Chapter 31

52 2 0
                                    

Perbedaan antara benci dan cinta itu beda tipis, sekali kamu melewati keduanya, maka perasaanmu akan berubah.

***

"Halo?" ucap Calvin dengan ragu pada seseorang diujung telepon.

"Gimana kabar dia?" tanya Calvin pada orang yang ada di seberang telepon itu.

"Oh, baik-baik aja ya? Saya minta maaf udah buat anda kecewa."

"Ini kesalahan saya, yang gak bisa buat dia untuk tetap sama saya, tapi, saya usahakan untuk jagain dia." ujar Calvin dengan suara penuh keyakinan.

"Enggak, ini gak ngerepotin saya, jujur aja, saya masih mencintai dia, tapi waktu itu dia sendiri yang mengatakan sudah tak mau bersama saya." jawab Calvin dengan tawa lirih.

"Anda gak perlu minta maaf, mungkin dia bosan dengan cara saya mencintainya, saya harap dia mau memikirkan baik-baik perasaan saya."  sahut Calvin dan ia hanya menampilkan senyum simpul.

"Kalau nanti, saya yang malah mengecewakan anda, saya minta maaf, mungkin saat itu perasaan saya untuknya sudah berubah." ujarnya dengan sedikit pelan, kemudian ia menutup telepon itu setelah mengucapkan 'terima kasih' pada orang diseberang telepon.

Itu kegiatannya dahulu, yang hampir tiap minggu ia lakukan, bertanya hal yang sama, "apa dia baik-baik saja?" padahal ia tau kalau jawabannya selalu sama, "dia baik-baik saja, tanpa pernah membahas kamu." yang tentu mampu membuat hatinya sakit ketika mengetahui fakta itu.

Lucu jika gadis yang dulu selalu ia kejar itu kini berbalik mengejarnya dan selalu bertanya, bahwa dulu dirinya selalu menanyakan kabar gadis itu lewat orang tuanya.

Ya, itu kegiatannya dahulu, yang mampu membuatnya bernapas lega setelah mengetahui kabar gadis itu, tapi kini, ia mencoba untuk mengubur perasaannya, yang selalu mampu membuatnya sakit.

Tapi, disaat ia mencoba mengubur perasaannya, mengapa gadis itu selalu dapat mengacaukan hatinya? Bahkan, ada orang lain yang tanpa ia sadari mulai masuk dalam hidupnya.

Atau bahkan, dirinya yang tanpa sadar sudah melewati sedikit batas dengan orang itu, dan hal itu membuatnya ragu untuk saat ini.

***

Jam pelajaran bahasa jepang baru saja berakhir, dan saat ini pelajaran sejarah, sudah lebih dari 10 menit guru yang bersangkutan belum juga datang.

"Vin, lo mending cari guru sejarah deh, udah lewat 15 menit nih." ucap Rena yang mengecek jam di ponselnya.

"Males gue, kalo jamkos, mending dipake main game." jawab Calvin acuh.

"Bijak banget ketua kelas kita, gak usah cari guru mendingan main aja." sahut Bagas dengan senang.

"Gak bisa gitu, nanti kalau dikasih tugas, kita juga yang repot, ayo cari!" suruh Rasya membuat Calvin mendengus.

"Iya, iya." ucap Calvin kemudian, dan ia menarik tangan Serena dengan paksa, membuat Serena terkejut.

"Vin, pelan-pelan dong kalau lo ngajak Serena, kasian kan anak orang jadi sakit." seru Bagas dan Aurell membuat satu kelas ribut karena ulah keduanya.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang