I get jealous because I'm afraid someone is going to make you happier than I do.
***
Dalam ruangan luas itu terdapat seseorang yang berkeliling, dan satu orang lagi yang berbaring dikasur empuknya.
"Kamar ini gak berubah." ucap orang yang berkeliling itu.
"Buat apa dirombak lagi, udah bagus begini. Yang perlu dirombak itu perasaan lo." sahut orang yang berbaring dengan sinis.
"Lo suka banget ya bahas hati. Itu membuat gue ingat sesuatu, saat pertemuan pertama kita." ujar gadis yang berkeliling itu pada cowok yang berbaring dikasurnya.
"Aduh, sorry, sorry." ucap seseorang yang tak dikenal cowok itu, orang itu berdiri di depan nya, seraya membersihkan noda yang dibuat gadis itu di seragam putih birunya.
"Sorry, gue gak sengaja, tadi gue disenggol temen, terus lo malah nabrak gue."
"Woi, pake mata lo," ucap cowok itu dan ia memegang dagu cewek di depan nya untuk dapat melihatnya.
"Lo yang nabrak gue, bukan gue yang nabrak lo. Kalo gue yang nabrak lo, otomatis, noda minuman ini ada di baju lo." sindir nya dengan sinis, membuat cewek didepannya malu untuk menatapnya.
"Aduh, iya deh gue ganti seragam lo! Berapa sih harganya, lo anak mana sih?!" bentak cewek itu saking malu tak terima dipermalukan oleh cowok itu.
"Wow, berani bayar seragam gue? Dilihat lagi, lo satu sekolah sama gue, seragam kita sama. Yakin lo gak kenal gue?" tantang cowok itu dengan nada ejekan sinis.
"Gak, gue gak kenal sama lo!" balas cewek itu dengan ketus.
"Gue Calvin Valentino, anak keluarga Xaverius yang punya yayasan sekolah St. Xaverio." jawab Calvin yang tersenyum miring menatap cewek didepannya itu.
St. Xaverio adalah salah satu sekolah elite milik keluarganya, untuk masuk sekolah ini pun terbilang susah meski siswa tersebut menerima beasiswa.
"Jadi lo anak pemilik yayasan, gue baru tau, lagipula, yang terkenal itu nama lo, bukan wajah lo, jadi mana gue tau yang namanya Calvin yang mana." jawabnya tanpa beban sama sekali.
"Yaudah kenalan."
"Eh?" tanya gadis itu heran.
"Gak kenal gue, kan? Yaudah kenalan." sahutnya kemudian Calvin mengulurkan tangannya pada gadis itu.
"Calvin."
"Reva, Revana Angelia." ucap gadis itu sembari menjabat tangan Calvin.
"Lo kelas apa?" tanya Calvin berbasa-basi.
"Kelas 2-E." jawaban Reva begitu singkat dan jelas.
"Gue kelas 2-C, sesuai nama gue kan? C—Calvin." ujar Calvin sembari tertawa hambar.
"Lo aneh ya."
"Kok?"
"Tadi lo marah ke gue, sekarang lo jadi baik ke gue, kenapa?" tanya Reva heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...