Kita bukan orang sama baik, kita juga orang yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan hal yang diinginkan, meski cara curang pun dilakukan.
***
Aurell, Keysha, Rena dan Rasya sedang membicarakan Serena. Kesempatan karena yang dibicarakan sedang tak ada.
"Eh, gue denger kak Arvin sama Serena putus?" tebak Rena membuat ketiga temannya mengangguk.
"Apa alasan kak Arvin mutusin Serena?" tanya Keysha pada Rena.
"Gue juga kurang tau, kasihan Serena dia kemarin nangis semaleman, mereka baru putus kemarin." jawaban Rena membuat Keysha mengangguk paham.
"Darimana lo tau berita itu?" tanya Rasya bingung.
"Dari Natha dong." jawab Rena dengan genit membuat Rasya menoyor pelan kening Rena.
"Emang kak Natha mata-mata nya kak Arvin ya? Sampe bisa tau kalo Serena nangis kemarin?" tanya Aurell yang bingung dengan perkataan Rena.
Benar, darimana Natha tau kalau cewek itu menangis semalaman? Pikir ketiga temannya yang lain.
"Entahlah gue gak tau." sahut Rena acuh.
"Wah, jangan-jangan Natha dateng lagi ke rumahnya Serena kemarin, ada udang dibalik batu ternyata." goda Keysha pada Rena membuat gadis itu mencebik kesal.
"Dia gak mungkin kayak gitu." sahut Rena kesal.
"Apaan sih pake bertengkar segala? Dasar caper." sindir Calvin yang ingin ikut berbicara bersama kedua teman akrabnya, Keysha dan Aurell.
"Alay deh." sindirnya.
"Gini ya, lo punya kaca gak dirumah? Kalau punya, liat tuh lo tuh alay juga." sahut Rena tak terima.
"Lo kali yang alay, gue mah swag." jawab Calvin dengan sombongnya.
"Najis."
"Emang lo pada ributin apa sih?" tanya Calvin pada keempat temannya itu.
"Tentang Serena, dia putus kan kemarin?" tanya Rasya pada Calvin.
"Yep." jawab Calvin polos.
"Lo tau darimana?"
"Dari Arvin." jawaban Calvin membuat kening teman-temannya berkerut.
Mengapa Arvin memberitahu Calvin soal kandas nya hubungan mereka? Pikir keempat temannya itu.
"Gak usah dipikirin kalau Arvin ngasih tau gue, mungkin faktor kesengajaan." ucapan Calvin membuat temannya menghela napas pasrah.
Serena datang dengan wajah sembab bersama Jessica, lagi-lagi ia menangis di toilet, pantas saja ia begitu lama.
Yang membuat Calvin heran, bukankah hubungan keduanya cuma skenario? Lantas mengapa keduanya serasa terpaksa berpisah padahal hati mereka tak menginginkannya? Pikirnya.
Jika kalian bertanya, darimana Calvin tau kalau hubungan Arvin dan Serena adalah skenario, ia adalah orang yang sejak awal mendengar percakapan Arvin dan Serena di taman belakang, salahkan saja kedua orang itu memilih tempat dimana biasanya ia sering bersantai untuk membolos.
Bahkan, ia juga yang mengikuti Arvin di pagi hari menuju rumah Serena, dan kemarin saat hari hujan, ia mengamati dari sudut yang tak terlihat hingga ia dapat mendengar percakapan mereka dengan leluasa.
Selain itu, ia juga heran mengapa Arvin mengatakan padanya bahwa hubungannya dengan Serena sudah usai, dan berkata bahwa itu skenario, padahal ia tak ada mengatakan apapun, mungkin memang benar kalau itu faktor sengaja. Atau, memang Arvin sudah tau kalau dirinya sering menguping pembicaraan mereka? Tebak Calvin dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...