Maybe you look me like I don't care about you, but you don't know that my mind full of you.
***
Hari ini tanggal 12 Februari, itu artinya dua hari lagi Calvin ulang tahun, dan Serena sedang bingung ingin memberikan cowok itu hadiah apa.
Jika kalian bertanya mengapa Serena bingung ingin memberi hadiah apa, itu karena Calvin sudah memberinya hadiah lebih dulu di awal bulan kemarin, dan lagi Serena sudah mengakui kalau Calvin adalah temannya.
Tapi, yang membuatnya bingung adalah, hadiah apa yang mesti ia berikan, secara Calvin adalah orang yang mampu memiliki segala hal yang tak dimiliki orang lain, dan ia tinggal meminta itu saja, beberapa waktu kemudian pastilah barang itu sudah sampai di tangan Calvin.
"Ser, lo mau ngasi Calvin hadiah?" tanya Rasya saat mereka berada di kantin.
"Gak tau." jawab Serena acuh, ia lantas memakan makanan pesanannya.
"Menurut gue, lo ngucapin aja deh." sahut Rasya sembari meminum pesanannya.
"Gue bingung ah, mau ngasih dia hadiah apaan." jawab Serena, ia malah tak nafsu makan karena membahas Calvin.
Sudah lebih dari seminggu Serena tak melihat Arvin disekolah, mungkin seniornya itu sengaja menghindarinya.
"Gue rasa, lo gak perlu ngasih dia apa-apa." sahut Aurell yang juga menyantap makanannya.
"Bener tuh, lagipula lo mau ngasi dia apapun juga pasti dia punya yang lebih baik, Ser." ujar Keysha dengan sedikit mengeluh.
"Iya ya, kadang gue iri sama dia." Aurell lagi-lagi ikut menimpali.
"Udahlah, bikin nafsu makan gue buruk aja." ucap Serena ketus, ia terganggu karena ucapan teman-temannya dan juga suara geng Xaver yang heboh disudut kantin dekat gudang yang juga ada di basement.
Itu karena Bagas, Aldy, dan Rey yang membuat suasana ribut, karena ketua geng mereka akan berulang tahun dua hari lagi, jadi Bagas, dan teman-teman geng Xaver lainnya mengucapkan hal itu sekarang, supaya besok mereka bisa membuat pesta khusus sebelum hari H.
"Jangan terlalu berisik, guys. Kalian ganggu orang lain." ucap Calvin sembari memainkan ponselnya dan juga mengunyah permen karet mint kesukaannya.
"Uhuk, ganggu gebetan lo maksudnya?" sindir Bagas dan Rey memanasi suasana.
Untunglah yang hadir di sana hanya sekumpulan anak kelas 10 yang tergabung di gengnya, dan para seniornya tak ada yang ikut mengikuti kegiatan aneh yang dicetus oleh Bagas tersebut.
"Besok jadi manggang?" tanya Rey pada Bagas, kemudian cowok itu mengangguk.
"Dananya udah siap kan? Kita sewa villa deket danau aja, jangan lupa rokok sama minumnya." ucap Rey lagi membuat Daniel yang memegang uang hasil penggalian dana itu menyahut.
"Beres, tinggal beli aja, nanti biar Farrel yang sewa villanya." sahut Daniel membuat Rey mengacungi jempolnya.
"Gue gak minta acara manggang ini terlalu mewah." ujar Calvin pada teman-temannya.
"Apaan sih lo, jangan shy shy cat gitu lah, bilang aja mau tapi gengsi." sahut Christian sembari tertawa.
"Lo yang apaan." sindir Calvin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...