Chapter 37

56 1 0
                                    

Pergilah menjauh jika kamu tak mau bersamaku, tapi mendekatlah jika kamu ingin.

***

Hari ini adalah jumat, hari terakhir sekolah pada minggu di pertengahan bulan April. Seminggu lalu pertemuan makan malam antara keluarga Calvin dan Reva, di pertemuan tersebut cowok itu mengatakan ingin membatalkan perjodohannya dengan Reva, tanpa adanya perlawananpun, perjodohan mereka batal dengan damai, meski ia tak tahu langkah apa yang diambil oleh Reva nantinya.

Istirahat siang ini, cowok itu berjalan mendekati Serena yang sedang sibuk di bangkunya.

"Fel," panggil Calvin dengan membawa ponselnya dengan kamera mode aktif.

"Apa?" tanya Serena heran, ia sedikit terkejut karena cowok itu menyapanya saat mereka sudah jarang berbicara bahkan menyapa.

Karena sepertinya cowok itu menghindarinya, atau mungkin dirinya yang mencoba menjauh dari sosok Calvin.

"Boleh gue foto jawaban sejarah, gak?" tanya Calvin sedikit ragu, kemudian Serena mengangguk, ia menyerahkan catatannya pada Calvin.

Dari belakang, pose cowok itu seakan seperti merangkul Serena, padahal kenyataannya tangan kirinya ia gunakan sebagai penumpu didekat bahu Serena.

Menyadari momen pas tersebut, Bagas segera memotret bak paparazi yang handal, setelah Calvin kembali di bangkunya bersama Bagas, cowok disampingnya itu terlihat tersenyum dengan wajah cerah membuat Calvin mengernyit bingung.

"Ngapain lo senyam-senyum gitu? Gak kesurupan kan?" sindir Calvin dengan tatapan heran, tak lama kemudian Bagas memperlihatkan hasil jepretannya dengan kamera ponsel pada Calvin.

"Kirim ke gue."

"Wah, jadi lo sekarang mulai suka sama Serena." sahut Bagas dengan senyum sumringah.

"Gatau." jawab Calvin acuh, ia memainkan ponselnya dengan asyik tanpa mengerjakan apapun.

"Jujur aja kenapa sih?" tanya Bagas heran.

"Susah." ujar Calvin ketus.

***

Seperti sebelumnya, Serena tak diijinkan pulang dulu oleh Calvin, cowok itu melemparinya dengan remasan sticky note berwarna matcha, seperti rasa kesukaan cowok itu.

Kertas itu berisi tulisan ceker ayam Calvin, yang meminta Serena untuk diam lebih lama di kelas, ia ingin berbicara dengannya.

Kelas sudah bubar sejak 5 menit lalu, bahkan setelah bel berbunyi kelas sudah sepi karena banyak murid langsung pulang untuk nongkrong bersama teman-temannya atau pergi bimbel.

Serena duduk dibangkunya, menatap kosong pada meja diatasnya yang terdapat kertas sticky note berwarna matcha.

"Ada hal apa yang perlu lo omongin ke gue?" tanya Serena setelah Calvin duduk dibangku yang ada disampingnya.

"Lo kenapa jauhin gue?" sahut Calvin langsung bertanya dengan menatap Serena, gadis itu lantas memalingkan pandangannya, seakan enggan untuk melihatnya.

"Gue salah apa sama lo? Jawab, Fel, bukannya diem." pinta Calvin pada Serena, ia kemudian memegang tangan Serena diatas meja.

"Kenapa—lo selama ini cuma manfaatin gue?" tanya Serena membuat Calvin heran, ia mengernyit bingung.

Yang ada di pikirannya, kapan ia memanfaatkan Serena, jelas-jelas Arvin sang senior yang memanfaatkan gadis itu, bahkan melibatkan perasaan gadis itu sendiri.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang