Kamu itu, kalau deket suka ngeselin, ya. Tapi, kalau jauh, suka ngangenin.
***
Camp Sispala berlangsung selama tiga hari di sebuah tebing, ada 2 bis yang mengikuti perjalanan cukup jauh tersebut, salah satu bis nya ditempati oleh Serena, gadis itu duduk sendiri menghadap jendela sembari mendengarkan musik lewat headset merah miliknya, bahkan gadis itu tak sadar kalau seseorang memanggilnya.
Tempat duduk disamping Serena bergerak seolah gelisah, gadis itu menoleh dan tampak seorang cowok yang mengenakan hoodie berwarna orange dan masker hitam sedang membenahi tasnya untuk tempat ia duduk.
"Boleh gue duduk disini?" tanya cowok itu pada Serena, hal itu membuat gadis itu mendengus kesal.
Diantara banyaknya teman dalam satu bis, mengapa mesti cowok menyebalkan itu yang duduk dengannya, begitulah pikirnya.
"Terserah." jawab Serena acuh.
"Jangan jawab terserah dong, gue kan butuh kepastian." goda Calvin dengan mata yang terlihat menyipit seperti bulan sabit, tanda bahwa ia tersenyum.
"Banyak mulut lo." sahut Serena sedikit ketus, namun Calvin hanya tertawa saja menanggapi.
"Lo kenapa duduk disini sih? Tuh Bagas manggil lo buat duduk dibelakang." ucap Serena tiba-tiba membuat Calvin menoleh pada Bagas dan memberi kode pada temannya itu agar tak menyuruhnya duduk disampingnya.
"Gue mau duduk disini karena gue mau cerita."
"Soal mantan lo itu?" tanya Serena kemudian ia menoleh pada Calvin, lantas cowok itu mengangguk.
"Kok tau?" tanya Calvin heran pada Serena, lantas cewek itu hanya mendengus ketus.
"Setiap lo mau cerita sama gue, pasti soal Reva."
Jawaban itu membuat Calvin hanya tersenyum jail, memang selain Bagas, ia hanya bercerita soal Reva pada Serena, dan entah kenapa alasannya.
"Yah, ini tentang gue, juga tentang lo."
"Kenapa?" tanya Serena bingung, karena hal yang ingin dibicarakan Calvin, tentang dirinya juga.
"Jauhin Arvin sebisa lo, dia fake people on the earth, sekarang dia deket sama Kezia temen sekelasnya." ujar Calvin membuat Serena diam.
"Gue berusaha buat menjauh kok dari kak Arvin, lagipula, lo ngomong gitu ke gue, apa lo gak nyadar kalo lo sendiri gak berusaha menjauh dari Reva? Padahal dia juga fake people on the earth, kenapa lo gak paham?" sahut Serena setelah ia diam beberapa menit, hal itu membuat Calvin sedikit heran, cewek itu mampu berucap seperti itu pada dirinya, begitulah pikirnya.
"Gue berusaha, Ser, but you know, gue dijodohin sama dia, dan lagi, mungkin perasaan gue tetap sama." jawab Calvin, ia menunduk sedikit, berusaha menghindari tatapan Serena.
"Gue juga gitu, berusaha buat lupain, tapi apa? Sama aja kan hasilnya?" ujar Serena sedikit ketus.
Setelah ucapan Serena terlontar, perjalanan menuju bukit serasa canggung bagi Calvin dan Serena, karena di awal keberangkatan keduanya adu mulut seperti dulu.
***
Sesampainya di area perkemahan, leader klub Sispala memutuskan untuk membagi anggota menjadi 2 bagian, yakni untuk memasang tenda, dan mengumpulkan kayu bakar untuk persiapan api unggun nanti malam.
Calvin dan Serena ada dalam regu yang sama, yakni untuk mengumpulkan kayu bakar, sedangkan Bagas ada di regu untuk memasang tenda.
Serena berjalan sendirian masuk ke dalam hutan, cuaca cerah, dan di sekeliling mata memandang hanya pohon-pohon tinggi yang menjulang yang menemani Serena masuk ke dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...