Chapter 26

51 1 0
                                    

Terkadang aku seperti lilin ulang tahunmu, yang kau padamkan dan orang-orang pun bertepuk tangan.

***

Calvin buru-buru pergi meninggalkan kelas karena ia ada acara keluarga di sebuah restoran, awalnya cowok itu pikir yang hadir hanya keluarganya serta beberapa kolega orangtuanya, tapi ternyata orangtuanya mengundang teman-teman lamanya tanpa sepengetahuannya, bahkan Reva juga turut hadir.

Calvin sempat mengajak cewek itu berbincang, dan cewek itu hanya bersikap biasa seolah tak ada apapun, jujur saja ia rindu pada gadis itu, dan ia minta izin untuk memeluk gadis itu sebentar, untuk ulang tahunnya.

Calvin berfoto bersama teman-temannya, juga bersama Reva, di sana mereka terlihat biasa saja, bahkan beberapa teman lama Calvin menggoda mereka berdua.

Benar, perasaannya masih sama, belum berpindah dari pemiliknya, Reva.

"Happy birthday, Vin." ucap Reva pada Calvin yang sedang berbincang bersama teman-temannya.

"Thanks, lo udah mau dateng." jawab Calvin tersenyum simpul pada Reva.

"Gimana kabar lo?" tanya Reva dengan sedikit ragu.

"Tentang apa? Kalau perasaan gue, masih sama, tapi hati gue lagi sakit."

"Kenapa?"

"Soalnya lo udah sama orang lain yang bisa buat lo lebih bahagia dari gue." jawaban Calvin membuat Reva tertawa pelan.

"Dan lo cemburu, lo lucu ya." sahutnya sembari tertawa.

"Gue emang awalnya cuma manfaatin lo doang, tapi jujur gue suka sama cara lo ngasih perhatian ke gue. Dan bisa kita balikan kayak dulu?" tutur Reva pada Calvin membuat cowok itu mengernyit heran.

"Haha, Va, buat apa sih gue balikan sama orang yang udah nyia-nyiain perasaan tulus gue, bahkan gue pun belum bisa bikin perasaan gue ke lo mati, kayak hubungan kita."

"Hubungan kita udah lama mati, jadi gak perlu diungkit lagi." lanjutnya dengan nada sindiran pada Reva, ia sedikit kesal dengan tingkah labil Reva yang awalnya memutuskan hubungan mereka namun dia juga yang meminta balikan.

Benar kata Serena, Reva itu gadis yang munafik, fake people on the earth, pantas saja Tuhan menjauhkan dirinya dengan gadis seperti itu, dan ia merasa pepatah habis manis sepah dibuang itu sama sepertinya sekarang.

"Tapi, Vin, lo bisa kan ngasih gue kesempatan?" tanya Reva dengan ragu.

"Kesempatan? Setelah apa yang lo lakuin ke gue?"

"Please, gue mohon, Vin." pinta Reva membuat Calvin mendengus pelan, dan ia mengangguk samar.

"Gue beri lo satu kesempatan." putusnya kemudian.

***

Arvin merasa canggung ketika ia bertemu orangtuanya, belakangan ini hubungannya dengan orangtuanya membaik, bahkan ia mulai untuk membuka hatinya bagi ibu tirinya.

Ia merasa tak semua ibu tiri itu seperti yang diceritakan, jahat pada anak tirinya, bahkan ibu tirinya itu lebih baik dari ibu manapun, dia begitu baik pada Arvin.

Seminggu lagi Arvin akan melaksanakan beberapa simulasi UNBK dan sungguh, ia ingin mendapat dukungan dari Serena, entah mengapa setelah skenario mereka usai, hubungan mereka menjadi lebih canggung dari pertama bertemu.

Satu pop up notifikasi chat masuk dari aplikasi chat Arvin, itu dari Serena. Gadis itu menge-chat dirinya sejak kemarin.

Serena.
Kak, bentar lagi bakal sibuk ya?

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang