Sejujurnya, yang membuat orang lain patah hati bukanlah cinta, tetapi besarnya harapan yang kita inginkan darinya.
***
Diam. Menjadi kebiasaan Serena selama seminggu ini, ia jadi gadis yang tak ceria, pemurung, bahkan lebih sering berteman dengan kesendirian, ia tak lagi bersama Rasya dan yang lainnya.
Dunianya tertutup, terutama pada cowok itu, yang mampu membuatnya patah hati, Calvin.
"Ser," panggil seseorang membuat Serena terkejut, ia mendongak, mendapati Farrel dan Bagas yang mendekatinya.
"Lo kenapa sih, murung terus akhir-akhir ini?" tanya Bagas pada Serena, namun gadis itu tak menjawab, ia hanya menggeleng lesu.
"Lo ada masalah? Cerita aja kalo gitu." ujar Farrel mencoba menghibur Serena.
"Apa—dia udah punya pacar?" tanya Serena dengan ragu pada keduanya.
"Dia siapa?" tanya Bagas balik pada Serena, membuat gadis itu menunduk diam.
"Calvin." jawab Serena dengan suara kecil, hal itu langsung membuat keduanya saling pandang ketika mengetahui jawaban Serena.
Mengapa gadis itu menanyakan kabar ketua geng tersebut, bukannya menanyakan kabar wakil ketuanya yang pernah menjalin hubungan dengannya, meski itu adalah sebuah hubungan palsu.
"Gue gak salah denger kan kalo lo nyebut nama Calvin?" tanya Farrel memastikan pendengarannya tidak bermasalah.
"Kok jadi Calvin sih, Ser?" tanya Bagas heran, hal itu membuat Serena menunduk.
"Bukan apa-apa, gue lagi ada masalah sama dia." jawab Serena dengan lesu, hal itu membuat Bagas menatap gadis itu dengan kasihan.
"Lo kenapa sih, masalah terus sama Calvin, padahal kan, dia orang yang baik." ucap Bagas yang duduk disamping Serena, gadis itu langsung menatapnya heran.
"Baik? Orang yang kayak Calvin lo bilang baik? Dia yang ikut balap liar, minum-minum, ngerokok, bahkan bersikap seperti ditaktor lo bilang baik?" tanya Serena mengungkapkan pendapatnya pada Bagas, hingga cowok itu mengernyit bingung.
"Ser, ada banyak hal yang perlu lo tau, Calvin gak pernah ngerokok." sahut Farrel membenarkan fakta.
"Dia juga gak pernah ikut balap liar, anggota geng yang lainnya yang ikut balap liar." ujar Bagas melanjutkan ucapan Farrel.
"Minum-minum, dia cuma ngelakuin itu kalo lagi stress, lo tau kan Calvin kalo stress gimana? Terakhir dia mecahin cermin dan tangannya luka."
"Itu belum seberapa, dulu waktu dia stress, dia bisa ngelakuin hal yang lebih parah dari itu." lanjut Bagas memberitahu Serena sedikit fakta lain dibalik sosok Calvin.
"Dia bersikap seperti ditaktor, karena dia pemimpin geng, dia berkuasa atas segalanya, lo pasti tau kalau sekolah ini pun milik dia." sahutan Farrel mengakhiri fakta lain yang membuat Serena terdiam.
Ia berpikir, ternyata ada banyak hal lain, yang belum ia ketahui tentang Calvin, padahal ia merasa bahwa cowok itu sudah menceritakan semua masalahnya, ternyata belum semuanya, kemungkinan terbesar adalah Bagas yang merupakan sahabat Calvin yang tahu segala hal tentang cowok itu.
"Gini ya Ser, lo boleh kok berpendapat soal orang lain, tapi lo harus cari kebenarannya, apakah pendapat lo benar, atau cuma opini lo aja." ucap Bagas membuat Serena menunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen FictionSkenario yang awalnya hanya untuk sebuah permainan karena taruhan berubah menjadi sesuatu hal yang tak bisa disangkal oleh dua orang yang terjebak dalam permainan ini, namun mereka terlanjur melibatkan orang lain. "Sebuah skenario palsu, hanya untuk...