Aku tidak akan kehilangan harapan dan menyerah, hanya karena perasaanku tak terbalaskan.
***
Calvin, Bagas, dan Farrel sedang berada di base camp mereka yang lain, yakni taman belakang, mereka sering berkumpul didekat gudang, karena tempat itu sepi dan rindang.
"Vin, lo kok gak undang anak MIPATrix ke ulang tahun lo kemarin?" tanya Farrel sembari memainkan game mobile di ponselnya.
"Hari ini, semua orang selalu aja nanya hal yang sama, gue gak tau kalau temen-temen SMP gue bakal dateng ke sana." jawab Calvin dengan ketus.
"Terus, kenapa pada dateng?"
"Nyokap gue yang undang mereka, gue kira itu cuma makan malam biasa karena yang dateng kolega orangtua gue aja, dan ternyata temen-temen SMP gue dateng, Reva juga." jelas Calvin yang juga fokus bermain game mobile di ponselnya.
"Bener yang dibilang Rasya? Kalau lo balikan sama Reva?" tanya Bagas disela-sela permainan.
"Enggak, gue gak balikan, tapi perasaan gue masih sama, cuma gue heran pernah ketemu cewek labil macam Reva, dia yang mutusin gue dan dia juga yang minta balikan." jawaban Calvin membuat Bagas tertawa sumbang.
"Lo idiot banget bisa suka sama cewek model begitu!" hinanya kemudian.
"Padahal setelah putus, gue yang minta balikan dan gak pengen putus, dan dia minta gue buat ngejauh. Kemarin, dia minta kesempatan untuk menunjukkan ke gue kalau dia udah berubah." ujar Calvin membuat Bagas mengangguk paham.
"Dan lo mau kasi dia kesempatan gitu aja?" tanya Farrel.
"Terpaksa, gue gak tega liat dia mohon kayak gitu." jawaban Calvin membuat Bagas menepuk jidat nya.
"Gue yakin 120% lo itu idiot, Vin." sahut Bagas sembari menoyor pelan kepala Calvin.
"Hah?" tanya Calvin bingung.
"Udah jelas lo dimanfaatin masih aja lo bersikap baik, teman macam apa lo ini? Bego nya sampe ke sum-sum tulang." ejek Bagas sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terserah." jawab Calvin ketus.
***
Hari ini cerah berawan, hari terakhir simulasi UNBK, ketika Serena sedang menunggu Alvan di lobby, ia berpapasan dengan Calvin
Cowok itu hanya diam, tak menatapnya, dan tatapan cowok itu lurus tajam kedepan. Serena mengikuti arah mata cowok itu, dan ia melihat seorang siswi dengan seragam berbeda berdiri di pintu gerbang.
Siswi itu terlihat modis, rambutnya yang berwarna hitam bergelombang tergerai dan bermain dengan angin, seragamnya dari SMA St. Xaverio, salah satu sekolah milik keluarga Calvin.
"Ngapain lo disini?" tanya Calvin ketika gadis itu mendekatinya.
"Boleh dong, gue kan mau liat lo."
"Gak usah deket-deket sama gue deh, apa lo lupa? Hubungan kita udah lama mati!" bentak Calvin pada cewek itu, tapi tetap saja ia gigih untuk mendekati Calvin.
"Tapi perasaan lo ke gue belum mati, Calvin. Lo yang ngasih gue kesempatan kedua." jawab Reva dengan lembut.
"Kalau lo bersikap sama seperti sebelumnya, kesempatan yang gue kasih ke elo gak akan berguna, percuma kalau gue udah pernah liat trik lo itu." sindir nya dengan tersenyum miring dan memiringkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...