" tanya Anton dengan masih lahap menyantap masakan mama tercintanya itu.

"Paling nanti malam jam 10an baru pulang, kenapa emang? Mau dikenalin ke Leya ya?" balas Tari sambil menggoda anak satu-satunya itu.

"Mama tau aja" balas Anton cengengesan, sedangkan Leya lebih memilih menundukkan kepalanya karena pipinya yang sudah merah merona bak udang rebus.

"Ley? Kok makanannya malah dibuat mainan gitu, masakan mama nggak enak ya?" tanya Tari tiba-tiba.

"Enak kok tan... Eh maksudnya mah" balas Leya dengan sedikit gelagapan.

"Santai aja Ley, anggep mama sendiri aja, itung-itung latihan" goda Anton dengan mengedipkan sebelah matanya.

Pipi Leya semakin memanas hanya gara-gara ucapan Anton yang unfaedah itu.

"Io, udah jangan gitu, kasian Leya nya. Tuh lihat pipinya udah merah banget gitu" kata Tari. Oh no! Malu sudah Leya dihadapan calon mertuanya gara-gara ketahuan blushing karena ulah Anton.

"Biarin mah, Leya kalo lagi kaya gitu lucu" balas Anton dengan diiringi tawa. Ingin rasanya Leya menjitak kepala Anton menggunakan sendok sayur.

"Nanti Ley pulang dianterin Io kan?" tanya Tari lembut pada Leya.

"Iya mah, nanti-" ucapan Ley terpotong oleh ucapan rese dari Anton.

"Nanti Io minta izin buat main ke rumah Leya ya mah, ada Riko sama Vyo juga kok, ceweknya juga ada temennya Leya, janji deh kita nggak bakal nakal" kata Anton menjelaskan.

"Iya mama izinin, tapi ingat jaga Leya jangan rusak dia, awas aja kamu kalo bikin calon mantu mama lecet" kata Tari dengan tatapan setajam elang dan juga posisi yang sedang merangkul erah Leya.

"Nggak kok mah, Io baik banget kalo sama Ley" kata Leya mencoba membela Anton agar tidak terlalu terpojokkan.

"Nanti kalo dia nakalin kamu, langsung bilang ke mama ya, biar mama yang ngasih hukuman ke Io" kata Tari dengan senyum hangatnya.

"Sebenernya, anak kandung mama itu Ley apa Io sih?" gerutu Anton yang merasa diperlakukan seperti anak tiri.

"Ya semuanya anak mama,  Leya kan nanti nikah sama kamu, nah otomatis kan jadi anaknya mama juga" kata Tari dengan tangan mengusap punggung Leya pelan.

"Iya deh iya" balas Anton, Leya lebih memilih diam, karena dia juga tidak tau harus mengatakan apa.

"Makannya udah kan?" tanya Anton, Leya mengangguk.

"Pulang sekarang?" tanya Anton lembut.

"Boleh, tapi mampir dulu ya" kata Leya.

"Nggak usah beli makanan aja ya" balas Anton.

"Kok nggak usah? Ntar 4 curut pada marah gara-gara pesanannya nggak dibeliin" kata Leya.

About Love •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang