Sejujurnya, dia baik. Hanya saja, cara penyampaiannya yang tak tepat dari kata baik.
***
"Ketua geng kelas 10?" tanya Serena pada Arvin yang tepat berada disebelahnya.
"Lho, apa lo gak tau orang yang tadi itu ketua geng Xaver. Dia anak keluarga Xaverius, yang punya yayasan sekolah ini, juga beberapa sekolah lainnya. Anggota geng mereka ratusan, dan itu tersebar di beberapa sekolah."
"Yang gue tau, anggota geng mereka di sekolah ini sekitar 85 siswa dari kelas 10 sampai 12, dia gak sembarang nerima anggota baru, geng mereka selalu terlibat tawuran, balap liar, bullying, bahkan sering nongkrong di club atau bar. Tapi, ketua mereka jarang hadir, dan akhirnya diangkat wakil ketua untuk menggantikan ketua mereka jika berhalangan." jelas Arvin membuat Serena tercengang mendapati kebenaran dari sosok Calvin.
"Siapa wakilnya?" tanya Serena dengan penasaran pada Arvin.
"Gue." jawab Arvin dengan tatapan datar membuat Serena membeku ditempatnya.
"Gue gak berbahaya kayak harimau, Serena. Lo harusnya waspada dengan Calvin, dia orang paling ditakuti di sekolah ini, jadi siapapun yang cari masalah sama dia bisa jadi korban bully ataupun drop out dari kepala sekolah, karena kepala sekolah pun tak berani menentang." lanjutnya membuat Serena tak bergeming, malah ia gemetar ketakutan dan mengingat tatapan tajam Calvin yang tadi ditujukan padanya.
"Jangan takut, Ser. Gue selalu ada buat lo." ucapnya sambil mengelus bahu Serena, berusaha menenangkan gadis yang ketakutan itu.
"Thanks, kak." gumam Serena sembari memejamkan matanya menikmati hembusan angin.
***
Calvin
Nurut mau gw, satu bln.Satu pop up dari notifikasi chat milik Serena membuat gadis itu mendelik kaget.
Saat ini ia sedang di kamar nya, bersantai-santai seorang diri ditemani teddy bear berwarna coklat miliknya.
"Mau lo apa sih, niat banget jadiin gue babu." sindir Serena kemudian ia membalas chat dari Calvin itu setelah mencak-mencak tak jelas.
Serena.
Mau lo apa sih?Calvin
Jadiin lo babu.Serena.
Gk mau.Calvin
Harus mau.Serena.
Gw gak bisa seenaknya lo suruh gt aja vin. Gw bukan babu lo!Calvin
Jd, lo nyari masalah sama gw?Serena.
Terserah lo anggep apa.Calvin
Pilih do atau bully?"Brengsek! Pilihan lo kagak ada baiknya sama sekali, Calvin!" umpat Serena kemudian ia memukul-mukul bantal, bahkan membuat seprai kasur nya berantakan.
Dan Serena tau kalau saat ini pastilah cowok itu sedang tertawa sinis meremehkannya.
"Shit, mending gue pilih jadi babu lo aja daripada bully atau drop out." gumam Serena kemudian ia mengetikkan kalimat balasan untuk Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...