Chapter 20

56 2 0
                                    

Pada akhirnya, aku dan kamu hanya sebatas kata, yang tak akan pernah menjadi kita.

***

Hari ini, sudah disepakati bahwa Aldo dan Ian yang akan bertanya dengan Arvin, soal hubungannya yang sebenarnya dengan Serena.

Biarlah Natha, Nanta, dan Luigi diam dikantin, karena Nanta dan Natha cepat sekali emosi, Luigi tak ingin adanya baku hantam ketika berbicara dengan Arvin, sehingga ia mengamankan kedua orang itu.

"Arvin." panggil Aldo saat istirahat berlangsung, dan kelas sedang sepi.

Arvin mengernyit bingung, tumben sekali Aldo memanggilnya seperti itu, dan Arvin rasa ada sesuatu yang penting saat Aldo menatapnya dengan serius.

"Vin, kita temen, kan?" tanya Ian tiba-tiba pada Arvin, membuat Arvin mengangguk.

"Kenapa?" tanya Arvin pada Aldo.

"Tentang hubungan lo sama Serena." jawab Aldo ketus.

"Ya, kenapa, gue masih baik-baik aja sama dia." ujar Arvin sambil melipat kedua tangan didepan dadanya.

"Jangan bohong."

"Gue gak bohong." sahut Arvin kemudian ia menatap Ian yang menatapnya sinis.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" tanya Arvin dengan mengangkat satu alisnya.

"Apa maksud skenario, Vin? Jujur aja, selama ini lo bohong kan sama kita semua?" Ian menatap Arvin dengan sinis.

Detik itu juga Arvin merasa dingin di sekujur tubuhnya, darimana teman-temannya tau soal skenario miliknya, kapan? Apa mungkin saat ia berbicara dengan Serena di taman belakang kemarin, Arvin menjadi tegang, bahkan ia berkeringat dingin sekarang.

"Darimana kita tau, itu yang ada di otak lo, kan?" ucapan Aldo yang seperti membaca pikirannya, membuat Arvin meneguk ludahnya.

"Lo yang ngasi tau kita, Vin." lagi-lagi ucapan Ian membuat Arvin bingung.

"Ap—lo ngomong apa sih?" tanya Arvin pura-pura tak tau.

"Jangan pura-pura bego. Jelasin sekarang, hubungan lo sama Serena, Vin. Ini menyangkut junior kita yang gak salah apa-apa." jawaban Aldo membuat Arvin berkeringat dingin.

Apa yang harus ia jelaskan, sekarang ia diposisi yang amat sulit, dan apa yang harus ia lakukan karena ia terdesak dengan Aldo dan Ian.

"Lo ngomong apa sih? Gue sama Serena pacaran, dan kita baik-baik aja."

"Jangan kabur dari masalah, Arvin." sahut Ian dengan ketus.

"Oke, oke. Gue ngaku, gue sama Serena gak pacaran, puas?!" jawab Arvin dengan sedikit bentakan.

"Kenapa lo manfaatin dia? Dia gak ada salah apa-apa." ujar Aldo yang bersikap datar, berbeda dengan Ian yang bersikap ketus dan sinis.

"Jujur, gue kecewa sama lo, Vin. Lo tega bohongin teman-teman lo yang bahkan udah kayak saudara, gue gak ngerti jalan pikiran lo." sahut Ian dengan ketus.

"Emang, awalnya gue cuma manfaatin dia karena taruhan, tapi semakin kesini, gue sadar, gue cinta sama dia." Arvin sudah bingung harus mengatakan apa pada Aldo dan Ian, ia mengusap wajahnya kasar.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang